Bagian 9

3.8K 829 796
                                    

Haloooo apa kabarrr?

Masih inget alur cerita Nirwana kah?😭😭😭

****

Sebelum tertidur, Ammar mengeluarkan sesuatu, "Ayra, udah tidur?" Tanya Ammar.

"Belum, kenapa?" Tanya Ayra yang sudah berbaring menghadap tembok.

"Bangun sebentar."

Ayra berdecak malas, ia pun duduk, "apaan sih?"

Ammar mengambil tangan Ayra, mengeluarkan sesuatu lalu mengusapkannya, "eh, apaan nih? Body lotion?" Bingung Ayra.

"Iya, body lotion anti nyamuk, kamu pakai ini agar tidurmu jauh lebih nyenyak karena gak akan digigit nyamuk lagi." Jawab Ammar masih dengan memakaikan Ayra obat nyamuk.

"Jangan macem-macem deh, nanti kulit gue iritasi."

"InsyaAllah ini akan aman, Ayra. Kamu bisa pakai ini di leher juga kalau kamu mau." Ammar memberikan satu sachet pada Ayra.

Ayra menerimanya, ia mencoba memakai di lehernya, "kok agak panas, ya? Ini beneran aman, kan?"

Ammar mengangguk, "aman, saya udah memakai ini sejak kecil."

"Awas lo kalau besok badan gue iritasi. Udah ah, gue mau tidur, besok ada jam pagi. Lo gak usah anterin gue, biar gue naik ojek online." Cerocos Ayra setelah itu kembali berbaring membelakangi Ammar.

Ammar menyelimuti tubuh Ayra, lalu ia ikut berbaring dan memejamkan mata.

****

Tengah malam Ayra terbangun bukan karena digigit nyamuk, melainkan karena ia mendengar suara seseorang menggigil. Saat ia membalikkan tubuhnya, ia melihat Ammar yang tengah menggigil kedinginan.

"Mar? Ammar?" Panggil Ayra, tetapi tak ada sahutan dari Ammar.

Ayra beranjak duduk, wajah Ammar sangat pucat, ia mencoba memegang suhu tubuh Ammar, sangat panas.

"Ammar, lo sakit?"

Ayra beranjak mematikan kipas angin, lalu keluar mengambil kompresan, ia mengompres kening Ammar. Setelah itu mengambil obat demam dan segelas air putih.

"Mar, bangun bentar, minum obat." Ayra mencoba mendudukan tubuh Ammar susah payah, ternyata Ammar berat sekali.

Ia memasukan satu tablet obat pada mulut Ammar, lalu memberikan minum. Ammar yang setengah sadar pun menelannya, setelah itu kembali berbaring.

"Dia beneran sakit, kalau besok gue tinggal kuliah, siapa yang jagain dia?" Gumam Ayra.

****

Adzan subuh berkumandang, Ammar terbangun. Dirinya sudah tak menggigil dan suhu tubuhnya sudah menurun, walaupun semalam ia sakit, tetapi ia sadar jika semalam Ayra mengompres dan memberikannya obat.

Saat ia menoleh, ia terkejut melihat Ayra yang tertidur menghadapnya, tubuhnya begitu rapat dengannya, dan tangan Ayra memeluk perut Ammar. Tangan Ammar terangkat untuk mengusap kepala Ayra, lalu ia mendekatkan bibirnya pada kening Ayra, mengecup kening itu cukup lama.

"Terima kasih, Ra."

Dengan hati-hati, Ammar menyingkirkan tangan Ayra dari perutnya, ia menahan sakit di kepalanya saat mecoba untuk bangun. Ia akan melaksanakan shalat subuh di rumah saja, dan sengaja tak membangunkan Ayra karena gadis itu masih datang bulan.

****

Ammar menghampiri Ayra yang tengah menonton televisi di ruang tamu seraya memakan camilan, ia duduk sebelah Ayra.

NirwanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang