Bab 10

2 0 0
                                    

Selesai makan, Erastus memakan obatnya dan kembali ke kantornya, tapi sebelum itu ia berkata.
“bersiaplah, aku akan menjemputmu nanti sore”.

Aku hanya menatap kepergiannya dari ruangan ku dan melanjutkan pekerjaan ku yang masih menumpuk.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, cepat sekali waktu berlalu, aku segera bersiap. Gaun indah bergradasi biru ungu dengan dilengkapi furing berkilau membaluti tubuhku.

Erastus menjemputku tepat pukul 5 sore, tampak dirinya yang terbengong melihat ku, lalu aku memanggilnya berkali-kali.
“hey, tuan... ERASTUS ! ada apa denganmu ?”.

Erastus yang sadar menjawab ku
“ah maaf, kamu cantik sekali, membuatku terpana, baru pertama kali aku melihat gadis secantik dirimu”.

Rayuannya itu tidak mempan untukku, aku langsung naik ke mobilnya dan kita berdua langsung berangkat ke restoran.

Ayah tiba disana dijemput oleh salah satu supir Erastus, kami bertiga masuk bersamaan ke ruangan.

Mama Erastus yang melihat ayah langsung bernostalgia.
“Hans ?”

Ayah kaget melihat Mama Erastus.
“Lorenza ?, wah sudah lama sekali, ini putramu ?”.

Mama Erastus menjawab
“ia, ini putraku, aku sudah mendengar semuanya dari Sava, aku turut berdukacita atas kepergian istri mu dan sahabat ku”.

Papa hanya mengucapkan satu kata.
“maaf”.

Papa Erastus yang sedari tadi melihat mereka mempersilakan kami untuk duduk.
“ekhem, nostalgia nya nanti saja, silahkan duduk”.

Kami semuanya duduk bersama dan makan malam bersama sambil membahas mengenai pernikahan antara aku dan Erastus yang akan diadakan bulan depan.

Orang tua Erastus tampak senang saat mendengar anaknya akhirnya memutuskan untuk menikah dan menyambutku dengan hangat ke dalam keluarga mereka.
“Selamat datang nak di keluarga Harrison”.

Aku hanya memberi senyuman manis untuk mereka dan mengucapkan terima kasih.
Erastus menggenggam tanganku dan mencium tengkuk tanganku yang putih itu, ia tiba-tiba berjongkok dan bertanya di hadapan seluruh keluarganya dan di depan ayah, membuat ku terkejut.
“will you marry me ?”

Aku menatapnya sejenak, melihat ketulusan di matanya membuat hatiku yang luluh.
“Yes, i will”.

Erastus memelukku dan mencium keningku, ini kali pertama aku dilamar dan dicintai seorang pria sampai sedalam itu, aku bahagia dan menangis terharu di pelukannya.

Para orang tua yang melihat itu menggoda anak-anaknya.
“ekhem ekhem”.

Mereka langsung melepaskan pelukannya dan duduk kembali. Perlahan mereka mulai merencanakan tempat hingga pakaian dan semuanya.

Terdapat banyak pendapat yang membuat sedikit keributan, jadi aku dan Erastus memutuskan untuk diadakan secara tertutup dan sederhana, kami tidak ingin mengundang terlalu banyak tamu dan hanya mengundang orang-orang yang dikenal saja, tapi ayah dan orang tua Erastus tidak setuju, ayah berkata padaku.

“Sava, ayah ingin kamu mendapatkan pernikahan yang layak, karena pernikahan itu sekali seumur hidup, ayah ingin kamu selalu mengingat nya dan kamu bisa mengenangnya selamanya”.

Sava menangis dalam pelukan ayahnya.
“ayah... hiks... terima kasih ayah”.

Orang tua Erastus juga setuju dengan pendapat Ayah, jadi mereka akan mengadakan pernikahan paling mewah dan paling menggelegar di dunia ini.

Dalam pelukan ayah aku berpikir *andai saja ayah sayang padaku seperti dari dulu, aku pasti sangat senang, tapi tidak apa, yang penting sekarang ayah menyayangiku*.

Erastus hanya mengikuti saja, ia juga ingin memberikan yang terbaik untukku, pernikahan seumur hidup yang tak akan pernah dilupakan.

Selesai membahas hal itu, aku dan ayah pulang ke rumah diantar Erastus. Ayah mengajak ku untuk mengobrol.
“Sava nak, besok ayah akan pulang”.

Aku kaget dan bertanya.
“APA ?! tapi kenapa ayah ? bukannya ayah baru saja kemari ?”.

Ayah menjawab.
“ada urusan kantor yang harus ayah selesaikan dan kakakmu membuat ulah lagi, jadi ayah harus pulang nak”.

Aku hanya menundukkan kepala dan menjawab dengan suara kecil.
“ya sudahlah, ayah tidur saja”.

Ayah mengelus kepalaku dan mencium kepalaku.
“maafin ayah yah sayang, ayah tau kamu adalah putri ayah yang paling pengertian, ayah sayang sama kamu, selamat malam nak”.

Aku tersenyum ringan.
“malam ayah”.

Aku masuk ke studioku dan melanjutkan pekerjaan ku sambil memikirkan ayah yang akan pulang besok, aku ingin ayah tinggal bersama denganku lebih lama lagi tapi aku tidak boleh egois pikirku. Aku mengerjakan pekerjaan ku hingga tertidur di meja.

Ayah ternyata belum tidur, ia mengetuk pintu studio berulang kali namun tak ada jawaban *tok..tok..tok, jadi ayah masuk ke dalam dan melihat putrinya yang sedang tertidur lelap di meja, ayah yang masih sehat dan kuat, menggendong Alsava ke kamar dan ayah tidur di sofa ruang tamu.
******
Setelah mengantar Alsava, Erastus pulang ke rumahnya, ia mulai mempersiapkan kasur baru, lemari baru dan segalanya yang ada di kamarnya, ia bahkan mulai mengosongkan ruang baju untuk pakaian Alsava nanti.

Erastus membuat sebuah studio pakaian untuk Alsava di rumahnya, ia membeli semua bahan dari mesin jahit, patung wanita, hingga lain-lainnya.

Erastus begitu senang saat Alsava menerima lamarannya malam tadi, sangking senangnya tanpa disadari, Erastus membuat para pembantu yang ada di rumah kelelahan karena mengurus ini dan itu.
*******
Paginya, Aku terbangun melihat diriku yang sudah ada di kasur, aku keluar dan melihat ayah sedang menyusun pakaiannya.
“ayah... pesawat ayah berangkat jam berapa ?”

Ayah menjawab.
“jam 2 siang nak..., tidurlah jika masih mengantuk”.

Aku menjawab
“tidak ayah, aku akan mengantar ayah, ayah tunggu disini aku akan bersiap”.

Aku masuk ke kamar dan bersiap untuk mandi. Aku hanya memakai kemeja dan celana Jeans dengan ikat rambut satu, lalu aku keluar kamar dan segera mengantar ayah.

Aku mengajak ayah sarapan di Restoran terdekat sebelum ayah pulang. Selesai sarapan, aku mengingat mobilku satu lagi ada di toko, jadi aku terpaksa mengeluarkan mobil BM* yang sudah lama aku beli, namun aku jarang sekali memakainya.

Siapa sangka, ternyata Erastus sampai di depan rumah. Aku menyuruh Erastus untuk pergi ke kantor saja karena aku akan mengantar ayah ke bandara.

Erastus memegang kedua pipiku dan mencium keningku, lalu ia berpamitan dengan ayah dan pergi ke kantor.
*******
Erastus sebelum pergi ke kantor ia akan menyempatkan diri ke rumah Alsava. Sesampainya di sana ia melihat Alsava mengeluarkan mobil BM* edisi limited edition dari garasinya, Erastus cukup terkejut karena orang yang berhasil membeli mobil itu adalah Alsava.

Erastus tidak menyangka bahwa uang Alsava dulu bisa sebanyak itu untuk membeli mobil seperti itu, ia benar-benar bekerja keras demi mendapatkan apa yang ia inginkan.

******

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lose You Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang