Sudah 3 minggu Becca terlentar diatas kasur hospital. Keadaan Becca hanya seperti itu tiada apa - apa perubahan. Lebih bagus mahupun lebih buruk semuanya tiada.
" Babee kapan kamu mau bangun" ucap Freen tersenyum pahit
" Enak banget ya tidurnya babe" ucap Freen
Freen terus menggenggam tangan Becca berharap Becca bangun karna genggaman penuh rindu itu.
" Kapan babe? Kapan? Aku sudah 3 minggu menunggu mu bangun dari tidur" ucap Freen tanpa sadar air matanya terus menitik
Air mata Freen terus mengalir. Kali ini dia menangis tanpa suara. Air mata terus mengalir deras.
" Sayang? Makan dulu yuk" ucap Cindy
" Udah 2 Hari kamu gak makan" ucap Cindy
Semenjak kejadian itu Nafsu makan Freen semakin menurun. Sepanjang 2 hari ini satu suap makanan pun tidak masuk kedalam tubuh Freen. Jika sebelum ini makan sedikit sekarang makan pun Freen sudah tak bernafsu.
" Gak papa mom Freen masih kenyang" ucap Freen
" Freen ingat kamu sedang mengandung kalau kamu masih mau menangis silakan luapkan kesedihan mu tapi ingatlah kandungan mu itu" ucap Cindy
" Freen yok makan sikit" ucap Nam
" Tapi aku mau bersama Becca" ucap Freen
" Gue ke kantin buat beli makanan untuk Lo , lo makan disini ama Becca aja " ucap Nam
" Oke " ucap Freen
" Janji ya dimakan makanannya " ucap Nam
" Iya gue janji" ucap Freen sedikit tersenyum
" Yaudah tunggu sebentar " ucap Nam
Nam pun keluar dari ruangan itu lalu kekantin untuk membeli makanan buat Freen. Nam senang karna Freen akhirnya mau makan.
Nam membeli makanan yang bagus untuk ibu hamil dan makanan dengan porsi sedikit besar.
Selepas membayar Nam bergegas ke kamar Becca. Nam masuk sambil membawa makanan dan minuman untuk Freen.
" Freen ini buat lo makan ya lo udah janji" ucap Nam
" Iya gue makan" ucap Freen
Freen pun makan walaupun lambat dan seperti tidak berselera Freen tetap menghabiskannya.
" Ini Freen diminum" ucap Nam memberi susu Hami
" Iya" ucap Freen
Freen lalu meminum susu tersebut. Yah sejujurnya Freen sedikit senang karna perutnya merasa kembali terisi oleh makanan.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 21 : 00
" Freen sekarang sudah malam lo mau pulang atau tidur disini lagi?" Tanya Nam
" Disini" ucap Freen
" Freen sayang ini bantal dan selimut mu tidur yang indah jangan terlalu sedih Becca pasti akan bangun" ucap Cindy
" Iya Freen jan nangis mulu yaudah kami pulang dulu" ucap Nam
Freen hanya mengangguk, Freen lalu duduk disofa sambil merenung terus nasibnya. Adakah Becca akan bangun dari tidurnya atau Becca akan terus tidur abadi.
Karna lelah menangis Freen lalu tertidur diatas sofa itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
." Maafkan saya Rebecca Patricia Armstrong sudah tiada lagi"
" Gak gak mungkin"
" Terimalah takdir ini Freen"
" Gak Becca bangun babe bangun sayang "
" Becca babeee Hiks "
BRUGH
" BECC" Teriak Freen
Freen lalu berangkat dari tidurnya. Dia duduk disebelah Becca. Mimpi sialan itu sekali lagi berputar di otak Freen.
Freen melihat kearah patient monitor. Freen sedikit lega karna melihat monitor itu masih bergerak.
Freen melihat kearah jam , jam menunjukkan jam 4 pagi. Freen menggenggam kembali tangan Becca. Dirinya sangat takut mimpinya itu menjadi kenyataan.
" Babee apa kau senang membuat ku menunggu selama 3 minggu ini?" Tanya Freen
" Maafkan aku karna sifat aku, maafkan aku karna aku membuat mu selalu ingin marah" ucap Freen
Tiada respon hanya airmata dari Becca. Itu sudah membuat Freen sedikit gembira karna Becca masih bisa mendengarkan ucapan nya atau mungkin itu hanya reflek.
Freen mengecup dahi Becca dan mencium Bibir lembut Becca. Freen memandang wajah tak bersalah itu.
Freen mencium tangan Becca dan terus merenung wajah itu. Lama kelamaan ngantuk kembali menyerang Freen. Freen lalu tertidur sambil menggenggam tangan Becca.
Jam 10:00
Freen sedang melakukan check up. Untungnya kandungan Freen masih bagus.
" tahniah nona Freen kau masih bisa menjaga kandungan mu" ucap doktor
" Teruskan begini aku tau itu susah tetapi kau harus ingat dengan kandungan mu" ucap Doktor lagi
" Iya doktor" ucap Freen
" Ini makan dan minum makanan ini" ucap Doktor
" Makasih dok" ucap Freen
Freen pun kembali masuk kedalam kamar Becca. Dia duduk disebelah Becca sekali lagi. Duduk dan merenung lalu membuka makanan dan minuman yang diberikan oleh doktor.
Freen tetap makan walaupun niatnya sedang tak ingin makan. Freen makan dan minum sambil sedikit ngomong bersama Becca. Walaupun Becca tak akan menjawab selagi dia tidak bangun.
" Nona Freen yok kita bersenam bersama sebagai ibu hamil gak bermaksud gak boleh bersenam " ucap Suster itu
" Hmm iya " ucap Freen
Suster itu sedikit kaget karna biasanya Freen akan menolak tetapi kali ini Freen menerima ajakan suster itu.
Mungkin Freen baru sadar jika kandungannya itu penting dan jika tidak dijaga kemungkinan hatinya makin sakit.
Freen pun mengikuti senaman pagi khas ibu hamil itu. Freen hanya mengikuti dengan diam dan seperti tiada mood.
Selesai melakukan segala senaman itu Freen mandi lalu kembali duduk dan merenung Becca yang sedang terbaring lemas diatas kasur.
Freen menghela nafas pelan. Begitulah rutin nya. Bangun, mandi, senam, mandi lalu duduk merenung becca.
Freen mengambil minuman yang berada di atas nakas lalu meminumnya.
Byurrr!!
Freen kaget karna melihat Jari Becca sedikit bergerak. Freen lalu berjalan kesamping Becca lalu memanggil nama Becca dengan pelan.
" Becca...sayang... Babe..." Panggil Freen
Jari Becca bergerak sedikit satu jari bergerak. Satu ketukan, dua ketukan, tiga ketukan jari.
" Morse code" monolog Freen
Freen mencari kertas dan pen mencuba untuk menulis morse code itu.
Becca menggerakkan jarinya dengan pelan. Setiap gerakan jari Becca Freen memerhati.
" A.P.A K.H.A.B" Freen membaca huruf yang ada dikertas itu
Sayangnya tidak sempat Freen menulis Becca sudah berhenti.
Untungnya itu masih bisa difahami oleh Freen." Khabar baik sayang" ucap Freen tersenyum
Freen kembali senang karna dirinya masih bisa berkomunikasi walaupun sedikit.
Maaf gak bisa panjang soalnya ada banyak tugas numpuk teruss lagi kurang mood.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We Be Together ? ( End )
ФанфікиCerita ini hanya untuk penyembuhan hati terhadap Freen dan Seng. - Becky futa - BeckFreen era - second story