Bab 7

0 0 0
                                    

Mama Erastus menyuruh ku untuk sekamar dengannya saja, agar jika terjadi sesuatu Erastus dapat menjagaku.

Erastus dengan senang hati mengantarku ke kamar, aku bahkan belum setuju untuk sekamar dengannya, aku rasa tidak pantas bagiku sekamar dengannya, kita kam bukan pasangan pikirku.

Saat tiba di kamar, aku jalan dengan kaki pincang ke kamar mandi, namun Erastus malah menggendongku, aku kaget dan memintanya menurunkan ku, namun Erastus tak menghiraukannya.

Saat sudah di depan kamar mandi, ia menurunkan ku dan aku langsung masuk kamar mandi tanpa menghiraukan dirinya.
Saat sedang bersih-bersih, aku baru ingat tidak membawa baju ganti, jadi selesai membersihkan diri aku membuka sedikit pintu dan menanyakan pakaian pada Erastus.

Erastus yang ternyata sudah berdiri di depan pintu sejak tadi langsung memberikan baju itu padaku.

Pakaian yang kugunakan adalah sebuah kaos putih milik Erastus, kaos nya sangat panjang sampai-sampai bisa jadi rok mini.

Saat selesai berpakaian aku keluar kamar mandi, Erastus yang melihat ku pun tertawa karena aku seperti dimakan oleh kaos itu.

Aku memelototi nya dan berkata
“tidak ada yang lucu, berhenti tertawa”.

Karena kesal, aku berjalan ke arah sofa dan tidur disana.
Erastus masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah selesai ia melihat diriku yang tertidur di sofa lalu menggendongku ke kasur.

Karena tidurku yang sedikit grasak-grusuk akhirnya Erastus memelukku dan kami berdua tertidur sambil berpelukan.

Pagi itu, terik matahari begitu terang memasuki kamar Erastus, ia yang terbangun akan silaunya cahaya matahari, melihat diriku sedikit terganggu, ia menutup cahaya itu dengan badannya.
******
Erastus menatap Alsava yang tertidur begitu nyenyak, ia tak tega membangunkan Alsava, ia membiarkan Sava memeluknya dan tak membangunkannya.
*******
Aku terbangun dan melihat ada dada bidang dengan perut kotak-kotak di depanku, kupikir aku sedang bermimpi, jadi aku menyentuh dada itu.

Erastus tersipu dengan tingkah ku ia berdehem
“ekhem... seksi ya sayang ?”

Aku terkejut dan refleks langsung dalam keadaan duduk
“hah ?! maa... maafkan aku, aa...aku akan mandi”.

Erastus menahan lenganku dan berkata
“tak usah buru-buru sayang”.

Aku melepaskan pegangannya
“ha..hah... jangan panggil aku seperti itu, menyebalkan”.

Saat sedang mandi aku baru teringat tidak ada membawa baju ganti, jadi aku keluar kamar mandi dengan menggunakan handuk kimono. Sebelum keluar aku memeriksa keadaan di sekitar kamar, ternyata Erastus tidak ada di kamar.

Aku keluar dan berniat mengambil pakaian ku yang ku lipat di sebelah kasur, tiba-tiba tangan besar dari belakang memelukku dan berkata.
“bagaimana kalau kita menikah saja sayang ?”.

Aku membalikkan badanku dan mendorongnya
“a...aku tidak mau.. aku butuh waktu”.

Erastus berjalan mendekati diriku, hingga akhirnya aku terpojok dan tak bisa bergerak, ia mencium keningku dan berkata
“tentu saja, aku akan memberimu waktu untuk memikirkan hal ini”.

Erastus memberikan dress yang ia beli khusus untukku dan menyuruhku memakainya. Dress ini indah sekali, bahkan tidak terlalu menerawang dan sopan.

Selesai berpakaian, aku keluar, tapi Erastus tidak ada di ruangan, jadi aku keluar dari kamar dan turun ke bawah secara perlahan, tiba-tiba dari belakang, Erastus yang sudah rapi, wangi dan bersih, ia menggendongku.

Aku kaget karena ia menggendongku. Mama Erastus menyuruh kami untuk sarapan, Erastus menolak, tapi aku sangat menghargai mamanya jadi aku memintanya untuk menurunkanku.

Lose You Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang