Chapter8

207 27 1
                                    

Ayooo vote dan komen yaaa preeen >.<

•••

Tubuhnya bergerak gelisah dengan pikiran yang melayang jauh, mata bulat yang cantik itu tidak bisa dipejamkan hanya untuk sekedar tidur. Junkyu menghembuskan nafasnya pelan sembari melihat jam dinding yang tergantung menghadapnya. Lelaki manis itu kemudian beralih menatap tajam pada lelaki yang duduk disofa, "Kenapa kau disini?"

"Haruto sedang pergi dan aku tidak tega melihat kau berbaring sendirian diruangan ini."

Junkyu hanya mennggapi ucapan adiknya dengan acuh. Lelaki itu kemudian mencoba berdiri dari tidurnya, namun ia meringis pelan ketika rasa nyeri menghampiri.

"Hyung mau kemana?" Tanya Junghwan dengan pandangan yang terus tertuju pada ponsel yang sedang menampilkan video game.

"Toilet."

"Oh." Junghwan hanya ber-oh ria, tanpa mau membantu kakaknya yang tengah berjalan dengan tertatih-tatih menuju toilet yang ada di ujung ruangan.

"Apa ada yang mencariku?" Sang adik menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Setelahnya, pintu terbuka dan menampilkan sosok Haruto yang kemudian duduk di sebelah Junghwan. Sang adik mematikan video gamenya dan menatap Junkyu dan Haruto dengan penuh selidik.

"Apa kalian menikah kontrak?"

Junkyu yang ditanya begitu menatap adiknya dengan terheran, bagaimana bisa Junghwan tahu soal pernikahan ini? Junkyu sempat berpikir Haruto yang memberitahu adiknya. Junkyu kemudian menatap Haruto meminta penjelasan melalui matanya, "Apa kau memberitahunya?"

"Aku melihat surat kontrak pernikahan kalian ada dikulkas." Ujar Junghwan.

Junkyu menghela pelan nafasnya. Dia pikir Haruto akan meletakkan surat kontrak itu ditempat tersembunyi yang tidak akan ada orang lain selain mereka berdua yang tahu, namun ternyata Haruto tolol itu menempelnya dikulkas, yang mana itu bisa saja dilihat oleh anggota keluarga jika mereka berkunjung diapartemen Haruto.

"Aku tidak akan memberi Ibu dan Ayah,"

"Good. Kau sebaiknya tidak memberitahu mereka."

"Namun aku meminta bayaran." Ucapan Junghwan seketika membuat Haruto berpaling.

"Aku minta uang untuk jajan." Ujar Junghwan yang diakhiri dengan senyuman tanpa dosa.

Entah sudah keberapa kali Junkyu menghela nafas hari ini. Dirinya tidak bisa bilang tidak pada keinginan Junghwan alhasil Junkyu meraih ponsel yang ada diatas nakas dan mengutak atik benda pipih itu hingga tak lama terdengar dentingan dari ponsel Junghwan. Sejumlah uang sudah ditranfer.

"Terima kasih, Hyung!" Sahut Junghwan.

"Aku akan keluar dan membeli makan, apa Hyung akan menitip?" Tanya Junghwan sembari memakai hoodienya.

"Apapun itu,"

Junghwan mengangguk mengerti, lelaki itu kemudian membuka pintu kamar kakaknya dan berlalu pergi membeli makan.

Tinggallah Junkyu dan Haruto diruangan yang cukup besar ini. Dirinya menatap sekeliling dengan rasa cemas, takut kalau orang tua mereka tau apa yang terjadi pada dirinya.

Helaan nafas keluar dari mulutnya. Tak lama setelah Junghwan pergi, Haruto berjalan mendekati tempat tidur dan melihat Junkyu dengan tatapan yang mengunci, yang membuat Junkyu serasa membeku dan tidak bisa menggerakkan badannya.

"Aku rasa kita harus memberitahu ibuku dahulu."

Haruto kemudian mengambil tempat dan duduk tepat disebelah Junkyu. Lelaki itu mengutak atik ponselnya, kemudian terdengar dering telepon diruangan itu. Haruto sempat menghela nafasnya pelan sebelum menggeser pada icon hijau pada ponselnya.

Hello Husband || HaruKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang