Hari ini sangat melelahkan bagi Friska, mengurus kepindahan divisinya yang ternyata malah menambah rutinitasnya.
Entah kenapa semenjak menghadiri pesta pernikahan Bulan dan Reza hati Friska semakin sakit, ada rasa lega namun rasa sakit lah yang dominan dia rasakan.
Karna dia sekarang sudah benar-benar menyerah dan tak bisa lagi melangkah.
Friska sadar, ia tengah merasakan rasanya patah hati. Ternyata lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan selama ini.
Tapi dia harus bisa menerima.
Sekarang Friska harus benar-benar melupakan Reza dan mencari kesibukan yang dapat mengalihkannya dari galau berkepanjangan.
Padahal kesibukannya dikantor tak cukup untuk mengalihkan perhatiannya dari Reza.
Mungkin takdir memang tak memihak dengan apa yang dia inginkan, bahkan saat dia memutuskan untuk menjalani sebuah ikatan yang hanya melibatkan perasaan sepihak.
Cinta, mungkin memang benar apa yang Reza katakan. Perasaannya untuk Reza hanya perasaan sesaat, dan Friska bertekad untuk segera menghilangkannya.
Jika itu perasaan sesaat, ia tak butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan luka dihatinya.
Ya, dia yakin dia bisa.
***
"Kenapa?"
"Kenapa apanya maksud bapak?"
"Bukannya kamu mau pindah divisi?"
Friska menghela nafasnya yang terasa sesak, dia berusaha tenang. Ini keputusannya, kemarin semalaman dia mempertimbangkan semuanya. Dan sekarang dia sudah yakin dan akan terus maju.
"Saya rasa saya lebih baik mengenyampingkan perasaan saya daripada mengorbankan pekerjaan ini. Saya akan berusaha profesional dan tetap di divisi ini." tegas Friska menatap Reza yang kini tengah memicingkan matanya mencari kejujuran dari apa yang Friska katakan, sejujurnya dia sangat gugup saat ini.
Sekejap Reza masih bergeming, lalu ia pun menghembuskan nafas lega. "Baiklah kalau kamu sudah yakin dengan keputusan mu, saya turut bahagia mendengarnya. Semoga semakin kedepan kamu semakin dewasa dan profesional untuk menjadi asisten saya."
Friska meringis dalam hati, sudah ia duga Reza semakin hari akan semakin menilai semua yang dia lakukan. "Terimakasih pak."
Reza tersenyum simpul kemudian ia memberikan beberapa dokumen yang harus Friska periksa. Friska mengambilnya dengan tangan yang bergetar, namun Friska tetap berusaha terlihat tenang.
Melihat ketegangan yang terjadi pada Friska, Reza mempersilahkan wanita itu untuk segera keluar ruangannya. Pengusiran dengan cara yang halus, mungkin.
Baru beberapa langkah Friska berjalan dari ruangan Reza, seseorang menabrak bahunya dan membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan lalu jatuh dengan keras.
Friska meringis mengusap pantatnya yang mendarat begitu keras mengenai lantai marmer, Friska bersiap mengucapkan sumpah serapah sebelum sebuah tangan terayun hendak membantunya berdiri.
Friska mendongak menatap seorang pria dengan setelan jas mahalnya, jangan bilang saat ini Friska tengah berhadapan dengan Malaikat penyelamatnya.
Wajahnya aristrokrat, bola mata abunya yang begitu tajam, hidung mancung, alis tebal dan oh, bibir tipis yang sangat... Err sexy. Belum lagi Friska membayangkan tubuhnya yang kotak-kotak dalam balutan jasnya yang terlihat mahal dan berkelas itu.
"Ck, sudah kuduga kau sama seperti wanita lainnya, mudah sekali terpesona dengan wajah tampanku. Dan lihat lah, kau tengah menyembah kaki ku."
Suara berat itu, ah Friska akhirnya sadar suara berat itu milik malaikat didepannya itu. Senyum Friska mengembang dan bersamaan dengan itu ia membelalakkan matanya, baru sadar dengan maksud ucapan pria dihadapannya itu.
"Hey, anda yang menyebabkan saya terjerembab dan tak sengaja menyentuh kaki anda." Friska mengucapkan nya dengan berapi-api, sialan pria ini.
Pria itu terkekeh geli, "Mengelak nona ceroboh?"
Friska salah, pria itu bukan malaikat penyelamatnya tapi malaikat pencabut nyawa dengan rupa nya yang tampan.
Friska menggeleng keras lalu menatap sengit pria itu dan dalam hitungan detik suara pria yang mengaduh kesakitan karna Friska menendang tulang keringnya terdengar dan membuat pandangan karyawan lain menatap mereka berdua ingin tahu.
"Jaga ucapan anda Bapak tidak-tahu-malu."
Setelah mengucapkan kata-kata pedasnya Friska menjauh dari pria itu menuju meja kerjanya dan mengabaikan tatapan membunuh si pria yang seperti ingin memakan Friska bulat-bulat.
Reza yang baru saja keluar dari ruangannya terperangah menatap pria itu dan langsung membawa pria itu menuju ruangannya.
Friska melihat tatapan kaget dan cemas Reza saat melihat pria itu yang masih meringis merasakan tulang keringnya yang sengaja ditendangnya dengan keras. Merasa tidak peduli Friska mengedikkan bahunya lalu larut dalam perkerjaannya.
***
Reza membantu teman sekaligus klien nya itu duduk di sofa ruangannya. Temannya itu masih mengelus kakinya sambil sesekali meringis membuat Reza bertanya-tanya apa yang telah terjadi dengan pria itu.
"Ada urusan apa yang membawa Pak Ranadrian datang ke kantor saya pagi-pagi sekali?" Tanya Reza dengan sopan, sekalipun pria dihadapannya itu temannya.
Pria itu mendelik tajam kearah Reza lalu mengibaskan tangannya. "Tidak usah formal begitu, kamu semakin terlihat kaku." Reza tersenyum tipis mendengar bantahan Rana.
"Cewek sialan." Reza mengernyit mendengar ucapan Rana yang terdengar kesal, pria itu masih mengelus kakinya.
"Siapa maksudmu?"
"Wanita yang baru saja keluar dari ruangan mu."
Reza mencerna ucapan Rana dan langsung menemukan jawabannya. "Friska maksudmu?"
Rana terdiam dan langsung menyeringai aneh, "Jadi Friska ya namanya. Apa dia karyawan disini?"
Reza mengangguk, "Dia karyawan magang dan asisten ku, dan aku berencana akan mengajukannya menjadi karyawan tetap disini. Hasil kerjanya sangat bagus walaupun terkadang dia ceroboh."
Seringaian dibibir Rana semakin lebar, Reza bingung dengan perubahan air wajah Rana yang sangat kentara.
"Boleh aku meminta data pribadinya?" ungkap Rana tiba-tiba, Reza menatapnya selidik.
"Untuk apa?"
"Ah tidak, hanya saja aku merasa tertarik pada wanita itu."
Dan sebuah ide gila terlintas dipikiran seorang Ranadrian.
TBC
ini cerita kedua ku di wattpad. Sekalian ikutan challenge nya kak asharliz hehehehw. tapi ya, masih amatiran dan berantakan. Penggunaan diksi masih susah dan ngerangkai kata2 aja masih berbelit2. Tapi aju harap kalian yang membaca ceritaku suka dan meskipun akan ngaret updatenya tetapi semoga saja terus berlanjut :D
Selamat menikmati karya ingusan ku :*
