PART 8

298 19 3
                                    

"Tuan tidak boleh menahannya terborgol seperti itu, dia akan memar dan pegal setengah mati nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan tidak boleh menahannya terborgol seperti itu, dia akan memar dan pegal setengah mati nantinya." Saifah, tangan kanan Fort sekaligus pelayannya yang setia mengernyitkan keningnya ketika melihat Fort keluar dari kamar tempat Peat dikurung dan menguncinya.

Fort mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa kau begitu peduli kepadanya, Saifah?"

Saifah langsung menatap Tuan-nya itu dengan tatapan mata tajam dan penuh makna yang hanya bisa dimengerti oleh Fort.

"Tuan tahu saya pasti peduli." dia menatap Tuan-nya dengan berani, tahu bahwa Tuan-nya akan setuju dengan tindakannya, "Saya akan mengirimkan pelayan laki-laki dan penjaga untuk membantu Tuan Peat supaya dilepaskan borgolnya."

Fort terdiam, tahu bahwa biarpun dia tidak mengizinkan, pelayannya yang keras kepala ini pasti akan tetap melaksanakan niatnya. Kadang kala Fort berpikir bahwa Saifah sama sekali tidak takut kepadanya, lelaki itu terlalu lama bersamanya untuk merasa takut.

"Lakukan apa yang ingin kau lakukan. Tapi pastikan pengawal laki-laki itu tidak melihat apapun, biarkan pelayan laki-laki itu saja yang membantu melepaskan borgolnya." tatapan Fort menajam, "Peat telanjang di balik selimutnya, dan kalau sampai pengawal itu ataupun banyak mata laki-laki lain yang mencuri pandang, aku akan membunuhnya."

Lalu dengan langkah lebar-lebar, Fort meninggalkan pintu kamar itu dan melangkah menuju ruang kerjanya, dia mengangkat telepon di atas meja kerjanya yang besar dan menghubungi nomor yang sudah dihapalnya di luar kepala.

"Halo?" sebuah suara yang tenang menjawab langsung pada deringan pertama. Karena nomornya adalah nomor khusus yang mana hanya orang-orang tertentu yang bisa menghubunginya, jadi siapapun yang meneleponnya pastilah untuk urusan penting.

"Dew." Fort menyapa dengan tenang, menyebut nama rekan sekaligus sahabatnya ketika mereka pernah bertemu di masa lalu mereka ketika sama-sama berada di Jerman.

Sejenak hening di seberang sana lalu Dew menyapa setengah terkejut. "Fort?" lalu ada senyum dalam suara Dew, "Kau menghubungiku akhirnya." sudah lima tahun sejak Dew memberikan nomor pribadinya ini kepada Fort, tetapi kemudian Fort sepertinya menghilang ditelan bumi, dan berapa lama pun Dew menunggu, lelaki itu tak pernah menghubunginya lagi.

"Ya. Aku membutuhkan bantuanmu, Dew. Aku harap tawaranmu waktu itu masih berlaku."

Dew tercenung di seberang sana, masih merasa terkejut karena tiba-tiba saja, sahabatnya yang menghilang bagai ditelan bumi ini menghubunginya. Seharusnya Dew tidak terkejut, dia tahu Fort memiliki dua sisi kehidupan, yang satu sebagai seorang pengusaha yang sukses, lelaki kaya pemilik berhektar-hektar area perkebunan yang begitu luas dan subur, dan yang lainnya adalah kehidupan misterius yang penuh bahaya.

"Masih." jawab Dew akhirnya, pada akhirnya dia harus membalas budi kepada Fort dan Dew tidak keberatan melakukannya, dia berhutang nyawa kepada sahabatnya yang satu itu. "Kapan kau ingin bertemu?"

DATING WITH THE DARK (FORTPEAT VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang