Part 16 • Worried

551 56 5
                                    

Gavin berlari dengan muka paniknya menghampiri Wilona yang tertunduk lesu. Gavin tidak sendirian, Ia bersama Selina dan juga Mikaela.

"Wilona, gimana keadaan Haris sama Riki??" Tanya Gavin dengan suara bergetar.

"Bella mana, Wil??" Selina yang juga panik ikut bertanya pada Wilona.

"Kalian semua gpp kan??" Tanya Mikaela dengan khawatir.

"Haris gpp cuma memar aja, sekarang dia lagi diobatin. Bella di kantor polisi lagi dimintain keterangan. Riki.... " Wilona menggantungkan ucapannya.

"Riki gimana wil???" Gavin mengguncang tubuh Wilona.

"Dia kritis. Lukanya lumayan dalam dokter bilang Riki pendarahan hebat dan sekarang gak sadarin diri."

"Astaga. Terus kalian udah telepon orang tuanya??" Tanya Selina.

"Ortunya Bella lagi menuju ke kantor polisi. Haris udah nelpon ortunya Riki tapi mereka masih di luar negeri dan kemungkinan bisa balik ke jakarta besok pagi."

"Astaga Riki." Gavin mengusap wajahnya frustasi membayangkan kondisi teman-temannya.

Tidak lama Haris keluar dari ruang pengobatan. Gavin menatap sahabatnya yang mukanya sudah tidak karuan. Mata dan pipinya merah kebiruan, terdapat luka sobekan di ujung bibirnya dan pelipisnya yang sudah diperban.

Gavin langsung memeluk sahabatnya itu.

"Aww!" Keluh Haris yang kesakitan karna Gavin memeluknya terlalu kencang.

"Sorry bro, lo kenapa gak panggil gue sih. Kenapa malah berduaan aja mana berantemnya tangan kosong lagi dasar tolol!!" Gavin memaki Haris.

Haris tau sebenarnya Gavin sangat khawatir pada dirinya dan Riki namun Gavin terlalu malu untuk mengatakannya.

"Percuma ah ngajak lo gak bisa berantem juga," ujar Haris diiringi dengan tawa kecil berusaha menghibur sahabatnya.

"Siapa bilang gue mau berantem. Gue mah langsung tabrak aja begalnya sampe mampus gak perlu cape-cape berantem kayak kalian."

Haris hanya tertawa. Ia lalu beralih pada Wilona yang daritadi hanya diam memandanginya.

Wilona merasa bersalah karena sebelumnya Haris sudah melarangnya untuk menemui Bella, biarin polisi yang mengatasi masalah ini namun karna gadis itu nekat, Haris gak bisa berbuat apa-apa.

Haris gak mau Wilona kenapa-napa jadi Haris pun ikut menemani Wilona untuk menemui Bella.

Haris mendekat dan memeluk Wilona. "Aku gpp kok sayang." Haris mengusap pelan rambut Wilona.

Saat itu juga Wilona menangis tersedu-sedu. "Maafin aku sayang huhu gara-gara aku kalian jadi begini."

"Nggak ini bukan salah kamu kok. Gimana keadaan Riki."

Haris belum tau kabar Riki. Ia hanya tau temannya tidak sadarkan diri akibat luka tusukan yang dialaminya.

Wilona menangis dan menjelaskan kondisi Riki. Mendengar kondisi sahabatnya yang kritis, Haris pun merasa bersalah karena tidak melarang Riki untuk ikut dengannya menemui Bella.

A few hours ago....

Riki baru saja selesai memarkirkan motornya di parkiran asrama. Riki habis nongkrong sama teman-temannya dan baru balik malam karena terlalu asik mengobrol.

Hi, Stranger! • 04L ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang