Ketika surat air mataku menyentuh langit,
Aku yakin kau akan kembali.
Keempat musim ku menjadi usang saat kau tak ada,
Aku takut terlahir kedua kalinya.Sementara kau?
Aku takut jika harus bereinkarnasi ke dunia selanjutnya... Tanpa kau.
Sementara kau?
Aku tak tahu cahaya mana yang kau peluk saat ini.Dunia dan seisinya terus memaki ku,
Bahwa kau memang sudah benar-benar tak ada, ku bilang
"Kau ada! Kau ada! Kau masih menerima air mataku disana!"
Namun, mereka tak tahu soal perasaan ku.Aku akan menunggu...
Menyingkirkan rindu yang kau kirimkan setiap angin menguap.
Aku tak akan cemburu kepada langit yang kau tatap...
Namun, tetaplah menetap bersamaku di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISI BULAN JUNI
PoetryKita semua hidup dengan cerita seperti itu di hati kita. Bumantara bulan Juni ikut tak ada, bersamaan denganmu kala itu. "Ku harap kamu bisa mendengar suara hatiku yang tak sempat ku ungkapkan. Ku harap masih ada hal yang harus kita bahas soal 'Rasa...