PART 9

267 20 2
                                    

Aya yang sekarang berpenampilan berbeda dan tampak begitu seksi tersenyum puas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aya yang sekarang berpenampilan berbeda dan tampak begitu seksi tersenyum puas. "Dan ku rasa aku pantas mendapatkannya, mengingat berbulan-bulan aku menyamar di kantor itu, berusaha menjadi sahabat dekat Peat."

"Kau memang mengerjakan tugasmu dengan baik." tentu saja Fort juga menyadap seluruh pembicaraan Aya dengan Peat, mengetahui bagaimana Aya berhasil menempatkan dirinya sebagai sahabat baik yang paling dipercaya oleh Peat, tempat laki-laki cantik itu menumpahkan segalanya. Hal itu membantu Fort untuk mengetahui kondisi hati Peat dan juga perasaan Peat yang terdalam.

"Dan kau menempatkan Peat di kamarmu." Aya menatap tidak suka ke arah pintu itu, mengulang kembali komentarnya karena merasa sangat terganggu dengan kenyataan yang ada di depannya. Kamar Fort adalah ruang pribadi yang tidak boleh dimasuki siapapun, tetapi Fort malah menempatkan Peat di kamarnya. Seharusnya aku yang berhak memasuki kamar itu! Tidur di atas ranjang Fort, menghirup aroma khasnya dan menikmati pelukannya!

Fort menatap perubahan ekspresi Aya dengan tatapan mata menilai, kemudian memutuskan untuk menghempaskan perasaan perempuan itu, sebelum angan Aya mulai melambung dan membahayakan mereka semua.

"Tempatnya memang ada di situ, Aya." gumamnya penuh arti, membuat wajah Aya pucat pasi.

Tetapi dengan segera perempuan itu menutupi perasaannya, tersenyum manis seolah-olah tidak mendengarkan kalimat Fort barusan, dia menggayutkan dirinya di lengan Fort dengan manja dan bergumam menggoda.

"Aku ingin makan malam yang enak malam ini."

~ DATING WITH THE DARK ~

Saifah membawa nampan berat itu, makan malam Peat, dia melihat Peat masih duduk dengan tegang, di sofa. Dengan tenang pelayan itu meletakkan nampan di meja yang berada di depan Peat.

"Tuan sama sekali tidak berbaring dan beristirahat?"

Peat menoleh dan menatap Saifah, pelayan ini memang sepertinya ditugaskan untuk mengawasi dan mengurusinya karena selain para pelayan perempuan yang bertugas membersihkan kamar dan pakaiannya, hanya pelayan inilah yang selalu membawakan makanan untuknya. Peat mengawasi lelaki itu lalu menghela napas panjang. Wajah lelaki ini tampak teduh, mengingatkannya kepada ayahnya, hingga mau tak mau ekspresi Peat melembut.

"Bagaimana aku bisa beristirahat kalau aku tidak tahu dan terus menerus cemas akan apa yang akan terjadi pada diriku nantinya?"

Saifah berdiri di sana, ragu, dia melirik nampan makanan yang penuh itu dan berpikir bahwa mungkin Peat juga tidak akan mau memakan makanan yang disediakan untuknya. Nampan-nampan yang kemarin dibawanya keluar, semuanya masih utuh, Peat hanya minum dan tidak menyentuh makanannya, sepertinya mogok makan adalah salah satu bentuk pemberontakan Peat sebagai protes atas perlakuan Fort kepadanya. Peat harus makan, dia akan membutuhkan segala kekuatan yang bisa diperolehnya nanti.

"Tuan harus memakan makanan Anda, Tuan Peat, Anda akan membutuhkannya." Saifah menyuarakan pemikirannya, melihat Peat menghembuskan napas enggan, "Tuan Fort tidak akan melukai Tuan selama Tuan tidak berbuat hal-hal nekat untuk melarikan diri."

DATING WITH THE DARK (FORTPEAT VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang