Jeffrey sedang membantu Kasih pindahan. Karena Sandi dan Jessica tidak bisa ikut serta. Sebab harus menjenguk saudara yang sakit di luar kota."Sudah semua, kan? Ada yang ketinggalan?"
Kasih menggeleng pelan. Dia tersenyum saja saat menatap Jeffrey yang kini sudah banyak berkeringat. Karena naik turun mengangkat barang.
"Untuk sekarang belum ada."
"Ya sudah, kalau begitu ayo bereskan sekarang! Aku harus apa?"
Tanya Jeffrey Sembari membuka salah satu kardus besar. Sebab dia jelas tidak akan meninggalkan Kasih begitu saja. Dengan banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
"Nanti saja."
Jawab Kasih sembari memeluk Jeffrey dari belakang. Dia mendekap erat perut pria yang sudah lama disuka. Namun baru dua bulan terakhir dipacari dirinya.
"Aku tidak sabar menantikan agar kita bisa kembali tinggal bersama."
Ucap Kasih sembari menghirup dalam-dalam aroma tubuh si pria. Karena dia memang sudah menantikan saat-saat seperti ini sejak lama. Namun baru pertama kali direalisasikan. Mengingat selama ini mereka selalu menjaga jarak di rumah. Saat kencan juga selalu di ruangan terbuka. Sehingga kecil kemungkinan mereka bisa berpelukan.
"Sabar, ya?"
Ucap Jeffrey sembari melepas pelukan. Lalu merogoh saku celana. Sebab ponselnya bergetar tiba-tiba.
"Sebentar. Halo? Iya, kenapa? Kok bisa? Oke, aku ke sana sekarang!"
Jeffrey langsung mematikan panggilan. Lalu pamit pergi dari sana. Sebab Justin kecelakaan dan butuh bantuan.
Kasih juga mengizinkan. Bahkan dia ingin ikut juga, namun Jeffrey jelas melarang. Karena tidak ingin wanita itu ketakutan. Sebab sudah pasti akan ada banyak perdebatan yang terjadi di sana.
Tidak lama kemudian Jeffrey tiba di tempat kejadian. Jeffrey melihat Justin yang sedang memegangi dahi yang sudah berdarah. Sembari adu mulut dengan pria bertubuh tinggi besar. Membuat Jeffrey lekas mendekat guna melerai mereka.
"Bagaimana, Tin?"
Tanya Jeffrey pada temannya ini. Hingga Justin melepas tangan dari dahi. Lalu menunjukkan luka yang didapat saat ini.
"BAJINGAN INI SUDAH MEMBUATKU SEPERTI INI!"
"Ya Tuhan! Aku kira ini akibat dari kecelakaan tadi."
Jeffrey menatap orang tadi. Lalu berbicara sebentar dengan para polisi yang baru saja tiba di sini. Hingga Justin dibawa ke rumah sakit dan orang tadi ke kantor polisi.
Jeffrey? Dia tentu saja ikut Justin. Memastikan si teman aman hingga tiba di kantor polisi untuk mengurus semua ini.
Satu minggu kemudian.
Hari ini adalah hari tenang. Seharusnya. Karena Jeffrey tidak ada kegiatan. Sebab hari ini dia libur kerja. Dia juga tidak ada janji ke mana-mana. Seingatnya.
Hingga tiba-tiba saja pintu kamar diketuk dari luar. Oleh Kasih yang ternyata datang dengan pakaian rapi dan berdandan. Karena hari ini dia akan menghadiri pernikahan keponakan Stevan yang ada di luar kota.
"Loh, kok belum siap-siapa? Lupa kalau hari ini ada resepsi di Bandung, ya?"
"Hari ini, ya? Bukannya masih besok?"
"Hari ini, Kak. Hari sabtu. Cepat siap-siap! Aku tunggu di bawah. Mama dan Papa sudah siap juga."
Jeffrey akhirnya mengangguk singkat. Lalu bergegas berganti pakaian. Sebab dia sudah mandi sebelumnya. Dia hanya perlu memakai baju seragam dan menata rambut agar lebih rapi saja. Baru setelahnya menyemprotkan parfum di seluruh badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING TAKES TIME [END]
RomansaJust ordinary story about Joanna and Jeffrey.