＊*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ 𝕰𝖛𝖆𝖓𝖘 𝕾𝖊𝖗𝖎𝖊𝖘 𝐕𝐨𝐥 𝟑˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚＊
•𝐅𝐨𝐫𝐛𝐢𝐝𝐝𝐞𝐧 𝐋𝐨𝐯𝐞•
"Let's meet again in another life... I will make sure I'll find you, my destiny..." 𝐑𝐨𝐬𝐞
...
"I love him! I rather die than to see him died...
Xylia keluar dari rumahnya. Dia duduk di satu bangku dengan segelas kopi. Selimut membaluti tubuhnya. Kepalanya terdongak melihat bintang-bintang yang bersinar di langit malam.
"Even though we're going through it And it makes you feel alone Just know that I would die for you Baby, I would die for you, yeah..." Mulut Xylia bergerak menyanyikan lagu yang baginya amat sesuai dengan keadaannya.
"The distance and the time between us It'll never change my mind, 'cause baby I would die for you Baby, I would die for you, yeah" Xylia tersenyum kecil.
"I would die for you? Not I'm killing you?"
Xylia menggelakkan dirinya. Dia memeluk tubuhnya apabila angin sejuk menghentam tubuhnya.
"Kenapa sejuk sangat ni?" Keluh Xylia.
*whistle...
Seram sejuk Xylia rasa bila ada yang bersiul-siul. Sudahlah tengah malam kau!
"I'm finding ways to manipulate the feelin' you're goin' through" terdengar suara seseorang menyambung nyanyian Xylia.
"But baby girl, I'm not blamin' you Just don't blame me, too, yeah"
"Eh?" Xylia melihat sekelilingnya seram sejuk.
"'Cause I can't take this pain forever And you won't find no one that's better 'Cause I'm right for you, babe..." Sambung suara husky itu.
"This voice...-"
"I think I'm right for you, babe."
"Lazen." Xylia berdiri dengan pantas.
Lazen keluar dari tempat bersembunyinya. Dia tersenyum manis dan melambai singkat.
"Hye! Having so much fun? Can I take you now?" Tanya Lazen ceria.
Xylia mengawal riak wajahnya. Sejujurnya hati dia bahagia tapi separuh tak rela jika Lazen kembali mengurungnya.
Xylia menggeleng. Dia mengundur ingin masuk ke dalam rumah.
Wajah Lazen berubah datar. "Isn't the time I gave you enough?"
Xylia menggeleng laju. Tanpa dia sedar tangannya tertolak gelas sampai jatuh ke lantai.
Prang!
Perhatian Lazen teralih dan tanpa berlengah Xylia ingin masuk ke dalam rumahnya.
"Ahh!" Tubuh Xylia dipeluk Lazen dari belakang.
"Not to fast, cherie..." Lazen menjilat telinga Xylia.
"Please Zen. I nak kita akhiri semua ni. I dah tak tahan. Kita jalani hidup kita masing-masing eh?" Xylia cuba untuk pujuk rayu.
"What did you just say? Nak akhiri semua ni? Ok fine!"
Xylia mengeluh lega tapi hanya sementara.
"Tapi hanya kau yang rasa hubungan kita dah berakhir. In my side, we're still together. You got it?" Datar nada suara yang digunakan Lazen.
"But why? Just let me go!" Xylia menghentak-hentak kakinya geram. Nadanya pun sudah kedengaran seperti ingin menangis.
Lazen tersenyum senget. Dia mengangkat tubuh Xylia dan dibawa masuk kedalam keretanya. Dia memakaikan seatbelt untuk Xylia. Sebelum tubuhnya dikeluarkan dari kereta, kepalanya dipaling menghadap wajah Xylia.
Cup!
Dia mengucup bibir Xylia sekilas.
"No. You can't escape from me, cherie. Never!"
"'Cause-"
"I'm obsessed with you."
"With my babygirl, Xylia Bellerose. The most beautiful girl in the world!"
"I love you damn fucking much!"
"Got it, hm munchkin?"
Xylia melihat side mirror kereta. Dahinya berkerut.
"Zen... Don't you think, car in the back is following us?" Tanya Xylia.
"Hm" riak Lazen tegang. Tangannya kuat memegang stereng kereta.
"Habis yang you relax sangat ni asal?" Hairan Xylia.
Lazen mengeluh. "Ambil pistol aku dalam dashboard."
Xylia membuka dashboard dan mengeluarkan pistol. Dia menghulurkan kepada Lazen.
Lazen menjeling sekilas pistol di tangan Xylia. Tangannya naik mengusap kepala Xylia.
"You know how to handle it. I leave it to you." Lazen tersenyum kecil sebelum wajahnya kembali serius dan fokus memandu.
Ternaik kening Xylia. Dia mengangkat bahu. Big boss dah bagi green light.
Xylia menurunkan cermin kereta. Dia mengeluarkan separuh tubuhnya dari cermin kereta. Dengan pantas sebelah tangan Lazen menahan Xylia dengan memegang bajunya.
"Be careful, hun." Tegas Lazen.
Xylia tersengih. Tanpa teragak-agak dia menarik picu pistol.
Bang! Bang!
Tepat!
Kedua peluru itu ditembak tepat di kedua tayar bahagian depan. Kereta itu mula hilang kawalan sebelum melanggar penghadang jalan.
Xylia tersenyum senget. Dia masuk semula ke dalam kereta. Dia menyimpan pistol ke dalam dashboard.
"Done" Xylia tersenyum bangga.
Lazen hanya tersenyum kecil. Dia menggosok kepala Xylia tanpa melihat kearahnya.
"Good job babygirl. Nice shot."
"Of course! Im Elles!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
