Double up!
Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.
***
Untuk saat ini Taehyun lega tidak memiliki jadwal kelas yang sama seperti kakaknya, jadi dia aman naik ke mobil menuju ke kampus."Tuan nanti pulang jam berapa?" tanya sopirnya sambil menatap Taehyun dari balik kaca yang ada di depannya.
"Sore, pak, soalnya hari ini kelasnya sampai sore, nanti Taehyun kabarkan aja," balas Taehyun sambil memeriksa handphonenya, dirinya sudah masuk ke grup kelasnya dan sudah ada banyak sekali chat di sana.
Taehyun bagian cuma numpang baca aja karena gak tertarik untuk gabung, dirinya saja terkekang oleh orang tuanya jadi dia bahkan sepertinya susah mendapatkan teman.
Introvert parah, dirinya benar-benar harus diajak ngobrol duluan baru bisa saling bicara mungkin.
"Bapak tau papa pergi kemana?" tanya Taehyun yang menyadari papanya tidak kelihatan saat sarapan tadi.
"Pergi ke luar kota, tadi bapak yang antar ke bandara."
Taehyun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya bakalan jauh lebih aman sih kalau gak ada papanya.
Mamanya membela kakaknya saja sudah berhasil membuat Taehyun gila, apalagi jika papanya sudah bergabung mungkin enakan Taehyun mati sih.
Papanya itu lebih parah dari mamanya, jika mamanya melukai fisiknya dengan tangannya sendiri, maka kalau papanya ada saja barang yang dia gunakan untuk memukul Taehyun.
Dia bagaikan samsak oleh keluarganya, sudah badan kecil begini, di pukul lagi, Taehyun menggelengkan kepalanya sendiri sambil menahan dirinya untuk tidak menangis di pagi hari ini.
"Tuan gapapa?"
Taehyun reflek langsung menoleh kearah depannya sambil tersenyum.
"Gapapa, pak, lagipula emangnya Taehyun kenapa?"
Sopir tersebut menggelengkan kepalanya dan memilih untuk diam, sebenarnya kalau tuannya itu ingin pergi jauh, dia rela saja mengantar kemanapun tuannya mau pergi asal majikannya itu pergi dari jeratan keluarganya sendiri.
Kadang dia dan pelayan yang lainnya sering membicarakan tuan muda itu, kasihan saja rasanya hidup di keluarga dengan keuangan yang baik tapi hidupnya gak enak sama sekali.
Mata Taehyun melihat kearah halte yang baru saja di lewati oleh mobil ini, dia seperti melihat orang yang gak asing di matanya.
Entah apa yang terjadi tapi dia bisa melihat muka kakak tingkatnya baru saja di tampar sih, Taehyun tau rasanya gimana, soalnya diakan sering di perlakukan seperti itu oleh orang tuanya.
Orang tuanya sudah menyebalkan lalu di tambah kakaknya yang suka playing victim, Taehyun bisa apa coba?
Mobil ini terhenti karena lampu merah, saat dia melihat kearah jendela di sana ada kakak tingkatnya yang berada di atas motornya.
Karena jendela mobil ini tembus pandang, maka Taehyun ketahuan deh sedang melihat kakak tingkatnya itu, terbukti dengan kakak tingkatnya yang tidak sengaja menoleh kearah dirinya.
Taehyun menurunkan kaca jendelanya, berniat untuk menyapa agar sopan, dia tau kehidupan di kampus itu senioritasnya suka parah sekali.
"Selamat pagi kak Beomgyu," sapa Taehyun membuat Beomgyu dari atas motornya mengangguk.
"Pagi, duluan ya."
Soalnya lampu sudah berubah menjadi hijau, maka Beomgyu langsung menjalankan kembali motornya.
Taehyun segera menutup kaca jendela mobilnya kembali, ya setidaknya dia menyapa kakak tingkatnya itu sih.
Dia hanya melihat mata kakak tingkatnya karena tertutup dengan helm yang di gunakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Star -beomtae
FanfictionApa yang di lakukan oleh orang-orang yang percaya dengan mitos bintang jatuh? Tentu saja sebuah permintaan, begitu juga dengan Taehyun yang mengharapkan jika kehidupannya akan menjadi lebih baik setelah bertemu dengan Beomgyu. #1 in beomtae || 21102...