Tidak terasa kini sudah masuk bulan februari, tinggal 5 bulan lagi menjelang pertandingan VNL yang akan datang. Mereka kini sedang bertandang ke China untuk mengadakan latihan persahabatan.
Tsuki sibuk seperti biasa, ia akan duduk di bench bersama tim official lainnya. Dengan memegang iPad nya ia sesekali melihat kearah lapangan. Pertandingan sudah dimulai sejak tadi, ia sesekali membantu memberikan handuk kering untuk para pemain.
Sambil sesekali melihat ke arah Ishikawa, Tsuki terus menerus bersorak dalam hati ketika melihat Ishikawa mendapatkan poin. Tidak ada yang menyadari perasaannya karena dirinya cukup pandai menyembunyikan perasaannya. Sampai suatu hari ia harus rela membagi rahasianya dengan Kento karena tingkahnya yang terlihat jelas dimata pria itu.
"Sejak kapan?" Tanya Kento dengan raut serius nya. Namun Tsuki hanya bergeming di tempat sambil memilin bajunya. Tingkah mereka berdua mirip sekali dengan ayah yang sedang memarahi putrinya.
"Sawamura Tsuki" panggilan tersebut membuat Tsuki berdecak. "Ngga tau, tiba-tiba saja seperti itu" kesal nya.
"Aku tidak akan mengungkapkan nya, jadi santai saja aku hanya menyimpan nya untuk diriku sendiri" tambah Tsuki. Kento pun menghela nafas kemudian ia segera menepuk pundak sahabatnya itu.
"Baiklah terserah saja yang penting jangan sampai terluka" tegur Kento.
"Jangan beritahu siapapun" ujar Tsuki yang ditanggapi anggukan. Seperti itulah rahasia nya terbongkar. Tsuki kini lebih berhati-hati dengan perasaannya.
Selesai pertandingan, mereka semua berkumpul terlebih dahulu membahas mengenai pertandingan hari ini. Tsuki yang mengantuk merebahkan kepalanya di meja. Hingga tanpa tersadar ia tertidur saat rapat berlangsung. Kento dengan diam-diam berulang kali mencoba membangunkan Tsuki namun Tsuki sama sekali tak bergeming.
Ketika rapat selesai Kento pun dengan tega mengangkat tubuh Tsuki membantunya berdiri membuat Tsuki seketika langsung oleng karena masih setengah sadar. Dengan sigap Ishikawa menahannya, ia tersenyum melihat wajah bantal Tsuki. Saat sadar Tsuki segera melepaskan diri dan langsung menyerbu Kento yang kini tengah terbahak menghindari amukannya.
"Dasar kurang ajar" gerutu Tsuki saat masuk kedalam bus, ia langsung mencubit bahu Kento. Kento hanya pasrah lagian cubitan Tsuki sama sekali tidak berasa karena otot tebalnya itu.
"Kau harusnya berterima kasih padaku berkat diriku kau dapat berinteraksi tipis-tipis sama Ishikawa-san" ujarnya berbisik dan langsung diserbu kembali oleh Tsuki.
Mereka berdua memang terkenal akan persahabatan mereka yang unik, bahkan tak jarang banyak yang mengira jika Tsuki dan Kento kakak beradik karena seringnya berkelahi.
*****
Sebelum kembali ke jepang sore nanti, mereka semua memutuskan untuk jalan-jalan. Mereka mengambil banyak foto guna di upload di medsos. Setelah puas berkeliling mereka semua kembali ke dalam bus untuk segera berangkat menuju bandara.
Tsuki segera duduk di sebelah Kento dan ia bersebrangan dengan Ran dan Otsuka. Saat mengecek Instagram nya ia kaget melihat postingan yang di unggah Kento. Pasalnya foto yang diunggah tersebut merupakan kejadian tadi malam saat ia bermain Uno bersama Kento, Ran dan Otsuka. Karena kalah ia diberi hukuman seperti itu. Namun ia tidak menyadari jika mereka memotret dirinya.
Dengan mata memicing, ia menatap tajam ke arah Kento dan tak lama kemudian ia segera menyerangnya dengan cubitan. "Why why" tanyanya sok inggris. Tsuki tak menjawab ia masih saja mencoba mencubit Kento, di sebrang nya tampak tawa Ran dan Otsuka melihat Tsuki dan Kento tengah berkelahi.
"Ishikawa-san, tolong bawa Tsuki" ujar Kento pada Ishikawa yang tengah lewat. Ishikawa memandang bingung ke arah mereka berdua. "Argh... Tsuki-chan kenapa menggigit ku" hebohnya lagi merasakan gigitan Tsuki di lengannya. "Ishikawa-san tolong bawa Tsuki sebelum aku terkena rabies" ujarnya lagi. Ishikawa pun tertawa kemudian ia segera meraih Tsuki mencoba memisahkan keduanya.
Ishikawa membawa Tsuki duduk di bangku belakang, ia segera memberikan yogurt miliknya pada Tsuki. Tsuki pun menerima nya dengan senang hati, karena yang ia butuh mendinginkan kepala nya.
"Terima kasih Ishikawa-san" ujarnya setelah moodnya kembali. Ishikawa hanya menjawabnya dengan anggukan. Kemudian tak ada lagi obrolan diantara mereka. Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Y
FanfictionIni hanyalah cerita tentang Sawamura Tsuki perempuan berusia 24 tahun yang berprofesi sebagai manager timnas bola voli jepang. Tsuki secara diam-diam menaruh perasaan pada salah satu pemain timnas. Akankah perasaannya bakal terbalaskan? entahlah han...