bab 14 (menangis)

62 41 26
                                    

"Pokoknya ada, nanti kamu bakal tahu sendiri"

"Apa ya yang mau mbak Sarah kasih ke aku?"ucapku dalam hati dengan rasa penasaran

______________________________________

Setelah selesai makan cenil dan klepon aku pun membayar nya dan pulang ke rumah mbak Sarah, sesampainya di rumah mbak Sarah aku di beri satu kotak kecil berisi surat aku membuka salah satu surat tersebut

Setelah selesai makan cenil dan klepon aku pun membayar nya dan pulang ke rumah mbak Sarah, sesampainya di rumah mbak Sarah aku di beri satu kotak kecil berisi surat aku membuka salah satu surat tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Huftttt, mbak..."panggil ku dengan suara lemah

"Kenapa ndhis, jadi udah tahu kan kenapa Jefano bohong ke kamu, karena supaya kamu nggak khawatir terus sama dia, supaya kamu nggak memikirkan dia terus,ayolah ndhis,jangan benci dia,jangan marahi dia"

"Mau marah gimana mbak orang nya aja lho nggak ada di sini"ucapku sambil menunduk

"Maka dari itu sudah jangan benci sama dia jangan kecewa sama dia, sudah ndhis,dia bohong demi kebaikan mu"

"Tapi mbak-"ucapan ku di potong oleh mbak Sarah

"Ndhis,mbak mohon ke kamu,kalau kamu masih pingin sama Jefano berhenti buat benci sama dia perihal dia bohong ke kamu"

"Mbak bohong itu dosa mbak,dan juga jika dia saja seperti ini sudah bohong apalagi masalah masalah lain,aku pingin punya pasangan yang terbuka kepada ku"

"Ndhis,orang itu juga butuh privasi,yang sudah menikah seperti mbak aja kadang kadang masih nggak cerita satu sama lain jika cerita itu membuat salah satu dari kita khawatir atau juga marah"ucap Sarah

"Ndhis,jangan egois, Jefano itu bukan hanya milikmu tapi juga milik negara,dia mempunyai kewajiban untuk mengamankan negara, seperti halnya suami mbak yang juga sama seperti Jefano"bentak Sarah

"Tapi apa mbak nggak pernah nangis kayak gendhis gini waktu mas Bintara tugas?"tanyaku dengan mata yang mulai berkaca-kaca

"Pastinya pernah,dan juga dulu mas Bintara sama sekali nggak ngomong ke mbak kalau mau tugas jadi mas Bintara tiba tiba berangkat,dan waktu mbak Sarah ke rumah orang tua mas Bintara baru orang tuanya menjelaskan kalau mas Bintara sedang tugas,dan waktu itu keadaannya mbak mau nikah sama mas Bintara dan jadi tertunda gara gara itu"ucap Sarah

"Terus mbak kecewa nggak?"

"Pastinya ndhis tapi-"ucap mbak Sarah lalu ku potong

"Nah itu juga yang Gendhis rasakan mbak"

"Tapi ndhis mbak akhirnya juga sadar kalau mas Bintara itu bukan hanya milik mbak dan milik orang tuanya tapi mas Bintara juga milik negara"

"Mbak setiap orang itu berbeda,ada yang kuat ada yang nggak"

"Maka dari itu jadilah orang yang kuat menghadapi segalanya,tenang saja ndhis,kamu berdoa saja supaya Jefano pulang dengan selamat"ucap Sarah dan aku pun langsung memeluknya

"Hikss hikss,mbakkkkk~"

"Hussttt, sudah jangan nangis,yang sabar aja, berdoa semoga dia bisa pulang dengan selamat, maafkan mbak juga ya tadi nggak sengaja membentak mu"

"Mbakkkkk~"

"Sudahlah,cup cup cup,diem masa kalah sama anak mbak Sarah dia aja lho mbak cup cup bisa diem masa kamu nggak"

"Mbakk,aku lagi nangis lho kok malah di ajak bercanda"

"Makanya jangan nangis lagi"ucap mbak Sarah

"Gendhis nggak nangis lagi tapi beli in es tong-tong ya?"ucapku sambil melihat mbak Sarah

"Iya deh, biasanya jam segini ada orang jualan es tong-tong pakai sepeda,tapi masih nanti kayaknya jadi tunggu "

"Makasih mbak"

"Iya yang penting jangan nangis lagi dan jangan marah lagi ya?"

"Iya"

Setelah menunggu beberapa menit, penjual es tong-tong pun lewat,aku dan mbak Sarah pun keluar dari rumah dan membeli es tong-tong, setelah selesai membeli,aku pun masuk kembali kedalam rumah dan duduk di sofa lalu memakan es tong

"Emmm,jadi keinget waktu di pasar malam sama mas Jefano"ucapku sambil melahap es tong-tong

"Mulai mulai, sudah ndhis mbak capek jangan bahas Jefano terus"

"Hahahaha,iya iya mbak"

"Oh ya ndhis,besok kamu ke tempat produksi batik mu?"

"Iya mbak, kebetulan besok ada yang mau nanya nanya tentang batik"

"Siapa?"tanya Sarah

"Para anak anak sekolah, mereka pingin tahu caranya bikin batik dari awal pembuatan sampai jadi"

"Oalah,mbak boleh ikut nggak?"

"Boleh kok mbak,oh ya dimana anaknya mbak?"

"Lagi di bawa neneknya makanya mbak bisa santai, ibunya mas Bintara suruh aku buat jalan jalan dan santai supaya nggak capek capek banget"

"Di bawa kemana mbak?"

"Kerumahnya, nanti mbak ambil sama mas Bintara waktu mas Bintara sudah pulang"

"Boleh ikut nggak,kan searah tuh antara rumah ku sama rumahnya orang tua nya mas Bintara "

"Ya boleh,nanti mbak sama mas Bintara jemput kamu di rumah"

"Makasih ya mbak"

"Iya ndhis sama sama,oh ya kenapa kamu kalau sama sepupu yang lain itu nggak akrab sedangkan kalau sama mbak dan sama mbak Rani doang selain itu nggak dekat?"tanya Sarah

"Ya karena yang bisa di ajak ngobrol ya cuman kalian berdua,dan aku sejak kecil kan akrabnya sama kalian berdua"jawabku

"Oalah,ndhis seumpama mbak Sarah dan mbak Rani pindah nih kamu gimana?"

"Iiihhhh,jangan pindah dong mbak,nanti Gendhis sama siapa"

"Ini seumpama ndhis gak beneran"

"Ya bakal sedih mbak apalagi nanti nggak bisa ngobrol bareng lagi"

"Oalah"

"Oh ya mbak,jangan cerita ke ibuku ya kalau aku habis nangis tadi"ucapku

"Hmmm,nanti mbak omongin nggak yaa.."

"Mbak,jangan dong,nanti ibu bisa bisa ngomel karena aku nangis"

"Ngak ngak ndhis tenang saja"

"Beneran ya?"ucapku sambil mengacungkan jari kelingking

"Iya"jawab Sarah

Berberapa menit berlalu,aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah,aku berpamitan kepada mbak Sarah untuk pulang

"Mbak Gendhis pulang dulu ya?"

"Kenapa kok cepet cepet?"

"Iya mbak kasihan ibu di rumah cuman sama mbok"

"Oalah iya,hati hati ndhis"

"Iya mbak"

Sesampainya di rumah saat aku masuk kedalam rumah

"Assalamualaikum "

"Aaaa Gendhis,aku kangen banget sama kamu"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.










Kisah gendhis || Jenrina (Jeno Karina) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang