Malam adalah waktu dimana dunia dapat beristirahat sejenak dari padatnya penduduk yang sibuk melakukan berbagai hal di pagi hari. Namun bagi sebagian orang, malam merupakan waktu yang menyiksa bagi mereka. Dimana mimpi buruk datang menghampiri untuk menganggu waktu istirahat yang seharusnya didapatkan oleh kebanyakan orang pada umumnya. Mimpi buruk yang bahkan membuat mereka takut bahkan hanya sekedar untuk memejamkan mata, itulah mengapa mereka yang takut dengan mimpi buruk di malam hari lebih memilih menghabiskan waktu malam untuk bekerja atau menikmati dunia malam dimana musik keras, tarian dan alkohol menjadi hal yang biasa, atau mereka akan melakukan hal lainnya asalkan mata mereka tidak terpejam.
Sama halnya seperti yang dilakukan pria yang selama beberapa saat terus berdiam di depan jendela besar yang ada di penthousenya. Alih-alih bekerja atau menikmati dunia malam, dia lebih memilih menyendiri di dalam penthousenya yang gelap gulita, tanpa ada niatan untuk menyalakan lampu, dia terus tenggelam dalam pikirannya sendiri. Memutar pelan gelas kristal berisi minuman keras dalam genggamannya, seolah tidak ada hal yang bisa mengganggunya saat ini.
Clak!
Sebuah suara terdengar diikuti lampu ruang tengah yang menyala, memperlihatkan kondisi penthouse yang besar dengan tatanan rapi dan nuansa sederhana yang mewah. Hal itu akhirnya membuat Sean tersadar dan keluar dari pikirannya sendiri, dia menoleh hanya untuk mendapati seorang wanita dengan setelan piyamanya berdiri di tengah ruangan dengan wajah tanpa ekspresi menatapnya tanpa rasa bersalah.
Alih-alih terkejut dan marah karena kehadiran tamu tak diundang, Sean menyandarkan punggungnya pada kaca jendela dengan santai dan masih memegang gelasnya, kini dia bahkan menyesap sedikit minuman kerasnya seraya menyeringai menatap wanita yang masih diam bergeming.
"Apa ini? Aku tidak mengharapkan kehadiran kucing nakal disini." Ucapnya dengan nada dan tatapannya yang terlihat menggoda menatap wanita itu dari atas ke bawah.
"Jika begitu ganti kata sandi rumahmu." Balas wanita yang tidak lain adalah Angela. Melangkah mendekat ke arah Sean, dia mengambil gelas kristal dalam genggaman Sean dan tanpa ragu meminum minuman keras dari gelas yang sama. Angela menghabiskan minuman itu dalam satu tegukan, melihat itu membuat Sean mengangkat salah satu alisnya.
Ini bukanlah kondisi yang dapat membuat Sean terkejut, dimana seorang wanita dengan setelan tidurnya masuk ke dalam penthousenya di tengah malam tanpa rasa takut. Karena sebenarnya dia dan Angela merupakan tetangga yang tinggal di gedung dan lantai yang sama dan entah bagaimana mereka bahkan saling mengetahui kata sandi rumah masing-masing. Terkadang saat di antara mereka tidak bisa tertidur mereka akan datang, seperti saat ini misalnya dimana kehadiran Angela tengah malam di dalam rumahnya merupakan pertanda bahwa wanita itu tidak bisa tertidur.
"Ada apa? Apakah obatmu habis?" Tanya Sean dan mengambil kembali gelas kosong dari genggaman wanita itu.
"Aku tidak meminumnya." Jawab Angela yang kini berjalan ke arah sofa di tengah ruangan sebelum duduk di atasnya dan menengadahkan kepalanya pada sandaran sofa seraya memejamkan matanya.
Melihat itu membuat Sean menghampirinya, meletakan gelas kosong di atas meja, Sean duduk tepat di samping Angela yang masih terpejam. Dia menatap wajah putih bersih wanita itu, di balik matanya yang terpejam terdapat manik mata berwarna coklat keemasan yang sudah Sean kenal, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dengan alis hitam dan bibir ranum yang sangat menarik perhatian Sean, tanpa melewatkan sedetik pun dia terus menatap wajah wanita itu.
"Kucing kecil, bukankah setidaknya seseorang pernah mengatakan padamu bahwa gunakanlah pakaian yang pantas saat memasuki rumah seorang pria yang kesepian?" Tanya Sean yang kini duduk menyamping menghadap ke arah Angela saat salah satu tangannya menyentuh rambut hitam halus wanita itu dan memainkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Us
Roman d'amourSebuah kehidupan yang menjadi impian banyak orang di luar sana, tanpa mengetahui bahwa sebenarnya itu hanya kehidupan yang terlihat indah di luar tanpa mengetahui hal mengerikan yang ada di dalamnya. Dua orang yang hampir menyerah untuk mendapatkan...