PART 3

308 30 2
                                    

Peat berada di sebuah kamar, nuansa kamar itu berwarna keemasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peat berada di sebuah kamar, nuansa kamar itu berwarna keemasan. Sprei sutera yang lembut berwarna putih terasa begitu nikmat membelai kulitnya, dia mendesah dan menggeliat dalam kepuasan, hadiah dari tidurnya yang nyenyak.

Peat membuka matanya dan merasa bingung, kamar ini bukan kamarnya. Kamar ini begitu indah dengan nuansa putih dan keemasan, dan dia sama sekali tidak mengenalnya.

Dia semakin mengernyit ketika merasakan lengan kekar yang berat, melingkar di pinggangnya.

Lengan seorang pria?

Peat berjingkat hendak duduk, tetapi lengan pria itu menahannya. Lembut tetapi dominan.

Sedetik Peat merasa sangat ketakutan, tetapi lengan itu bergerak naik dan jemarinya membelainya dengan lembut... lembut dan menggoda... salah satu ujung jemari pria itu menelusuri permukaan lengan Peat dengan sentuhan seringan bulu, kemudian kepala pria itu menunduk dan menghadiahkan sebuah kecupan di pelipis Peat.

Peat mengernyit, berusaha melihat wajah pria itu, tetapi suasana kamar yang temaram membuat wajahnya samar-samar. Tiba-tiba saja tubuh pria itu sudah menindihnya, dan kemudian dengan gerakan mulus yang menggoda, seolah-olah dia sudah melakukan ratusan kali kepadanya, pria itu meluncurkan kejantanannya yang menegang keras dan panas, memasuki diri Peat.

Peat terkesiap sekaligus merasakan nikmat yang luar biasa, kenikmatan yang sangat lama dirindukannya, kenikmatan ketika tubuhnya menyatu dengan pria itu, merasakan sensasi panas yang nikmat menjalari seluruh tubuhnya, kakinya dengan reflek melingkari pinggul pria itu sekuatnya, mendorong pria itu membenamkan dirinya semakin dalam ke dalam ke dalam dirinya.

Pria itu mengerang, erangan yang dalam dan parau, lalu menggerakkan tubuhnya, membuat Peat terkesiap lagi ketika kenikmatan yang dalam itu menghujam tubuhnya, gerakan lelaki itu semakin cepat dan semakin menggoda, membuat tubuh Peat semakin panas dan napasnya terengah.

Ada sesuatu yang akan meledak di dalam tubuhnya, seperti ombak bergulung semakin lama semakin cepat, napas Peat semakin terengah panas, dan gerakan lelaki itu semakin cepat, semakin intens dan dalam, membawa Peat semakin cepat menuju pelepasannya.

Peat mengerang, merasakan kenikmatan itu meledak ke dalam tubuhnya, jemarinya mencengkeram punggung telanjang pria itu kuat-kuat. Punggung basah pria itu melengkung dibarengi dengan erangan dalamnya, ketika dia menenggelamkan dirinya semakin dalam dan menikmati pelepasannya sendiri, yang terasa begitu panas, menyirami tubuh Peat, jauh di dalam sana.

Napas mereka terengah-engah. Pria itu masih menindih tubuhnya, sementara Peat masih terbuai oleh sensasi nikmat yang melingkupinya, sensasi nikmat setelah orgasmenya yang luar biasa.

Pria itu lalu mengecup pelipisnya lagi, kemudian berbisik pelan ditelinganya, bisikan lembut yang seolah-olah dihembuskan dari kegelapan,

DATING WITH THE DARK (FORTPEAT VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang