Aku terus meminta penjelasan,
Kepada udara yang kita hirup.
Meskipun ia terus beralasan,
Aku berusaha untuk hidup.Musim gugur meninggalkanku...
Akar kuatnya, mengabaikanku.
Beribu dedaunan tak lagi melihat ke arahku,
Sama saja. Angin? Ia pun tak mengkhawatirkanku.Benar. Aku memang bodoh
Masalah mencitai pun, aku ceroboh
Hingga rumahku berakhir roboh
Jika hilang ku ikut nyata, apa kau akan ikut mengheboh?Beritahu alasanku ada?
Kau bisa memberiku satu pertanda
Agar senyum ku merekah tanpa mengada-ngada
Dan, apakah luka darah ku akan segera mereda?
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISI BULAN JUNI
PoetryKita semua hidup dengan cerita seperti itu di hati kita. Bumantara bulan Juni ikut tak ada, bersamaan denganmu kala itu. "Ku harap kamu bisa mendengar suara hatiku yang tak sempat ku ungkapkan. Ku harap masih ada hal yang harus kita bahas soal 'Rasa...