2. Pertemuan

236 17 8
                                    

Setelah beristirahat di depan halaman gedung, dengan tenda yang berisikan 5-7 orang. Mereka bebersih dan berganti baju menggunakan pakaian yang disediakan untuk para pengungsi, mereka kini tengah berjalan menuju dapur darurat karena sudah waktunya makan Malam.

"Ayo Gi cepetan dikit jalannya! Keburu makanannya dah abis." suruh Rakha karena menurutnya Argi berjalan dengan sangat lambat.
"Ya sabar Rakh, cape gua dari kemaren belom makan."
"Ya maka nya ayo cepetan!"
"Iya udah ayo." Jawabku dengan sedikit menambah kecepatan.

Tak lama mereka jalan akhirnya mereka sudah sampai di dapur darurat.

"Itu kali ya Rakh." Ucap ku sambil menunjuk sebuah nasi box yang tersusun, dan dengan orang yang sedang membagikannya.
"Yaudah ayo Gi."

kini giliranku untuk mengambil makan, tanpa ku sadari ada seseorang yang berdiri disampingku mengambil nasi box yang ingin ku ambil. kami sama sama kaget

"Gian?" "Shani?" Keduanya terdiam dengan dengan sedikit kebingungan.

"Gi" "Ci" panggil Rakha dan temannya Shani yang tak ku kenal.

"Eh kamu duluan Gian yang ambil." Ucap Shani sambil nenyerahkan makanan itu.
"Eh kamu duluan aja Shan, kasian itu temen kamu udah nunggu."
"Yaudah aku ambil ya."
"Ya Shan."
Shani kemudian mengambil makanannya dan pergi menuju teman temannya

"Gi kok lu dikenal Shani?" Tanya Rakha, dengan wajah yang masih tidak percaya apa yang baru saja terjadi. Shani mengenal sababatnya?
"Ya gitu deh Rakh. Yaudah ayo kita cari tempat duduk." Jawabku meninggalkan Rakha yang masih penasaran.

"Gian gabung sini aja!" Panggil Shani yang melihat ku sedang mencari tempat duduk yang kosong
"Eh ga shan, aku cari tempat lain aja." Tentu saja aku mencoba untuk menolak, agak canggung sih duduk bersama Shani dan 5 temannya.
"Udah ayo ga usah sungkan." ucap Shani sambil menarikku untuk duduk di meja yang sama.

kini posisi duduknya adalah Aku duduk berhadapan dengan Shani dengan dua temannya di sebelah kirinya dan satu orang di sebelah kanannyanya. Begitupun dengan aku Rakha di sebelah kiriku dan dua temannya shani di kanan ku.

Suasana yang cukup canggung terjadi di meja kami, hingga akhirnya Shani mengenalkanku pada yang lainnya.

"Guys kenalin ini Gian, temen sekelas aku waktu SMA. Kita tiga tahun selalu dapat kelas yang sama. Dan Gian ini temen temen aku, disamping aku ada Gracia, Zee, Gita. Di sebelah kamu ada Adel sama Chika." Shani mencoba untuk mengenalkan teman-temannya kepada ku.

"Salam kenal semuanya Aku Argian biasa dipanggil Argi. Ini temanku namanya Rakha." Tentu saja aku mencoba untuk mengenalkan diri kembali dan mengenalkan Rakha. Dan Rakha? dia masih sungkan untuk berbicara lebih, hanya sekadar membalas 'hai' saja yang dia keluarkan.

"Halo ka, jadi nama panggilannya yang bener Argi atau Gian nih. Tadi cici manggil kakak Gian." Tanya temennya Shani yang berada di sebelahku, kalau tidak salah namanya Chika.

"Sebetulnya panggilannya Argi, cuman cici panggilnya Gian, karena lebih Gampang disebut." Bukan aku yang menjawab, tapi Shani

"Pantesan orang laen ngga lu bolehin manggil Gian, ternyata itu nama panggilan dari seseorang toh" Sela Rakha yang dari tadi terdiam membuatku tak sadar mengangguk lalu dengan cepat aku menggelengkan kepala.
"Ciee.." "Panggilan kesayangan ka tuh." "Lah kupingnya Ka Argi merah" Begitulah ledekan dari teman temannya Shani
"Ga ada yah, apaan sih Rakh. Gajelas" Aku mencoba untuk menyangkalnya dengan cepat.
"Yailah ka, saltingnya lucu." Ledek Zee
"Udah-udah jangan di ledekin terus Giannya, kasian." Shani mencoba buat mencoba untuk menghentikan teman temannya yang masih terus meledekku.

"Eh iya Gi, kemaren kamu nonton theater ya?" Tanyanya kepadaku yang kemarin secara tidak sengaja melihatku di bangku paling depan.
"Iya Shan, nih di ajak si Rakha. Katanya mau nonton JKT48 yang lagi viral." Ku tunjuk si Rakha yang kemudian dia mengangguk, sebagai validasi perkataanku.
"Diajakin Ka Rakha atau kamu emang kangen sama aku?" Ledek Shani yang kembali membuat meja itu riuh dengan ledekan kepadaku.
"Ga ada ya Shan. Aku betulan diajakin si Rakha ini. Aku juga baru tau ternyata kamu member JKT48." jawabku mencoba untuk menyangkalnya.
"Kamu betulan ngga kangen aku? ah tau lah, kecewa aku padalah kita temenan sekelas tiga tahun, trus udah lama ngga ketemu." Shani berlagak sedih dengan tujuan untuk meledekku lebih.
"Eh ga gitu. Eh apasih udahlah Shan, ah taulah males." Jawabku yang kebingungan harus berbuat apa.

Obrolan terus berlanjut diantara kami berdelapan. Mulai dari bagaimana mereka  selesai selesai show kemarin dilanda kepanikan karena bencana semalam, hingga akhirnya mereka berenam bisa sampai ke sini. Candaan lainnya, dan sedikit pertengkaran antara Zee dan Adel.

_______________________________________

"Kayanya kita musti balik ke tenda dah ci, biar mereka istirahat lagi. Zee ama Adel juga keliatan udah mulai ngantuk." Ajak Gracia setelah setelah melihat Zee dan adel beberapa kali menguap.

"Yaudah ayo kita balik ke tanda, kamu juga mau balik ke tenda Gi?" Shani mengiyakan ajakan Gracia karena Zee dan Adel juga menganggukan kepalanya memvalidasi ucapan Gracia
"Iya Aku ama Rakha juga mau istirahat."

Mereka akhirnya meninggalkan meja untuk kembali ke tendanya, posisi tenda mereka tidak berjauhan. Aku dan Rakha mengantar mereka terlebih dahulu ke tendanya baru memutuskan untuk kembali ke tenda kami. Malam hari ini akhirnya ditutup dengan Rakha dan Aku yang akhirnya bisa tidur di tempat yang lebih nyaman dari malam kemarin.

___________________________________________


After the endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang