Makan malam itu berlalu dalam keheningan, hanya terdapat suara peralatan makan yang saling bertemu yang menjadi latar malam ini. Di atas meja makan yang panjang itu, mereka duduk sesuai dengan tingkatan di dalam keluarga, dimana Angela bersama Ayah dan Ibunya duduk di sisi kanan Hendry, sedangkan di sisi kiri Hendry terdapat paman dan bibi pertama serta Jacob diikuti dengan paman dan bibi keduanya.
Kemudian di samping Angela, duduk Fabian dan adiknya—Garry.
"Keluarga adalah orang yang suatu saat nanti kau butuhkan, itulah kenapa jangan lupa bahwa meskipun kalian tinggal terpisah, ingatlah bahwa kalian masih memiliki keluarga." Itu merupakan nasihat lain yang selalu diucapkan oleh Hendry setiap kali mereka semua berkumpul. Wajahnya memang tidak memperlihatkan ekspresi apapun, namun semua orang di meja itu tahu bahwa pria tua itu dalam suasana hati yang cukup baik dan ini membawa ketenangan bagi mereka semua.
"Bagaimana hubunganmu dengan Nona dari keluarga Wilson, Jacob?" Kini Hendry mulai mengajukan pertanyaan pada Jacob yang meletakkan peralatan makannya, sebelum membersihkan mulutnya dengan serbet putih yang menutupi pahanya.
"Semuanya baik-baik saja Kakek. Kami dalam tahap hubungan yang lebih serius." Jawab Jacob penuh kesopanan seraya menatap Kakeknya.
"Bagus, lebih cepat lebih baik. Mari melakukan pertemuan keluarga besar dan biarkan kami yang memutuskan." Balas Hendry dengan tenang, tapi ada nada bangga dalam suaranya.
"Sesuai perintahmu Kakek." Jacob kembali membalas sebelum melanjutkan makannya, seraya melirik pada Angela.
"Angela." Dan kini adalah giliran Angela, sialnya lagi Angela hampir tahu apa yang ingin Hendry katakan selanjutnya.
"Cucu keluarga Geraldo ingin menemui besok. Kakeknya adalah teman lamaku, dia secara khusus mengatakan hal ini padaku kemarin dan kami telah mengatur pertemuan untuk kalian." Lanjut Hendry, alih-alih bertanya pria tua itu sudah memutuskan sesuai dengan keinginannya, karena dia tahu bagaimana karakter cucunya yang satu itu dan ini tentu membuat Angela tidak bisa menolaknya.
"Baik Kakek." Jawab Angela terus menatap piringnya yang sudah setengah kosong. Tidak ada perlawanan, karena dia dalam posisi tidak dapat melawan.
Inilah mengapa Angela hampir membenci hari sabtu, karena dia tahu dengan pasti bahwa keluarganya selalu dapat menemukan seseorang untuk dia temui keesokannya. Mereka selalu menemukan seseorang yang mereka pikir pantas untuk dapat menikahinya, Angela sudah terlalu lelah akan hal ini, dia bahkan berada pada tahap hampir membenci perjodohan sialan yang selalu dilakukan keluarganya.
Mereka semua tidak menyadari, bahwa seseorang yang terus mendengarkan semuanya menggepalkan tangannya pada peralatan makan yang sedang dia gunakan.
***
Angin malam di musim panas itu berhembus, mengenai tubuh Angela dan mengibarkan beberapa helai rambutnya yang terurai. Berdiri di taman belakang dekat kolam renang, Angela terpejam merasakan hembusan angin dengan tenang.
"Kakak." Panggilan yang begitu akrab menganggu ketenangannya, namun alih-alih kesal, dia tersenyum kecil pada satu-satunya orang yang akan memanggilnya 'Kakak' itu.
"Garry, ada apa?" Tanya Angela masih tersenyum kecil menatap Garry yang berdiri di sampingnya.
"Kau baik-baik saja?" Mendengar pertanyaannya membuat sesuatu dalam lubuk hati Angela tersentuh. Di dalam keluarga Addison ini satu-satunya orang yang menunjukkan dirinya yang sebenarnya hanyalah Garry Addison, seolah dia tidak memiliki rasa takut dan hidup tanpa beban, membuat seseorang seperti Angela terkadang merasa iri melihatnya.
Namun Angela tidak seharusnya bersikap seperti itu, karena dia lah yang mengajarkan Garry untuk bersikap seperti itu, dia hanya ingin pemuda berusia tujuh belas tahun ini menikmati kehidupannya selagi dia bisa, dia hanya ingin terus menjaga senyum dan kehidupan tanpa beban Garry, dia tidak ingin menjadikan pria ini menyesal keesokan hari, sama seperti yang telah dia alami. Menatap Garry hanya akan mengingatkannya pada dirinya di masa lalu dan bagaimanapun dia ingin melindungi pria kecil ini. Meskipun mereka hanyalah sepupu, tapi dia sudah menganggap Garry seperti adik kandungnya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Us
RomanceSebuah kehidupan yang menjadi impian banyak orang di luar sana, tanpa mengetahui bahwa sebenarnya itu hanya kehidupan yang terlihat indah di luar tanpa mengetahui hal mengerikan yang ada di dalamnya. Dua orang yang hampir menyerah untuk mendapatkan...