9. Tragedi

143 9 14
                                    

Seminggu setelah pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan logistik, seminggu juga setelah Shani dan yang lainnya meninggalkan kota.
Keadaan kota makin jauh dari kata teratur dan aman. Penjarahan terjadi di mana mana adalah salah satu akibat dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, bukan tanpa alasan mereka mengeluarkan kebijakan seperti itu. Hal ini semua dilakukan demi menjaga agar tidak kekurangan makanan nantinya, namun hal yang tidak mereka perhitungkan adalah banyaknya rakyat yang akhirnya kelaparan.

Itulah alasan kenapa akhirnya banyak sekali penjarahan yang terjadi saat ini, gedung gedung bekas mall bahkan sampai pasar menjadi sasaran empuk untuk dijarah. Para aparat keamanan diutus untuk menjaga tempat tempat yang menjadi pusat perputaran ekonomi itu, agar penjarahan tidak semakin menjadi jadi.

Penjarahan tidak hanya satu satunya masalah yang terjadi saat ini, banyak sekali orang yang memanfaatkan kerusuhan ini untuk memenuhi nafsu mereka semata. Banyak perempuan menjadi korban, mulai dari remaja, orang dewasa, yang belum menikah bahkan yang sudah punya anak pun menjadi sasaran bagi para orang orang bejat ini.

______________________________________________________

"Hei kalian jangan kabur!" Teriak pria yanh diikuti oleh kelompoknya sedang mengejar tiga wanita.

Ketiga wanita itu terus saja berlari tak menghiraukan teriakan dari orang orang yang mengejar mereka. Mereka terus berlari hingga akhirnya mencapai jalan sempit yang bercabang menjadi kiri dan kanan, mereka harus memilih salah satu diantara dua jalan itu. "Ka kita kesana!" Ucap salah satu wanita itu menunjuk ke arah kanan. "Yaudah ayo cepet kita kesana." Setuju wanita yang dinilai lebih dewasa itu ke arah yang ditunjuk wanita lainnya.

Kanan tidak selalu benar, dan memilih kanan tidak akan selalu mendapatkan keberuntungan. Itulah yang menimpa mereka sekarang, kelompok yang tadi mengejar mereka membagi menjadi dua. Kelompok satunya tetap mengejar dan sisanya mencegat ketiga wanita itu di ujung jalan.

"Hayo mau kemana sih neng, udahlah nyerah aja." Ucap seseorang yang mencegat ketiganya. Kini ketiga wanita itu sudah terkepung dari dua arah, mereka tidak bisa kemana mana.

"Tangkap mereka!" Perintah seorang yang bisa disimpulkan bahwa dia adalah ketua dalam kelompok ini. Orang disekitarnya kini memegang ketiga wanita itu agar tidak bisa kabur lagi.

"Apasih lepasin, gausah pegang pegang." ketiganya mencoba untuk melepaskan tangan yang menahan mereka namun, kekuatan mereka lebih besar.

"Udah sih ikutin aja permainan kita kalo kalian mau selamat." Ucap pria itu lagi.

"Aku ga bakalan sudi main sama kalian. liat aja ini!" Ucap seorang wanita sembari menginjak kaki orang yang memegangnya dengan kencang. "aaaws." Teriakan orang itu dan secara tidak sengaja melepaskan pegangannya.

"Marsha, kabur!" Teriak kedua temannya itu ketika melihat Marsha berhasil melepaskan pegangan orang itu, tak mau menyia nyiakan kesempatan dia pun langsung kabur berlari.

Beberapa orang ingin mengejarnya, namun mereka ditahan oleh pemimpinnya itu. "Udah biarin aja yang itu lepas, kita masih bisa nikmatin dua wanita ini bersamaan." Cegah pria itu dan menunjuk kearah dua wanita yang masih saja berontak untuk dilepaskan.

"Ayo bawa mereka ke dalam situ, lebih baik kita melakukannya di dalam. Kalau di sini bisa bisa kita tertangkap aparat." Perintah pemimpin komplotan itu, dan mengarahkan gedung terbengkalai tak jauh dari situ.

Kini mereka berada di dalam bangunan, dua perempuan tadi kini sudah terikat, dan sedang dikelilingi oleh beberapa pria dewasa.

"Menjauh kalian, jangan macem macem. pergi sana." Teriak seorang wanita yang kini sudah tidak bisa ngapa ngapain selain berteriak.
"Ayolah kita main, ngga bakal sakit kok. kita ngga bakal kasar." Ucap satu pria yang mencoba untuk mendekati kedua wanita itu.
"Jangan harap kalian bisa sentuh kita atau kalian akan-" Ucapan wanita itu terpotong
"Atau kami akan apa? kalian itu tinggal berdua, mana ada yang bisa selametin kalian. Bahkan teman kalian aja pergi sendiri tanpa mikirin kalian." Potong pria tadi dengan kata kata yang akhirnya membuat mereka berdua terdiam.

After the endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang