bab 20 (end)

160 33 44
                                    

Ada kata kata untuk author?
Ada kata kata untuk cerita Kisah gendhis?
kata kata untuk Jefano?
kata kata untuk Gendhis?
kata kata untuk Abimanyu?
kata kata untuk Grisella
kata kata untuk ibu dan bapaknya Gendhis?
Kata kata untuk ibu dan bapaknya Jefano?

"Kita tidak bisa melawan takdir tuhan jika tuhan sudah menakdirkan untuk tidak bersama maka tidak akan bersama, tuhan lebih tahu mana yang terbaik untukmu"
.
.
.
.
.
.
.
.

Tahun pun berlalu tepat pada hari ini Gendhis berulang tahun yang ke 21 tahun ia berhasil melewati masa-masa yang menyedihkan dan penuh suka duka, tapi semua itu tidak akan bisa tanpa bantuan Bima, walaupun begitu Gendhis sampai sekarang belum berhasil melupakan Jefano, dan kebetulan Bima di pindah tugaskan ke kota Gendhis

Hari ini mereka berdua sedang lari pagi bersama, karena kebetulan hari ini Bima dapat cuti jadi mereka meluangkan waktu bersama, mereka lari pagi melewati taman dan duduk di taman

"Eh, Bim, gimana ya kabar makam Jefano sekarang?" Tanyaku

"Nggak tahu aku ndhis, setelah aku mendapatkan kabar bahwa Jefano di temukan aku belum sempat untuk melihat nya karena aku sibuk dengan para junior, kenapa mau cari tahu?"

"Nggak, aku sudah ngelupain itu dan nggak mau nginget kejadian itu lagi"

"Kalau kamu mau nggak papa, kita ke kota mu dulu, sekalian aku ada undangan untuk ke acara pernikahan teman ku"

"Yasudah deh Bim, sekalian juga aku lihat butik, kapan kesana nya?" Tanyaku

"Lusa gimana, bisa nggak?"

"Ayo deh Bim"

"Eh iya, siapa ya yang hari ini ulang tahun"

"Aku!!"

"Hahaha, iya deh, selamat ulang tahun buat kamu ya, semoga panjang umur sehat selalu"

"Iya, jadi keinget tahun kemarin aku ulang tahun di temani sama mas Jefano"

"Sudah ndhis katanya pingin ngelupain semua itu"

"Iya iya"ucapku sambil tersenyum tipis ke arah nya

"Eh ndhis, gimana kalau ku traktir sarapan di nasi bungkus di sana?"

"Boleh"

"Yasudah ayo kesana"ucap Bima dan ia pun beranjak dari duduknya dan berjalan di ikuti oleh ku

"Buk, kita beli nasi bungkus dua di makan sini ya" ucap Bima sambil duduk di kursi panjang dan aku pun duduk di sampingnya

"Eh ndhis"

"Apa?" Tanyaku sambil melihat lihat gorengan yang ada di depanku

"Pengen kado apa?"

"Apa ya?" Ucapku sambil berpikir

"Emm, doa aja deh, doa yang terbaik buat aku"

"Beneran?"

"Iya, kalau pingin ngasih aku kado sih terserah kamu mau kado aku apa"ucapku sambil tetap fokus melihat lihat gorengan

"Yasudah nanti tunggu saja di rumah"ucap Bima

"Iya"

"Kenapa mau gorengan?" Tanya Bima yang menyadari aku sedang melihat lihat gorengan

"Iya,aku mau beli gorengan buat di rumah"

"Ambillah, nanti ku bayarin"

"Nggak aku bayar sendiri aja buat gorengan nya, nggak enak"

"Oalah ya sudah"jawab Bima

Setelah selesai makan kami pun pulang, aku di antar oleh Bima menuju rumah sesampainya di rumah Bima langsung berpamitan dan ia pun pulang

"Assalamualaikum" ucap sambil masuk kedalam rumah dan pergi ke dapur

"Waalaikumsalam" jawab ibuku yang tengah menata bunga mawar di vas

"Sudah pulang ndhis?" Tanya ibuku

"Iya Bu sudah"

"Yasudah sana sarapan"ucap ibuku

"Nggak Bu, Gendhis sudah sarapan tadi"

"Oalah yasudah sana bersih bersih badan"ucap ibuku

"Iya Bu"

"Eh kamu tadi sarapan di mana?"

"Nasi bungkus dekat pos kamling Bu, oh ya gorengannya ku taruh di meja ruang tamu"

"Yasudah nanti ibu panaskan lagi"ucap ibu dan aku pun pergi untuk mandi setelah mandi aku pun pergi menghampiri ibu lagi

.
.

Waktu berlalu, sekarang sudah malam aku sedang membantu ibu untuk membersihkan piring bekas makan malam.

"Bu, gendhis kangen sama mas Jefano"ucap gendhis sambil mencuci piring 

"Ndhis ikhlas kan Jefano dia sudah gak sama kamu."

"Tapi bu, mas Jefano itu berarti buat Gendhis."

"Ibu tahu ndhis, tapi lupakan ya, belajar melupakan."

"Nggak bisa bu."

"Pasti bisa, berusaha ndhis." Ucap ibu

setelah selesai membersihkan piring aku pergi ke kamar dan berbaring di kasur sambil menatap atap rumah

" Huftttt, mas seandainya kamu gak kesana mungkin sekarang kita masih bersama" gumamku

"Gendhis tau ini semua sudah takdir tuhan, tetapi kenapa harus kayak gini takdir nya" sambung ku

"Ah sudahlah mending Gendhis tidur saja mas capek mikir terus." Aku pun tertidur

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hai hai sepesial pergantian tahun, author update tiga bab langsung nihh, sekalian buat permintaan maaf author yang telah nggak update berberapa Minggu karena sibuk, maaf ya karena nggak bisa update, tapi insya Allah sekarang sudah bisa update secara rutin seperti biasanya satu Minggu dua kali/ satu Minggu sekali

Cerita Kisah gendhis sudah ending ya, aku sudah bikin cerita baru yaitu 7 Baswara dan 6 Juwita jangan lupa mampir

Atau kalian mau sesuatu?

Kisah gendhis || Jenrina (Jeno Karina) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang