"Keelokan senja cuma bisa dilihat oleh mata yang menyukainya sama, kaya kecantikan lo yang cuma bisa dilihat oleh mata yang tepat dan gue adalah orang yang tepat itu, karena gue nggak cuma liat kecantikan wajah lo tapi juga kebaikan hati lo"
~Arkafa Athala Naufal
𝚂𝚊𝚊𝚝 𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚌𝚎𝚛𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚋𝚒𝚊𝚜𝚊𝚗𝚢𝚊, 𝚌𝚊𝚗𝚍𝚊 𝚛𝚒𝚊 𝚝𝚊𝚔 𝚊𝚍𝚊 𝚛𝚎𝚜𝚊𝚑, 𝚔𝚊𝚖𝚒 𝚖𝚎𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝 𝚋𝚎𝚗𝚍𝚊 𝚊𝚓𝚊𝚒𝚋 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚢𝚊𝚗𝚐...
Dan itu bendera merah putih yang lagi berkibar, kek lirik lagu KIKO aja.
Oke, dan ini bertepatan dihari senin, kalian tau itu artinya apa?
Itu artinya ini adalah hari bersekolah untuk yang lagi pengen aja, kalo juga nggak papa karena itu nggak ngaruh dihidup gue.Dan disinilah tujuh makhluk hidup itu berada, bersama makhluk- makhluk spesiesnya yang lain, di sebuah sekolah SMA biasa bernama ...
"𝙍𝘼𝙏𝙄𝙊𝙉 𝙃𝙄𝙂𝙃 𝙎𝘾𝙃𝙊𝙊𝙇" sekolah sederhana yang hanya memiliki 2 lapangan out door berukuran besar dengan gerbang hitam yang menjulang tinggi keatas langit, ditambah dengan ruang kelas yang tak layak huni karena luas kelas yang hampir setara dengan 2 kelas biasa yang digabungkan serta 1 set AC beserta sebuah proyektor besar yang dipasang disetiap kelas.Ration High School pun hanya memiliki sedikit yaitu hanya 10 gedung yang berjajar dan di setiap gedungnya berlantai 4 dengan bagian depan di setiap gedung memiliki sekitar 100 meter hamparan rumput hijau hanya untuk pajangan dan nilai plus akreditasi.
Dan disekolah yang cukup memprihatinkan ini hanya menyediakan sekitar 5 buah kafe mewah yang berkedok menjadi kantin, 3 perpustakaan besar, dan 2 kolam renang besar dihalaman belakang sekolah.
Anjay... tragis sekali kan sekolah ini?
Kafa dan Firna berjalan di Koridor yang menghubungkan kelas mereka, tatapan mata Firna tidak luput dari pergerakan Kafa yang memasang kedua headset putihnya dan menurunkan topi hitam yang dipakainya.
Koridor tampak sepi hanya ada satu, dua siswa yang berlalu-lalang karena memang ini sudah waktu jam masuk kelas. Kafa dan Firna sampai dikelas keramat 12 IPS 1 yang terkenal dengan kalimat sakralnya "𝙈𝘼𝙎𝙐𝙆 𝙏𝘼𝙉𝙋𝘼 𝙎𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙆𝙀𝙇𝙐𝘼𝙍 𝙏𝘼𝙉𝙋𝘼 𝙆𝙀𝙋𝘼𝙇𝘼!".
Yap! kelas ini dihuni oleh siswa-siswi definisi otak di tinggal dirumah dengan segala tingkah unik dan kerandomannya tepat, saat pintu dibuka Kafa dan Firna sudah disambit eh salah disambut maksudnya dengan suasana kelas yang lebih mirip sama pasar Tanah Abang di Jakarta.
Kafa dan Firna duduk dibarisan bangku paling belakang milik 7 murid legend katanya...
Dipaling pojok belakang duduk seorang laki-laki berpenampilan keren dengan wajah tampan mirip seperti keturunan orang Pakistan yang selalu setia dengan kaca mata hitamnya.
"Zaf! lo bisa diem nggak? atau gue lempar lo dari lantai 3 gedung ini" Vera menggeram kesal saat Zafran yang terus menendangi kursi yang ia duduki.
Ya, si Zafran ini emang punya hobi aneh selain, main basket yaitu gangguin Vera katanya, Vera tambah cantik kalo dia lagi marah apalagi pas tiba-tiba Vera ninju muka gantengnya Zafran katanya, tambah cantik seribu kali lipat.
"Zaf! lo bisa berhenti gangguin gue!" sentak Vera saat Zafran lagi dan lagi mengganggu dirinya.
"Oke... " Zafran mengangkat kedua tangannya tanda ia setuju untuk berhenti mengganggu Vera. Zafran tersenyum tipis kala Vera kembali membalikkan badan dan fokus ke aktifitas menulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"𝐃𝐢𝐚 𝐓𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚"
Teen FictionBagiku... dia adalah sosok sederhana yang tak pandai merangkai kata, tapi jika ditanya bagaimana caramu untuk mencintai? maka ia akan dengan tegas menjawab "𝐚𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐦𝐮 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐥𝐮𝐤𝐢𝐬 𝐲𝐚...