Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hai, temen-temen! Apa kabar? Aku datang kembali dengan membawa cerita baru bertema perjodohan lagi dengan genre Spiritual-Romance
FYI, aku membuat cerita ini karena terinspirasi dengan seseorang yang aku kenal, beliau memiliki figure agama, aku banyak dapet wawasan dari beliau dan jadi tau gimana lingkungan beliau, dan terbuatlah cerita ini hehe
Tapi ini tetep fiksi ya, bukan kisah nyata. Hanya saja sedikit terinspirasi.
Semoga kalian suka sama cerita baruku, happy reading!
****
"Aku hanyalah laki-laki biasa, tak memiliki banyak harta duniawi, setiap harinya menyiarkan agama islam. Seringkali aku mendapat kalimat tak pantas dari orang-orang yang lebih memiliki kuasa daripada diriku, seringkali orang-orang ingin menjatuhkanku, tetapi aku tetap berjalan untuk menyebarluaskan agamaku, walaupun harus dengan kaki berdarah-darah sekalipun." –Ammar Alfatih
****
Rintik hujan membasahi ibukota setelah satu bulan lamanya Jakarta tak turun hujan, begitu derasnya hujan, hingga membuat pengemudi motor menepi untuk berteduh, termasuk seorang laki-laki bersarung yang saat ini ikut berteduh.
Pria itu memeluk tas yang berisi buku-buku penting miliknya, ia menatap langit yang sangat mendung, lalu berucap dalam hati, "Alhamdulillah.. Allahumma shoyiban nafian. Allahumma shoyiban nafian. Allahumma shoyiban nafian."
Lalu pria itu duduk bersandar tembok, mengeluarkan tasbih yang berada di saku baju kokonya, jemarinya menggerakan tasbih tersebut dan bibirnya mulai berdzikir.
Drrtt.. ddrrtt..
Ponselnya bergetar, ia mengeluarkan ponselnya dan mengangkat panggilan masuk tersebut, "waalaikumussalam.."
"Ustad sekarang ada dimana, ya? Sudah jalan atau belum? 15 menit lagi acara akan mulai."
"Afwan.. saya terjebak hujan deras, jaraknya hanya 3 kilometer lagi, Pak. Setelah hujan reda saya langsung menuju ke tempat acara."
"Baik, saya tunggu. Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
Setelah itu pria tersebut melanjutkan kegiatan berdzikirnya seraya berdoa dalam hati agar hujan segera mereda.
10 menit kemudian, hujan mereda, ia bersyukur dalam hati. Pria itupun segera melanjutkan perjalanannya menuju tempat tujuan. Ia memarkirkan motornya disamping deretan mobil mewah yang terparkir.
Seorang panitia menghampirinya, "assalamualaikum ustad Ammar." Pria itu menyalami pria yang bernama Ammar ini.
"Waalaikumussalam, maaf saya baru sampai, karena tadi harus berhenti menunggu hujan sedikit reda terlebih dahulu."
"Gak apa-apa, Ustad. Kalau begitu mari ikut saya." Panitia tersebut membawa Ammar ke sebuah ruangan khusus tamu acara, disana terdapat beberapa panitia juga.
"Maaf, Ustad. Pakaian Ustad sangat basah, apa Ustad tidak membawa pakaian ganti?"
"Ah, maaf sekali. Saya tidak membawa pakaian ganti, tapi tidak apa-apa, saya pakai ini saja, nanti akan kering sendiri."
"Baik, kalau begitu Ustad langsung masuk ke dalam aula saja, ya. Disana tamu sudah datang semua dan semua mahasiswa sudah menunggu."
Ammar mengangguk, ia pun menuju aula bersama seorang panitia. Saat dirinya naik ke atas mimbar, beberapa mahasiswi menatapnya penuh tertarik, tetapi Ammar menghiraukan itu. Ia berjabat dengan semua tamu, lalu duduk ditempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirwana
SpiritualPernikahan rahasia antara seorang laki-laki biasa dan gadis kaya, pernikahan yang dimulai karena keinginan dari orang tua si gadis. Ammar Alfatih, pria tampan berusia 25 tahun yang hidup sendirian, setiap harinya menghadiri acara yang mengundangnya...