bab 12 (berbincang bersama keluarga)

77 44 21
                                    

"Lho kamu Gendhis tho?" Tanya seorang pria

_____________________________________

"Lho mas Abimanyu kamu di sini?"tanyaku

"Iya ini mau berangkat kerja tapi mau beli makan dulu jadi nanti tinggal makan di sana"

"Oalah,kamu gak tugas kayak mas Jefano?"

"Nggak"

"Ooh"jawabku dan Abimanyu pun mengambil satu bungkus nasi yang ada di keranjang dan membayar nya

"Yasudah ya ndhis,aku pamit dulu assalamualaikum "

"Iya, waalaikumsalam "jawabku

Setelah Abimanyu pergi mbak Rani bertanya

"Siapa dia ndhis?"

"Temannya mas Jefano"

"Oalah, ngganteng juga ya ndhis"

"Istighfar mbak,baru lamaran"

"Nggak gitu maksudnya ndhis, maksud mbak itu dia ngganteng aja kalau ganteng an mana ya ngganteng an calon ku"

"Iya deh mbak"ucapku sambil memutar bola mata malas

"Mau sekalian sarapan nggak ndhis?"

"Sarapan apa?"

"Di sini jualan nasi"

"Yasudah ayo aja mbak"

aku pun mengambil dua bungkus nasi dan memakannya setelah selesai makan aku dan mbak Rani pun membayar dan pulang karena aku juga harus pulang kerumah sebelum siang hari karena ada orang yang mau beli sapi ke bapakku.

Setelah sampai di rumah mbak Rani aku langsung bersiap siap untuk pulang, setelah selesai bersiap siap aku pun pulang bersama ibu dan bapakku.

Sesampainya di rumah aku langsung masuk kedalam kamar dan membuka laci mejaku dan mengeluarkan semua surat yang pernah di berikan oleh mas Jefano kepada ku,aku membacanya satu persatu tidak terasa air mataku menetes.

"Mas, semoga kamu bisa pulang dengan selamat ya"

"Tok tok tok,ndhis" ibu mengetuk pintu kamar ku

Aku membuka pintu kamar ku dan ibu pun masuk kedalam kamar sambil membawakan camilan.

"Kamu habis nangis?"

"Ah, enggak kok Bu,ini gendhis habis matanya kemasukan"

"Kamu gak bisa bohong dengan ibu ndhis,ibu sudah merawat mu sejak kecil,ada masalah apa?"

"Nggak kok Bu,tadi cuman habis baca surat dari mas jefano dulu"

"Sudah jangan nangis terus nih mending makan jajan"

"Dari siapa Bu?"

"Tadi ibu beli sekalian beli buat tamu"

"Oalah"

Aku pun memakan pisang goreng dan berbincang bincang dengan ibu

"Ndhis,ibu boleh ngomong nggak?"

"Ngomong apa Bu?"

"Ibu dengar dari ibu ibu waktu belanja sayur,kata mereka para tentara yang kemarin berangkat itu berangkat untuk tugas selama satu tahun"

"Ah masa sih Bu,gak mungkin orang mas Jefano aja bilang cuma 2 bulan "ucapku tidak percaya

"Iya ndhis,ibu juga gak tahu,tapi kata para ibu ibu sih gitu"

"Ntah lah Bu, Gendhis juga gak tahu, mending makan pisang goreng aja daripada mikirin yang nggak nggak"

"Sip,anak perempuan ibu pinter"ucap ibu sambil melahap pisang goreng lagi

"Hahahaha,ibu bisa aja"aku tertawa

"Nah gitu dong ketawa,masa sedih terus"ucap ibu menghibur ku

"Iya iya Bu"

Aku pun bersenda gurau dengan ibu, tidak terasa sore hari tiba,ibu pun menyiapkan makan malam dan aku pun pergi mandi, setelah selesai mandi aku keluar dari kamar mandi dengan memakai daster batik yang ku jahit sendiri.

aku pun membantu ibu dan mbok menyiapkan makan malam setelah selesai menyiapkan makan malam aku pun sholat Maghrib dan setelah itu aku makan bersama keluarga di sana aku makan sambil berbincang bincang.

"Oh ya ndhis bagaimana dengan butik mu?"tanya bapak

"Alhamdulillah lancar pak,ini butik lagi Gendhis libur kan supaya mereka bisa istirahat"jawabku

"Oalah"

Aku pun mengambil tempe lagi, padahal di piring ku tempe ku belum habis

"Heh,itu yang di piring di habisin dulu baru ngambil lagi" tegur ibu

"Hehe,iya iya Bu"aku tetap mengambil tempe yang tadi ku pegang dan memakannya

Ibu melihat ku sambil menggelengkan kepala."kamu ini ada ada saja ndhis ndhis"

"Hehe,kalau nggak kayak gini gak Gendhis namanya Bu "

Aku pun melanjutkan makan ku, setelah selesai makan aku tetap berada di meja makan bersama keluarga ku

"Ndhis,kamu pacaran kan sama jefano?"tanya bapak

"Iya kenapa pak?"

"Gak papa, sebenarnya bapak mau jodohkan kamu sama anak teman bapak dia juga tentara"

"Nggak pak,aku nunggu mas Jefano pulang tugas saja"

"Apakah nggak kelamaan ndhis?"tanya bapak

"Nggak pak"

"Yasudah terserah kamu,kan yang jalani kamu,bapak gak mau maksa harus sama ini atau ini, itu tergantung kemauan mu"

"Iya pak, Gendhis pikir pikir dulu"

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu rumah

"Tok tok tok "

Bapak membuka pintu rumah

"Eh, Abimanyu,ada apa kesini"

.
.
.
.
.
.
.
.


Hai semuanya maaf jika bab nya kurang panjang aku sedang bingung buat alur nya jadi maaf ya kalau gak jelas,kalau ada typo tolong di tandai yaa....

Kisah gendhis || Jenrina (Jeno Karina) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang