2/2

401 71 24
                                    


4. 30 PM

Joanna baru saja selesai mandi. Keramas dan memakai lulur rasa strawberry. Hingga membuat aroma ini menguar setiap dia melangkahkan kaki.

"Wanginya anak Mama!"

Puji Jessica saat melihat Joanna menuju dapur. Membuka kulkas dan mengambil air minum. Sebab dia haus.

"Thank you, Ma!"

Joanna tersenyum senang. Lalu meminum air dingin yang baru saja diambil dari kulkas. Kemudian duduk di salah satu kursi makan sembari menatap Jessica yang sedang membuat adonan pastel basah.

"Mama masak lagi? Kenapa tidak sekalian beli? Kan jadi repot sendiri."

"Kita harus hemat. Proyekan Papa gagal, jadi ya---begitu, lah. Tapi kamu tenang saja, uang jajan aman! Mama dan Papa punya banyak tabungan."

Joanna menatap Jessica sendu. Sebab dia mulai merasa bersalah saat itu. Karena kehadiran dirinya jelas juga berpengaruh.

"Maaf, ya, Ma. Karena ada aku, pengeluaran kalian bertambah. Aku janji, kalau sudah kerja, aku akan---"

Ucapan Joanna terjeda saat tiba-tiba saja Mega datang. Salah satu teman Jeffrey yang baru saja dari kamar mandi. Membuat gadis ini tersenyum tipis.

"Tante mau dibantu? Bosen, nih! Anak-anak main PS terus."

"Boleh. Pakai sarung tangan dulu, ya?"

Mega mengangguk singkat. Lalu memakai sarung tangan, dibantu Joanna yang ingin ikut membantu Jessica juga. Sehingga mereka mulai berbincang dan bercanda juga.

Untuk yang pertama kalinya Joanna dan Mega duduk bersebelahan dan berbincang cukup lama. Sebab biasanya, mereka hanya bertegur sapa saat berpapasan saja. Padahal, Jeffrey dan Mega sudah berteman sejak SMA.

Matahari sudah tenggelam dan gerimis datang. Menjatuhi bumi dengan perlahan. Membuat Joanna yang sedang melompat-lompat di atas ranjang sembari mendengarkan musik metal langsung berhenti bergerak. Setelah merasakan hembusan angin yang menerpa wajah.

"Tumben ada angin."

Joanna mulai melepas headset dari kedua telinga. Lalu mendekati pintu balkon yang masih terbuka. Padahal ini sudah jam sembilan malam. Karena biasanya, dia selalu menutup pintu ini sebelum malam. Mungkin kali ini dia kelupaan.

"Oper, Jeff!"

"Good!!!"

"Bravo!!!"

"Cool! Hahahaha!!!"

Joanna mendengar suara Jeffrey dan teman-temannya di taman belakang. Atau lebih tepatnya di dalam kolam. Karena sekarang, mereka sedang berenang sembari bermain bola air bersama. Tanding dua lawan dua. Karena mereka memang berempat.

"Wow!!!"

Seru Joanna saat melihat pemandangan yang ada di depan. Atau lebih tepatnya di bawah sana. Karena kamarnya ada di lantai dua.

"Sudah tampan, atletis lagi! Tapi sayang dia tidak selera dengan adik Jeffrey."

Joanna memeluk tralis. Menatap Mega yang sedang berlari di dalam air. Sembari bertepuk tangan beberapa kali.

"Itu adikmu! Joanna! Ayo turun!"

Ketika sedang asyik mengamati, tiba-tiba saja Mega memanggil. Sembari melambaikan tangan cepat sekali. Membuat senyum Joanna tersungging. Lalu menggeleng kecil.

"Tidak mau dia."

"Sudah, lah! Jangan ajak, pengganggu dia!"

Joanna yang mendengar itu mulai mengerucutkan bibir. Sebab dia kesal dengan Jeffrey yang selalu membuatnya tampak buruk di depan teman-temannya selama ini. Padahal, Joanna sudah bersikap sebaik mungkin. Agar dianggap sebagai gadis manis yang layak disukai.

Tanpa pikir panjang, Joanna langsung kembali ke kamar. Dia mulai memilih baju renang yang akan dikenakan. Sebab dia ingin ikut bergabung juga. Apalagi ini adalah kali pertama dia ikut serta berenang dengan Mega.

Karena kalau dengan Jeffrey, jelas sudah sering dilakukan.

Setelah beberapa menit bersiap, Joanna akhirnya keluar kamar. Dia sedikit berlari menuju kolam renang. Namun saat tiba di depan pintu yang menghubungkan ruang makan dengan taman, tiba-tiba saja dia tersandung dan beruntung langsung ditangkap Mega. Sebab dia sudah selesai berenang. Karena mengira jika Joanna tidak akan ikut serta.

"Aduh!"

"Hati-hati!"

Jantung Joanna berdegup kencang. Dia ingin pingsan saja rasanya. Karena kulitnya yang hangat mulai bersentuhan dengan kulit dingin Mega. Sebab air kolam jelas sangat dingin ketika malam.

"Hehehe. Iya, Kak. Sudah selesai, ya? Padahal aku mau bergabung sekarang."

Joanna mulai menjauhkan badan. Lalu menatap masam pada Jeffrey yang baru saja mendekat. Sembari menutupi kepala dengan handuk warna merah.

"Mau apa kamu!?"

Tanya Jeffrey sinis. Dia jelas tidak suka saat melihat Joanna cari perhatian saat teman-temannya datang ke rumah. Bukan karena cemburu apalagi suka Joanna, namun karena risih saja. Sebab baginya, tingkah centil adik angkatnya sangat menjijikkan.

"Ikut renang, lah!"

"Ayo!"

Mega membalikkan badan. Ingin kembali berenang bersama Joanna. Padahal sebelumnya, dia sudah mengeringkan rambut dan badan.

"Eh, eh! Tidak boleh! Kamu ini penyakitan! Gampang sakit kalau kena angin malam! Ini malah dipakai berenang! Aku adukan Mama kalau sampai kamu renang sekarang!"

Joanna tampak marah. Lalu menarik tangan yang bru saja Jeffrey cekal. Sebab dia jelas enggan disentuh oleh orang yang telah membuatnya kesal.

"Ya sudah, besok pagi saja kalau begitu. Kita mau masak mie. Kamu mau?"

"Mau!"

Seru Joanna sembari mengabaikan Jeffrey. Dia juga langsung mengekori Mega yang ingin memasak mie. Karena dia memang mahir memasak menurut apa yang telah gadis ini stalking selama ini.

Iya. Joanna sudah suka Mega sejak lama. Sejak Mega dibawa ke rumah oleh si kakak untuk yang pertama kalinya. Namun Joanna tidak pernah punya kesempatan dekat karena Jeffrey tidak pernah memberi kesempatan keduanya untuk berdekatan.

Bahkan saat Joanna meminta nomor Mega juga tidak diperbolehkan. Membuat gadis ini mulai berusaha sendiri meski gagal. Karena dia terlalu malu jika harus meminta nomor lewat sosial media.

Joanna hanya berani mengikuti akun sosial media Mega saja. Dia tidak berani menyukai apalagi berkomentar di sana. Karena tidak percaya diri tentu saja. Sebab pengikutnya hanya tiga puluh lima. Sedangkan Mega tiga puluh lima ribu lebih kurang. Selisih lima ribu dari kakaknya.

Iya. Pengikut Jeffrey lebih banyak lima ribu dari Mega. Entah apa yang dilihat orang-orang dari Jeffrey bagi Joanna. Karena menurutnya, Jeffrey biasa saja dan lebih tampan Mega ke mana-mana.

Sekedar informasi. Jeffrey, Mega dan dua temannya memiliki band sejak SMA. Tidak heran jika mereka populer dan memiliki banyak pengikut di sosial media.

Ninety Seven namanya. Jeffrey sebagai vokalis, Mega sebagai gitaris, Justin sebagai drummer dan Ethan sebagai pianis. Perpaduan yang sempurna. Namun sayang, di antara mereka tidak ada yang mengikuti balik akun sosial media Joanna. Seolah mereka sengaja bekerjasama untuk tidak menganggapnya ada.

Padahal, Joanna kerap membuatkan minuman dan makanan saat mereka berkumpul di rumah.

So sad.

20 comments for next chapter!!!

Tbc...

EVERYTHING TAKES TIME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang