bab 3 (dihadang oleh pria)

139 61 18
                                    

.
.
.
.
.
.
.

"Eits dek mau kemana,kok Abang di tinggal" hadang seorang pria

________________________

Aku menghiraukan nya

"Eits,kalau mau pergi kamu harus jadi pacar Abang dulu"goda pria tersebut sambil memegangi lengan ku

"Bugh"pukulan jefano melayang ke pria tersebut

"Lo siapa,gak usah ikut campur"ucap pria tersebut sambil memegangi pipinya yang di pukul oleh jefano

"Saya pacarnya kenapa?"

"Tidak mungkin, dek bukannya kamu masih jomblo ya?"tanya pria tersebut sok kenal

"Saya sudah mempunyai pacar,dan yang memukul mu tadi itu pacar saya"jelas ku akhirnya aku dan jefano pun meninggalkan lelaki tersebut

Kami melanjutkan perjalanan menuju rumah dengan tenang, damai, dan sunyi

"Mas kenapa tadi mukul pria itu?"tanyaku pada jefano untuk memecahkan suasana

"Mereka mengganggu,jadi saya pukul saja"

"Tapi ya jangan kayak gitu"

"Dia mengganggu kamu lho dek,kamu gak merasa ke ganggu?"tanya jefano

"Ke ganggu sih"

"Yasudah,gak usah kasihani pria tersebut"ucap jefano dan mendahului ku

Sesampainya di rumah aku memberikan bumbu masakan kepada ibu,dan jefano pamit pulang

"Bu,pak,saya pamit pulang dulu ya"pamit jefano

"Iya fan,oh ya besok bisa kesini gak?"tanya bapak

"Emangnya ada apa ya pak?"tanya jefano

"Besok ada acara syukuran di rumah datang ya?"tawar ibuku

"Iya Bu,pak,besok saya bakal kesini lagi, yasudah saya pamit dulu"

"Iya le,hati hati di jalan"

"Iya pak,Bu"ucap jefano dan diapun pergi

Setelah itu kami pun masuk kedalam rumah kembali aku duduk di sofa dengan santai dan dihampiri oleh ibu

"Nduk jujur,kamu suka kan sama jefano?"tanya ibu

"Ya gak begitu Bu,tapi aku salut lho"

"Salut kenapa?"

"Dia bisa ngelawan 3 preman sekaligus"ucapku sambil membayangkan wajah jefano yang tampan

"Ya pasti bisa lah,orang dia ikut pencak silat,dan dia seorang tentara"

"Bu,dia beda agama sama kita ya?"

"Iya nduk,kalau suka mending di hilangkan saja rasa sukanya,ingat kita beda agama sama dia"ibu mengingat kan ku

"Iya Bu,tapi kalau aku sampai pacaran?"

"Ya itu terserah mu, tergantung kamu nya"

"Yasudah Bu,aku masuk kamar dulu mau baca buku"pamit ku dan aku pun pergi ke kamar

Sore hari tiba,rumah terasa sangat ramai,banyak tetangga yang membantu memasak untuk acara syukuran di rumah,tetapi aku masih bingung untuk apa acara syukuran ini,apakah bapak mendapatkan sesuatu atau bagaimana

"Bu mau bikin syukuran apa sih?"tanyaku yang baru saja masuk dapur

"Ya syukuran berterimakasih kepada tuhan telah memberikan kita rezeki dan sekalian memperingati 100 hari kematian nenek mu"jawab ibu

"Ndhis kamu nanti malam gak lagi kenapa kenapa kan?"tanya mbak sepupuku yang bernama Sarah

"Gak, kenapa mbak?"tanyaku

"Ikut mbak ke pasar malam yok"ajak sarah

"Emang ada pasar malam?"

"Ada,di lapangan sebelah,mbak bosen di rumah terus,mau ya?."tanya mbak sarah

"Tapi aku lagi gak ada uang mbak,uang jajan ku Minggu ini sudah habis,aku belum ambil setoran dari toko ku"jelas ku

"Mbak traktir deh"bujuk sarah

"Kalau kayak gitu,aku mau"ucap ku semangat

"Kalau di traktir aja baru semangat"kesal Sarah

"Hehe,iya dong, Gendhis gitu lho"bangga ku

"Sudah sudah, daripada kalian di sini hanya berbicara saja,mending bantu bantu ngupasin bawang atau apa gitu"ucap bude ku

"Iya iya bude ku yang tersayang "jawab ku

Tidak terasa malam tiba,aku bersiap untuk pergi ke pasar malam bersama mbak sarah,aku memakai gaun pendek berwarna putih dengan motif bunga-bunga hasil jahitan ku sendiri

Kami berangkat dengan jalan kaki karna jarak antara rumah ku dan lapangan sangat dekat

Kami berangkat di tengah perjalanan mbak sarah bertanya

"Ndhis,kamu gak pingin punya pacar gitu?"tanya Sarah

"Kenal laki laki aja sedikit,mbak tahu sendiri aku jarang keluar rumah"

"Mau gak mbak kenalin sama teman suami mbak, umurnya 25 tahun,eh gak jadi deh,beda agama"

"Namanya siapa mbak?"tanyaku kepo

"Jefano van dick"

"Lah,aku baru aja kenalan sama dia,dia anak dari sahabat bapak"

"Eh iya kah?"tanya Sarah tidak percaya

"Iya"jawab ku dengan santai

"Dia mau bicara sama kamu?"tanya sarah

"Iya,tadi juga dia nganterin aku ke warung"jawabku

"Seorang jefano,mau berbicara dengan wanita yang baru dia kenal,wah suatu yang patut di apresiasi, biasanya dia gak mau sama sekali berbicara dengan wanita asing,dia selalu dingin ke wanita lain"

"Iya kah mbak, dia ke aku biasa aja ,gak dingin sama sekali"

"Ya paling karna kamu cantik"puji Sarah

Tidak terasa sudah sampai di pasar malam,aku dan Sarah mengunjungi penjual hiasan rambut,tiba tiba

"Lho,kamu Gendhis tho?, eh sampean juga istrinya mas Bintara kan?"tanya seorang lelaki

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Siapakah lelaki yang menyapa Gendhis???

Kisah gendhis || Jenrina (Jeno Karina) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang