Chapter 1

601 35 3
                                    

Tap... tap... tap... suara langkah kaki yang bergema di gelanggang gedung olahraga yang terlihat kosong dengan pencahayaan yang minim.

Malam itu latihan terakhir para Timnas voli putra sebelum menyambut hari libur natal dan tahun Baru esok hari.

Sawamura Tsuki itulah namanya, menjabat sebagai manager timnas. Tsuki menjadi orang terakhir yang berada di gedung tersebut sebelum akhirnya keluar setelah terdiam mengamati lapangan yang kosong tersebut.

“ Tsuki-san” panggil seseorang dari arah belakangnya saat hendak mengunci gedung.
“ah Ishikawa-san, apa ada barang yang tertinggal?” tanyanya
“aku lupa membawa botol minum ku, aku akan mengambilnya segera” ujar Ishikawa yang kemudian langsung masuk kedalam untuk mengambil barangnya yang tertinggal.

Ishikawa Yuki merupakan kapten Timnas yang namanya sangat terkenal di dunia bola voli. Tsuki pun menunggu Ishikawa dengan gugup, sesaat kemudian Ishikawa keluar dan langsung mengambil alih tugas Tsuki yang akan mengunci gedung. Kemudian keduanya tampak berhadapan dengan suasana canggung sebelum akhirnya Ishikawa menyuruh Tsuki untuk berjalan terlebih dahulu dengan Ishikawa yang berjalan di belakangnya.

Malam itu tampak tenang dengan adanya partikel salju yang turun perlahan. Tsuki yang berjalan dengan langkah pelan pun segera mendongak kan kepalanya keatas melihat salju yang turun begitu pula dengan Ishikawa. Pria itu juga mendongak kan kepalanya melihat salju yang kemudian melihat kearah Tsuki dan senyum kecil tampak di wajahnya yang manis itu. Sungguh suasana yang tampak romantis menurutnya sebelum akhirnya suasana itu harus berakhir karena kakak Tsuki yang sudah menjemputnya pulang.

“Tsuki-san” panggil Ishikawa
“sampai jumpa satu minggu lagi” ujarnya yang kemudian menepuk pucuk kepala Tsuki pelan.

Tsuki yang mendapati perlakuan seperti itu pun terdiam dengan wajah yang sudah memerah, bibirnya tampak kaku hingga pada akhirnya ia tidak membalas ucapan Ishikawa sama sekali dan hanya memandangi belakang tubuhnya yang kini tampak menjauh.

“kenapa lama sekali, ayo pulang ayah dan ibu sudah menunggu di rumah” ujar kakaknya Sawamura Daichi yang umurnya seusia dengan Ishikawa.

Melihat adiknya yang masih terdiam dengan wajah memerah ia pun segera tertawa geli. Jarang sekali melihat adiknya bertingkah seperti itu. Tsuki pun segera tersadar dan segera masuk kedalam mobil sambil menutup muka nya menghindari ejekan yang keluar dari mulut kakaknya.

****

Selama seminggu menahan rindu suasana gor, tsuki tampak antusias berjalan masuk kedalam gedung sambil menyeret kopernya. Tsuki tiba hampir bersamaan dengan para pemain timnas lainnya. Mereka pun menyapa satu sama lain.

"Bagaimana liburan mu?" Tanya Nishida memulai percakapan
"Membosankan, aku lebih suka suasana di GOR daripada di rumah" balas tsuki sambil terkekeh lucu.
"Kau tampak cerah hari ini" ujar Ran ketika melihat Tsuki dan Nishida berjalan di depannya.
"Hehe bagaimana cantik kan?" Ujarnya sambil berpose

"Yayaya terserah kau lah" balas Ran sambil melengos melewati Tsuki yang kemudian dibalas tawa kecil oleh Nishida

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yayaya terserah kau lah" balas Ran sambil melengos melewati Tsuki yang kemudian dibalas tawa kecil oleh Nishida. Ishikawa yang sejak tadi berada tak jauh dari mereka pun ikut tersenyum. Sedari tadi ia diam-diam menyimak percakapan mereka.

Tak lama kemudian mereka memasuki gedung asrama yang letaknya berada di samping GOR. Mereka pun segera masuk kedalam kamar masing-masing untuk meletakkan koper dan segera berkumpul di GOR.

Hari itu jadwal latihan dimulai dengan pengarahan terlebih dahulu sebelum memulai latihan rutin. Tsuki yang menjabat sebagai manager tampak serius mencatat di buku kecilnya yang selalu ia bawa. Tak lama kemudian ia menyusul kearah coach Blain untuk mempersiapkan menu latihan.

Latihan kali ini dimulai dengan pemanasan singkat yang kemudian di lanjutkan dengan lari mengelilingi lapangan. Tsuki tampak sibuk mengangkat air minum untuk para pemain. Melihat Tsuki yang keberatan tanpa kata Ishikawa pun segera membantunya mengangkat air minum tersebut hingga ditempat para pemain berkumpul.

Sembari menunggu waktu istirahat para pemain, Tsuki mengambil lensa kamera nya untuk mengabadikan momen mereka latihan. Selain menjadi manager ia juga diberi tugas untuk mengatur media sosial milik timnas. Sembari memotret para pemain ia pun juga merekam mereka. Tsuki juga mengambil foto belakang punggung secara candid untuk di upload hari ini. Tanpa sadar kamera nya banyak memotret punggung milik Ishikawa.

Tak ingin ketahuan oleh Ishikawa, Tsuki segera beranjak dari sana menuju tempat duduk tak jauh dari pelatih Blain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ingin ketahuan oleh Ishikawa, Tsuki segera beranjak dari sana menuju tempat duduk tak jauh dari pelatih Blain. Dari tempatnya ia mengamati para pemain timnas dan juga Ishikawa yang kini tengah bercanda dengan Sekita.

Melihat senyuman Ishikawa mampu membuat Tsuki terpaku. Ia tampak tak berkedip melihat Ishikawa yang penuh pesona itu. Namun tak lama kemudian ia segera mengenyahkan pikiran nya untuk segera fokus pada latihan hari itu.

"Tsuki"
"Ya" balasnya terkejut. Ia kemudian berbalik menghadap pelatih Blain seraya meringis tak enak karena sempat melamun.
"Aku akan menemui kolega ku, tolong bantu aku mengawasi mereka. Setelah ini selesai kalian bisa istirahat sampai sore nanti." Ujar pelatih Blain. "Tolong beritahu kan ke Ishikawa juga" ujarnya lagi.
"Baik pelatih." Kemudian pelatih Blain pun pergi meninggalkan gedung setelah menepuk pundak Tsuki.

Tsuki melangkah menghampiri Ishikawa yang kini tengah berlatih passing dengan Yamauchi. Namun sebelum sampai di belakang Ishikawa ia secara reflek menangkap bola yang mengarah ke arahnya.

Yamauchi yang kaget karena bolanya hampir mengenai Tsuki segera menghampirinya begitu pula dengan Ishikawa yang segera berbalik menghadap Tsuki.

"Gomen Tsuki-chan" ujarnya
"Ah tidak masalah" dengan segera ia menyerahkan bola tersebut sebelum akhirnya melihat ke Ishikawa. "Ano.. pelatih Blain sedang menemui koleganya beliau menyuruhku untuk menyampaikan kalau setelah latihan ini selesai kalian bisa istirahat sampai sore nanti"
"Baiklah, omong-omong kau tidak terluka kan?" Tanyanya khawatir.
"Tidak, kalau begitu aku kesana dulu Ishikawa-san." Dengan segera ia berlari kecil kembali ke tempatnya. Ishikawa tampak tertawa melihat tingkah laku Tsuki yang menurutnya imut.

With YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang