Bab 3

1 0 0
                                    

Erastus masuk ke ruangan Sava dengan membawa lelaki yang sudah berdarah-darah itu. Ia membuat laki-laki itu memohon ampun pada Sava, bahkan membuat nya berlutut.

******
Aku sedang tertidur tiba-tiba pintu ruangan terbuka dengan keras, aku melihat lelaki dengan kondisi yang terluka parah, lelaki itu, lelaki brengsek yang hampir menodaiku, aku memposisikan diriku dalam keadaan duduk.

Lelaki itu menangis dan memohon ampun padaku, bahkan ia menyentuh dan berusaha mencium kakiku, tapi sebelum itu terjadi aku menghindari kakiku, terasa sakit saat menggerakkan kakiku yang terkilir.

Aku memiliki hati nurani, dan tak mungkin aku sekejam itu, perbuatannya memang tak bisa dimaafkan, namun aku mengingat kata-kata Kakek untuk bisa selalu memaafkan walaupun itu menyakiti perasaanmu.

Aku menangis mengingat kata-kata kakek dan meminta orang itu pergi dan jangan pernah kembali ke hadapan ku.
"PERGI DARI HADAPANKU ! JANGAN PERNAH MUNCUL DI DEPANKU LAGI !".

Dengan ketakutan laki-laki itu berkata
"ba...baik nyonya...ma...maafkan saya....".

Orang itu ditahan oleh bodyguard Erastus, lalu Erastus berjalan ke arah ku dan memelukku, ia menutup telingaku juga, tiba-tiba sebuah pistol muncul dan menembak ke arah pria itu *DORR!!*

Pria itu terjatuh dan tergeletak meninggal ditempat. Aku ketakutan mendengar suara pistol itu dan menutup mata, Erastus menghalangi pandanganku, sehingga aku tidak bisa melihat itu, aku merasa ling lung hingga akhirnya aku pingsan, Erastus segera meletakkan kepala ku ke bantal dan menyelimuti ku.
******
Para dokter yang melihat kejadian itu hanya diam dan tak mengatakan apapun, dokter disana tau bahwa Erastus adalah orang kejam, mereka pun tak melaporkan Erastus ke polisi.
******
Segera setelah itu, para OB membersihkan ruangan Alsava, bahkan tidak ada setetes darahpun di dalam ruangan Alsava.

Erastus yang khawatir mengambil kursi dan duduk di sebelah Alsava dan menggenggam tangannya, hingga ia ketiduran di sebelah Alsava.
******
Keesokan harinya
Aku bangun, tapi kepalaku sakit, merasakan tanganku digenggam oleh seseorang, lalu aku melihat pria itu duduk tertidur di sebelah ku.

Karena tak ingin membangunkannya aku pergi diam-diam dari sana, walaupun kakiku sakit, aku berjalan perlahan keluar ruangan hingga akhirnya aku berada di luar rumah sakit.

Aku memanggil taksi yang lewat dan segera menuju ke toko ku. aku bernafas lega karena berhasil keluar dari sana, aku ketakutan karena Erastus yang kejam, itu sebabnya aku kabur darinya.
******
Erastus bangun, ia tak melihat Sava, jadi dia mencari Sava di kamar mandi dan juga sekitar rumah sakit namun hasilnya nihil. Erastus segera memerintahkan anak buahnya mencari Alsava baik itu di rumah maupun di tokonya.

Ternyata diam-diam Erastus sudah mencari tau tentang Alsava, bahkan latar belakang yang sudah ia kubur selama beberapa tahun. Erastus dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai Alsava.

Alasan sebenarnya Erastus mencari Sava karena Sava adalah wanita pertama yang berhasil memegangnya namun tidak memunculkan gejala alergi Erastus.

Erastus mempunyai penyakit dimana ia tak bisa bersentuhan dengan wanita, jika terjadi maka badannya akan panas dan gatal, ruam-ruam merah akan muncul ditubuhnya dan rasa sesak yang mencekiknya hingga tidak bisa bernafas.
******
*Toko Alsava
Aku tiba di kantor, lalu aku turun dari mobil. Aku melihat 2 orang pria yang sedang berada di tokoku, mereka mengacak-acak tokoku, para karyawan di dalam toko ku ketakutan, aku tidak bisa membiarkan hal itu dan harus melindungi karyawanku, banyak orang yang menyaksikan hal itu, namun mereka hanya bisa menonton dan sama sekali tidak membantu.

Aku menerobos kerumunan itu dan masuk ke dalam. Aku marah dan sedih lalu aku menjerit
"HENTIKAN !! KELUAR DARI TOKO KU SEKARANG JUGA !", mataku memerah penuh dengan amarah, bahkan karyawan ku tak pernah melihat diriku seperti ini.

Para bodyguard melaporkan keberadaan ku kepada Erastus, aku mengambil in ear mereka dan menjerit
"BAJINGAN, JANGAN PERNAH KEMARI, AKU MEMBENCIMU SELAMANYA !!".
******
Erastus mendengar ucapan ku itu, ia marah dan langsung ke toko.

Sesampainya di sana, ia melihat kerumunan berada di depan toko ku.
Orang-orang di luar sana melihat Erastus mereka membuka jalan dan banyak desas-desis "hey ada tuan Harrison" "ia tuan Harrison" "wanita itu pasti cari gara-gara sama tuan Harisson".

Erastus masuk ke dalam toko, aku melihatnya dan berkata "Berhenti ! jangan sekalipun kau melangkah maju kesini".
******
Kini Erastus diam tak bergerak, padahal jika orang lain yang memerintahkan dirinya seperti ini ia akan melawan, tapi entah kenapa hanya dengan Alsava Erastus tak berani melawan.
******

Aku membereskan pakaian yang berserakan bersama dengan para karyawan ku, dan menyuruh beberapa karyawan ku untuk memperbaiki baju-baju yang rusak.

Aku menatap Erastus, lalu memalingkan wajahku. Sambil berjalan pincang, perlahan aku masuk ke kantor. Karyawan ku melihat Erastus, mereka berpikir akau telah membuat masalah dengan nya. Para karyawan menghampiri ku dan berkata
"Bos, apa bos kenal dengan lelaki itu ? Bos harus tau lelaki itu bisa dibilang mafia yang sangat kejam, bos jangan cari masalah dengannya bos, hanya dengan sebuah telepon saja toko kita bisa bangkrut".

Aku mulai berpikir *apakah dia sehebat itu*.
Karyawan ku berkata
"Bos, kalau bos ga percaya bos bisa lihat di internet, bahkan sudah banyak berita mengenai dia, polisi saja takut padanya bos."

Aku melihat itu, dalam hatiku berkata *dasar psikopat gila*.

Karena tidak ingin banyak masalah lagi aku keluar kantor, dan melihat Erastus masih disana berdiri, lalu aku berkata
"pergilah dan jangan temui aku lagi, aku minta maaf mengenai malam itu, aku tidak sengaja menabrak tuan, jadi saya harap tuan bisa melupakan kejadian itu dan jangan menemui saya lagi".

Aku memutar badanku, dan baru saja ingin berjalan ke kantor, Erastus memelukku dari belakang, refleks aku memyikunya dan menampar pipi nya *PLAK!*, satu tamparan keras melayang di pipi Erastus.

Para karyawan menyaksikan kejadian itu, bahkan para bodyguard menodongkan pistol ke arahku.

Aku kaget dan meminta maaf padanya
"aa..aku....hah....aku minta maaf, maafkan aku....maaf ". Aku terus memohon maaf pada nya.

Erastus tersenyum sambil berkata
"well well.... baru kali ini ada yang berani menampar ku, lalu bagaimana kamu mempertanggung jawabkan perbuatan mu". Dengan tatapan psikopat kejam itu ia menatap ku, aku bahkan tak berani melihatnya.

Aku menjawab dengan ketakutan
"aa...aku....aku akan bertanggung jawab...a...aku aku aku akan melakukan apa yang kamu minta".

Erastus menjawab
"oh ya ? kamu akan melakukan apapun yang aku minta ?

Aku tak berani menatapnya dan hanya menjawab
"i..ia..., jadi tolong pergilah dari sini, para karyawan ku sangat takut melihat anda tuan Harisson".

Erastus berkata
"baiklah, besok aku akan datang lagi."

akhirnya Erastus pulang. Setelah dirasa cukup lama ia pergi aku pun pulang menggunakan taksi ke rumah.
******
Ternyata Erastus sama sekali tidak pergi, ia bersembunyi di sebuah gang sambil menunggu Alsava, saat Alsava keluar, ia mengikuti takisnya hingga tiba di rumah.

Lose You Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang