SURAT AIR MATAKU

22 4 4
                                    

Ketika surat air mataku menyentuh langit,
Aku yakin kau akan kembali.
Keempat musim ku menjadi usang saat kau tak ada,
Aku takut terlahir kedua kalinya.

Sementara kau?
Aku takut jika harus bereinkarnasi ke dunia selanjutnya... Tanpa kau.
Sementara kau?
Aku tak tahu cahaya mana yang kau peluk saat ini.

Dunia dan seisinya terus memaki ku,
Bahwa kau memang sudah benar-benar tak ada, ku bilang
"Kau ada! Kau ada! Kau masih menerima air mataku disana!"
Namun, mereka tak tahu soal perasaan ku.

Aku akan menunggu...
Menyingkirkan rindu yang kau kirimkan setiap angin menguap.
Aku tak akan cemburu kepada langit yang kau tatap...
Namun, tetaplah menetap bersamaku di sini.

PUISI BULAN JUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang