Kisah gendhis || Jenrina (Jeno Karina) || END

bab 5 (mengungkapkan cinta)

"Aku akan mencintaimu secara diam diam dan menggunakan caraku sendiri"
~Jefano Van Dick

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Tapi saya mau kok" jawab jefano
_

_______________________

"Hah?" Semua orang terkejut dengan pernyataan jefano

"Haha,mas Jefano bisa aja kalau bercanda "gurau ku

"Gak saya gak bercanda kok"jawab jefano

"Aduh ya,ini bau bau kamu mau punya mantu" gurau pak dhe ku

"Hahaha,bisa aja kamu" jawab bapak sambil bercanda

Akhirnya semua orang pun pulang

"Kami semua pamit dulu ya Soerya "pamit semua orang dari keluarga bapak sambil masuk kedalam mobil

"Kami juga pamit" pamit dari keluarga ibu

Sekarang hanya tinggal jefano yang masih ada di sana

"Pak saya juga pamit mau pulang "pamit jefano

"Lho kenapa gak nginep aja sih le,ini sudah malam takutnya ada yang macem macem "tawar ibu

"Gak papa Bu,saya pulang saja, nanti di cariin sama mama dan papa, yasudah saya pamit dulu"

"Ya le hati hati" jawab bapak dan ibuku

Setelah itu kami pun masuk kedalam rumah dan beristirahat

•
•
•
•
•
•
•

Pagi hari tiba,aku terbangun karena mendengar suara alarm yang berdering menandakan aku harus bangun dan shalat subuh

"Kring kring kring"

dering alarm membangunkan ku,aku pun bangun dari tidur dan duduk di atas kasur dan mengumpulkan nyawaku

"Tok tok tok" terdengar seseorang mengetuk pintu kamar ku

"Ndhis,ayo bangun shalat subuh"panggil ibu

"Iya Bu ini sudah bangun,bentar lagi mau wudhu"

"Ya cepat"

"Iya Bu"

Aku pun bangun dari tempat tidur dan pergi ke luar kamar untuk wudhu,aku pun mengambil wudhu dan shalat di ruang shalat rumah ku, setelah itu aku mandi dan merapikan kasur ku.

Tiba tiba ibuku masuk kedalam kamar dan berkata, "ndhis,ibu tahu kok kamu suka sama jefano,tapi hilangkan ya perasaan itu?,ibu gak mau kamu sakit hati karna berbeda agama"ucap ibu

"Bu,tapi kan gak ada salahnya kalau Gendhis menyukai mas Jefano,suka itu hal lumrah" jawabku

"Memang hal lumrah,tetapi itu akan menyakiti mu"

"Tidak Bu,Gendhis percaya kalau ini tidak akan menyakiti hati Gendhis "Gendhis membujuk sang ibu

"Yasudah,yang terpenting ibu sudah memperingati mu,tapi tak apa kalau kamu ingin bersama Jefano ibu akan merestui tapi jika kamu berpindah keyakinan ibu tidak akan merestui nya"

"Makasih ibu, ibu yang terbaik " ucapku kesenangan sambil memeluk ibu

Setelah itu aku pun membantu ibu dan mbok (pembantu) memasak, setelah masak kami pun makan bersama