Malam itu akhirnya Angela kembali melakukan makan malam bersama Victor sesuai perintah Hendry. Makan malam kembali berjalan dengan tenang, hanya saja yang berbeda kali ini Victor semakin menunjukkan minatnya pada Angela, pria itu tidak berhenti mengajukan beberapa pertanyaan dan pujian yang dia lontarkan tanpa ragu pada Angela, mungkin pria itu juga telah mendapatkan kabar yang sama dari tetua Geraldo, bahwa mereka akan segera meresmikan hubungan.
"Saat aku tahu bahwa kau adalah orang yang ingin Kakek kenalkan padaku, aku tanpa ragu menyetujuinya. Karena selama ini aku hanya dapat mendengar namamu dan kehebatanmu dalam mengelola bisnis." Kalimatnya yang terdengar manis tidak membuat Angela merasa senang, entah mengapa dia hanya merasa bahwa semua yang dikatakan oleh pria di hadapannya hanya omong kosong.
Seharusnya dia tidak seperti ini, karena dia telah memutuskan bahwa apapun keputusan Kakeknya untuk membuat perjodohan ini berhasil, Angela akan menerimanya.
"Terima kasih." Balas Angela singkat seraya tersenyum tipis tanpa adanya ketulusan dalam ucapannya.
Victor memperhatikan wanita cantik di hadapannya itu, dia tahu bahwa Angela tidak tampak tertarik dengannya. Namun dia enggan melepaskan wanita itu, ini karena sejak pertemuan pertama mereka berbagai macam fantasi terus berputar dalam kepala Victor. Pria itu mulai memikirkan bagaimana jika akhirnya mereka menikah, selain latar belakang Angela yang dapat membuatnya memenangkan hak pewaris, memiliki wanita secantik ini yang selalu ada di dalam rumahmu dan di atas ranjangmu, merupakan suatu keajaiban.
Dia ingin sekali mendengar bagaimana ketidak berdayaan Angela di atas ranjang dan bagaimana teriakan penuh kenikmatan wanita itu. Tidak, bagaimana jika ternyata teriakan kesakitannya malah terdengar lebih menggoda?
Memikirkannya saja membuat sesuatu dalam diri Victor terasa mulai memanas, dia menegak habis air dalam gelasnya seraya terus menatap Angela yang masih makan dengan tenang. Melihat bibir ranum itu mengunyah makanannya dengan anggun semakin membuat Victor merasa lebih panas.
Sial.
Menarik nafas dalam-dalam Victor menyentuh bibir bawahnya dengan sensual dan enggan mengalihkan pandangannya dari Angela yang tiba-tiba mengangkat pandangannya menatap Victor. "Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Angela akhirnya menyadari bahwa ujung bibir pria itu sobek. Pertanyaannya mengejutkan Victor yang tenggelam dalam pikiran liarnya untuk segera menyentuh ujung bibirnya yang terluka.
"Entahlah aku tidak ingat. Hal terakhir yang kuingat adalah aku secara tidak sengaja bertemu Fabian Addison di bar." Jawab Victor yang juga turut bingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi padanya kemarin malam, hingga seseorang memukulinya seperti ini.
Selain ingatannya yang bertemu dengan Fabian, Victor hanya mengingat bahwa seseorang telah memukulinya dengan begitu brutal, anehnya saat pria itu memukulinya dengan brutal, dia tidak meninggalkan luka yang begitu parah pada wajahnya. Seolah penyerang mengetahui bahwa besok adalah acara yang penting baginya, karena itu dia tidak memukuli wajahnya.
Victor memang bersyukur atas pengertian itu, namun dia tidak dapat menghilangkan rasa sakit pada tubuhnya yang bahkan detik ini masih berdenyut menyakitkan.
Sialan, jika saja aku tidak mabuk dan menemukannya, aku akan membunuhnya.
"Tidak mungkin Fabian yang melakukan itu, bukan?" Tanya Angela dengan ragu, tapi ada sedikit keyakinan dalam nada suaranya. Bagaimana tidak, karena Fabian yang selama ini Angela kenal adalah seorang pria ramah yang bahkan tidak pernah menimbulkan keributan apapun sejak dia masih kecil, jangankan memukul seseorang, pria itu lebih memilih jalur damai atau bahkan dia lebih memilih untuk dipukuli daripada memukul.
Setidaknya itulah Fabian yang dia kenal.
"Tidak, tidak. Aku sudah bertanya pada orang-orang sekitar, saat mabuk aku memang kembali lebih dulu dan Fabian masih ada disana sampai pagi menjelang." Balas Victor menyangkal segala kesalah pahaman Angela pada Fabian—padahal wanita itu tidak salah paham.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Us
RomanceSebuah kehidupan yang menjadi impian banyak orang di luar sana, tanpa mengetahui bahwa sebenarnya itu hanya kehidupan yang terlihat indah di luar tanpa mengetahui hal mengerikan yang ada di dalamnya. Dua orang yang hampir menyerah untuk mendapatkan...