Chapter3

242 25 2
                                    

Jangan lupa vote n komennya yaa preenn

•••

"Aku bersedia."

kalimat terakhir yang diucapkan Junkyu membuatnya sedikit berdebar. Dirinya sudah sah menjadi pasangan sehidup-semati dari lelaki di hadapannya ini.

"Watanabe Haruto sekarang kau boleh mencium pasanganmu." Ucapan sang Pastor sontak membuat Junkyu terkejut, namun dengan cepat dia mengubah air mukanya.

Watanabe Haruto tidak akan melakukannyakan?

Sedang dalam lamunan, bibir Haruto mendarat pada bibir Junkyu. Menciun serta melumat dengan tangan kanan Haruto menarik tengkuk lehernya agar memperdalam ciuman.

Lelaki itu mengerjap beberapa kali lalu memejamkan matanya, merasakan mint dari ciuman yang terjadi. Junkyu mengikuti alur ciuman. Menurutnya berciuman dengan Haruto tidak buruk, malah Junkyu menyukainya-sangat.

Suara teriakan dari Ibu serta Ibu mertuanya membuatnya memutus ciuman terlebih dahulu. Mengelap bibirnya lalu suara Haruto terdengar berbisik,

"Apa kau menikmatinya?"

"Tidak." Bohong Junkyu.

Junkyu kemudian berjalan menjauhi Altar dan memeluk Ibunya yang menangis tersentuh, Junkyu tidak tau apa Ibunya benar-benar menangis karena dirinya menikah atau karena dia keluar dari rumah.

Tak lama Junkyu mendengar sahutan dari adiknya, yang kemudian datang dan merangkul tubuhnya.

"Kau tidak terlihat bahagia,"

"Diamlah." Tegas Junkyu.

"Jangan dulu marah, ini untukmu." Junghwan memberikan satu kotak kecil berwarna cream dengan pita berwarna putih.

Junghwan mendekat kemudian berbisik, "Kau akan tinggal di Jepang, itu artinya hanya aku bebas sepanjang hidupku."

Bisik lelaki itu lalu menepuk-nepuk punggung saudaranya sembari terkekeh. Junkyu hanya memutar bola matanya malas, untuk sejenak dia merindukan masa sebelum dia dijodohkan. Dirinya bebas kemanapun dan tanpa larangan.

"Kau membuat keputusan yang tepat, Jun." Bisik satu saudaranya yang datang kemudian merangkul tubuh Junkyu.

"Kenapa kau ada disini?"

Junkyu menghela nafasnya pelan, tamu tak diundang sudah datang. Dia tidak mengerti kenapa keluarganya mengundang saudara sepupu minim akhlak seperti Doyoung.

"Aku bahagia, Hyung. Kau sudah menikah dengan seseorang yang dulu kau tolak mentah-mentah." Seketika tawa terdengar dari mulut kedua saudara setannya.

"Pergilah kalian berdua, kalian tidak ada dalam daftar undanganku. Dan aku membencimu, Doyoung." Tawa terdengar lagi namun kali ini lebih kencang.

Junkyu kesal, tentu saja. Dia tidak akan pernah menang melawan dua saudara yang berdiri disebelahnya. Namun dia yakin akan merindukan masa-masa dimana dia bebas kemanapun dan melakukan apapun semau dia.

Tidak pernah terpikirkan oleh Junkyu untuk menikah di usia muda, dan tentu dengan orang yang tidak dia cintai. Ya, walau pernikahan mereka hanya pernikahan kontrak, namun yang namanya pernikahan bukanlah hal sepele.

Hanya ada satu cara untuk mengakhiri pernikahan ini yaitu,

bercerai

dan Junkyu tidak pernah memikirkan hal itu. Junkyu hanya mau menikah sekali seumur hidup, namun bercerai sudah saagat terlambat untuknya.

•••

"Kenapa hanya ada satu kamar, Huh?" Haruto mengangguk.

"Aku rasa kita harus mendekorasi seluruh apartemen ini kembali." Haruto menghentikan langkahnya mendengar ucapan Junkyu.

Hello Husband || HaruKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang