Lilin-lilin berwarna biru, dengan susunan rapi dan jumlah yang spesifik, sembilan buah. Mengirimkan pesan yang tak mampu dicerna oleh logika. Pesan dari kegelapan yang selalu mengintai. Pesan Sang Pembunuh kepada Korban-nya.
Remake dari novel karya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Peat bergumam datar, kesakitan masih tercermin di matanya. Hatinya masih terluka dan berusaha menyembuhkan diri, Peat tidak siap ketika harus menghadapi Boss secara langsung seperti ini.
"Aku ingin bicara denganmu." Boss menatap Peat dalam-dalam, tampak menyesal.
"Sudah ku bilang aku butuh waktu berpikir, aku tidak mau bicara denganmu saat ini, Boss."
"Peat.." Mew mengerang, "Ku mohon berilah aku kesempatan, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu."
Apakah itu sepadan? Peat menatap Boss dalam-dalam dan menyadari bahwa ketertarikannya kepada pria itu tidak sebesar seperti semula. Peat memberi kesempatan kepada Boss karena impiannya untuk mengalami kisah percintaan seperti di novel-novel. Dan pria itu datang di saat yang tepat, menawarkan malam-malam romantis dan kebaikan hati, membuat Peat melayang tinggi, dan merasa mencintai. Sekarang Peat sadar, itu bukan cinta, itu adalah manifestasi dari impian untuk dicintai dan mencintai.
"Apakah kau mau memberiku kesempatan?" Boss bertanya lagi, membuat Peat lepas dari lamunannya dan menatap kembali pria itu, dia menghela napas panjang. Mungkin hal ini akan membuatnya lega dan membuat Boss lega juga. Peat menganggukkan kepalanya dan menyerah, "Baiklah, Boss."
~ DATING WITH THE DARK ~
"Apa yang ku katakan ini mungkin akan sangat mengejutkanmu." Boss duduk di depan Peat di sofa ruang tamu itu, sejenak merasa miris karena dulu dia diperbolehkan duduk di sebelah Peat, dan sekarang dia diperlakukan sebagai tamu.
Peat sendiri bersandar di sofa dan menatap Boss datar, tangannya bersedekap di depan, untuk melindungi dirinya.
"Tentang apa?"
"Tentang rahasia masa lalumu."
Rahasia masa lalu? Punya urusan apa Boss dengan rahasia masa laluku? Lagipula rahasia masa lalu itu, kalaupun ada, kenapa Boss bisa mengetahuinya? Sedangkan aku sendiri tidak merasa menyimpan rahasia apapun.
"Ini tentang ayahmu."
Peat mulai tertarik ketika nama ayahnya disebut, dia tidak menyangka rahasia ini menyangkut ayahnya juga. Setahu Peat, ayahnya adalah laki-laki yang baik, ayah yang bertanggung jawab dan menyayanginya, dan ayahnya adalah profesor jenius di sebuah universitas pemerintah yang cukup terkenal.
"Apa yang kau ingat tentang ayahmu?" Boss bertanya, menatap Peat dengan tatapan mata berspekulasi.
Peat sendiri melemparkan tatapan mata curiga kepada Boss, "Kenapa kau bertanya-tanya tentang ayahku? Apa pedulimu?"
