Chapter11

199 23 1
                                    

•••

Junkyu baru saja bangun dari tidurnya. Dengan kesadaran yang masih belum terkumpul semuanya, Junkyu melangkah menuju kamar mandi dan membasuh wajah.

Setelahnya, Junkyu melangkah keluar dari kamar dan turun menuju dapur, hendak membuat sarapan untuknya dan juga untuk Haruto. Namun Junkyu berhenti ketika bel apartemennya berbunyi, dengan segera Junkyu berjalan menuju pintu depan dan terlihat seseorang kurir yang mengantar paket.

"Terima kasih." Ucapan itu keluar tak lama Junkyu menutup pintu rumah.

Dia berjalan dengan menenteng paket itu dengan wajah penuh selidik.

"Sejak kapan Haruto menyukai mawar?"

Sedikit tak ambil pusing, Junkyu meletakkan bunga itu di atas meja ruang tamu dan bergegas menuju dapur.

Setelah setengah jam berkutat dengan alat dan bahan, Junkyu akhirnya selesai membuat sarapan yang sederhana. Cukup untuk membuatnya kenyang hingga siang nanti.

Saat akan mencuci tangan, Junkyu mendengar suara langkah yang mendekat disusul dengan suara maskulin yang terdengar, dan Junkyu tau itu suara siapa.

"Apa ayah yang melakukannya?" Terselip nada marah ketika Haruto semakin dekat dengan dapur.

"Tidak. Apapun yang terjadi, aku akan menemuinya hari ini. Batalkan semua janjiku pada hari ini." Ketika mendengar itu, Junkyu merasa sakit pada dadanya. Seketika sakit itu datang, sepeti seribu jarum menusuk dadanya.

Haruto akan menemui kekasihnya.

Junkyu berusaha sekuat tenaga untuk tidak membiarkan satu bulir air matanya jatuh. Dia tau, dia dan Haruto hanya sebatas pernikahan kontrak, dan Junkyu tidak punya hak apapun untuk melarang Haruto pergi.

Dia hanya bisa diam tanpa pergerakan.

"Dengar, Jeongwoo. Aku tidak peduli dan tidak ada yang bisa menghalangiku untuk bertemu dengannya, sekalipun itu orang tuaku!" Ucapan tegas itu terdengar sebelum Haruto mematikan sambungan telepon.

Junkyu yang sedari tadi hanya diam, kini menengadahkan kepalanya, berusaha menghentikan air matanya yang akan jatuh.

"Sarapan dulu, aku sudah membuatnya untukmu." Ujar Junkyu dengan perlahan, agar Haruto tidak tau dirinya sedang menahan getar tubuhnya.

Ketika Junkyu berbalik, lelaki itu tercengang melihat Haruto yang berpenampilan-, Watanabe Haruto si pria berkacamata.

Penampilan Haruto kali ini membuat debaran lain pada hati Junkyu. Kameja berlengan panjang putih yang dilipat sampai siku juga dengan celana panjang serta kacamata hitam yang bertengger pada hidungnya.

"Seorang kurir mengantar bunga itu pagi ini. Aku tidak tahu kau menyukai mawar," Ujar Junkyu yang kemudian tidak dibalas apapun oleh Haruto.

Kembali menjadi dingin seperti biasa.

"Sore nanti Ayah dan Ibu akan datang ke Jepang, kau makanlah bersama mereka dan katakan saja kalau aku akan datang terlambat." Ucap Haruto sembari melihat barang bawaannya agar tidak ada yang tertinggal.

"Aku pergi." Setelahnya, Haruto pergi tanpa menyentuh sarapan yang telah di buat Junkyu.

Lelaki tinggi itu berjalan keluar dapur dan dengan segera mengambil bunga yang dia pesan, setelahnya berjalan mengabaikan Junghwan yang menyapanya.

"Ada apa dengan dia?" Tanya Junghwan ketika sampai didapur.

Junkyu langsung saja melepas apron biru yang selalu dia pakai ketika memasak dan meletakkannya diatas kulkas. Segera Junkyu merebut kunci yang ada ditangan Junghwan dan berlari menuju pintu depan.

Hello Husband || HaruKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang