Bagian 6

5.3K 1K 1.2K
                                    

Assalamualaikum!

Apa kabar? Maaf lama gak update huhuhu, aku baru dapet ide lagi untuk Nirwana karena kemarin sempet write's block dan fokus nulis naskah Atharrazka 2. Mohon maaf lahir dan batin yaa🥹🙏🏻

Ternyata udah banyak yang baca Nirwana, ya? Jangan jadi pembaca gelap ya teman-teman, jujur aku nulisnya sampe muter otak, jadi minta kerjasamanya yaa. Aku minta target 2K votes dan 2K comments boleh?

Selamat membaca, semoga suka!

****

Ammar terdiam, ia menatap wajah Ayra yang terlihat begitu tersiksa, lalu Ammar menghela napas, "saya minta maaf sebelumnya, entah kamu akan percaya dengan perkataan saya atau tidak. Sebulan yang lalu Ayahmu menemui saya, meminta saya untuk menikahi putrinya, awalnya saya menolak, tetapi beliau memohon karena beliau sudah bingung harus melakukan apa agar kamu berubah. Singkatnya, saya menerima permintaan beliau dan melangsungkan ijab qobul di kediaman guru saya. Pernikahan rahasia ini terjadi karena orang tuamu tidak ingin kamu mengetahui ini lebih dahulu, karena pasti kamu akan menolak, terjadilah pernikahan yang dirahasiakan dari kamu."

"Demi Allah, saya tidak ada maksud atau niat apapun seperti yang kamu pikir, Ayra." Jelas Ammar.

"Lo menerima gue setelah lo tau semua keburukan gue?" Tanya Ayra yang dibalas anggukan oleh Ammar.

"Apa lo tetep menerima gue setelah lo tau kalau gue udah gak perawan?"

Melihat Ammar yang hanya diam saja, Ayra terkekeh miris, "gue udah gak perawan, jadi lo bisa ceraikan gue sekarang."

Setelah itu Ayra kembali melanjutkan langkahnya, melihat Ayra yang menjauh, Ammar bersuara, "saya tidak akan menceraikan kamu, masih terjaga atau tidaknya kehormatanmu, saya tidak akan melepaskan kamu, secepatnya kita akan sah di mata hukum negara."

Ammar membalikan tubuh, hendak kembali menuju ruangan Dania, tetapi Ayra segera memdekati Ammar. Ia menahan bahu Ammar dan berdiri dihadapan pria itu.

"Mau lo apa sih? Lo udah tau kalau gue udah gak perawan, lo masih mau sama gue?"

"Apa keperawanan adalah tolak ukur untuk menikahi seseorang?" Tanya Ammar balik.

"Ayra, apapun masa lalu kamu, akan saya terima. Saya bersedia menikahi kamu artinya saya siap menerima semua kekurangan kamu. Jadi saya tidak masalah dengan apapun yang terjadi pada kamu di masa lalu, tugas saya menjadi suami kamu adalah menuntun dan membimbing kamu ke jalan Allah."

Setelah itu Ammar kembali melanjutkan langkahnya, sedangkan Ayra terdiam di tempat.

****

Ammar, Ayra, dan Guntur sedang menunggu di depan ruang operasi, menunggu Dania yang tengah berjuang di dalam sana. Ayra terus menggenggam tangan Ayahnya, menguatkannya. Sedangkan Ammar sibuk berdzikir.

Tiba-tiba saja Ammar bangkit, membuat Ayra dan Guntur menoleh, "kamu ingin kemana, Nak?" Tanya Guntur.

"Saya ke Mushola sebentar, Pak." Pamit Ammar.

Guntur mengangguk, Ammar pun berlalu, Ayra hanya melihat punggung Ammar yang semakin menjuh, lalu ia kembali bersandar di bahu Ayahnya.

30 menit kemudian, Ammar kembali dengan membawa kantong kresek berisi makanan. Ia memberikannya kepada Guntur, "untuk Bapak dan Ayra, makan dulu, Pak. Maaf saya hanya bisa membelikan ini."

"Terima kasih, Nak." Ucap Guntur, ia menerima makanan pemberian Ammar, "kamu makan dulu, Ra. Nanti sakit."

Ayra dan Guntur memakan makanan pemberian Ammar. Selama makan, Ayra mencuri pandang menatap Ammar yang sedang berdzikir.

NirwanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang