Act 5-0 [Cuore]

47 3 0
                                    

"Maaf... Boleh aku tanya tempat apa ini, Vino?"

"Dasar, kelihatan kan? Lihat papan petunjuknya. Tempat ini toko mainan."

Sal memijat hidungnya, "Bukan... Maaf, biar kurubah pertanyaanku. Maksudku, apa yang sedang kita lakukan di tempat ini?"

"Menemui seseorang. Sudah, diam saja dan ikuti aku."

Mendengar perintah Vino, Sal meringis, "Y-yes, ma'am..."

Seperti yang terlihat dari perbincangan mereka, Vino dan Sal sekarang berada di depan sebuah toko mainan. Tepatnya toko mainan yang menjadi langganan Corne. Bukan toko yang mewah maupun besar, namun pajangan etalase yang berupa mainan dari action figure superhero hingga Lego pastinya akan menarik perhatian anak kecil manapun. Didukung lokasi yang strategis—dekat sebuah restoran cepat saji yang populer di kalangan anak-anak—toko ini bertahan melewati tahun demi tahun dan masih dapat meraih keuntungan.

"Kita masuk," Ujar Vino sambil mengibaskan rambutnya perlahan dengan gaya yang anggun namun terkesan sedikit kasar. Ketika Vino membuka pintu dorong toko itu, Sal mengikuti di belakangnya seperti anak bebek mengikuti induknya menyebrang jalan.

Bunyi bel perlahan terdengar ketika Vino menapakkan kedua kakinya di dalam toko itu. Seketika itu juga, mata semua pengunjung mengarah ke dirinya. Tidak aneh, mengingat penampilan Vino yang cukup nyentrik dan kenyataan bahwa ia mulai mendapat popularitas di lingkungan sekitar sebagai 'Gadis Gothic-Lolita aneh yang juga seorang pemain teater' menambah tingkat statusnya sebagai selebriti local. Keberadaan lelaki berwajah tampan dengan rambut pirang yang lebat di belakangnya semakin melekatkan mata orang-orang ke arah Vino.

Sementara, tidak peduli dengan segala perhatian itu, Vino celingukan kesana-kemari. Kemudian ia melangkah semakin dalam memasuki toko itu, hingga ia sampai ke tempat terdalam, berhadapan dengan penjaga toko. Penjaga itu menyadari keberadaan Vino, dan memasang senyum sejuta dolar.

"Selamat datang, Nona. Bisa saya bantu?"

"Heh, kau mengerjakan tugasmu dengan baik."

"...Bagaimana lagi, ini adalah kesempatan yang kau berikan secara cuma-cuma, Tuan Putri," Tanggap lelaki berambut tipis itu dengan tawa pelan.

"Hmmmh! Aku tahu, seragam itu memang sangat cocok untukmu, Pomodoro!" Puji Vino sambil melihat sosok di depannya. Pomodoro yang mengenakan kemeja bergaris vertikal kecuali di dada sebelah kirinya, yang bergaris horizontal dengan nama toko tertulis di sana, tersipu malu.

"Aku masih tidak percaya, Tuan Putri... Toko ini memang terlihat kecil, namun sebenarnya adalah salah satu toko mainan paling populer di kota! Nona Corne... Bagaimana ia bisa mendapatkan koneksi seperti ini?"

Vino meringis mendengar pertanyaan itu, karena ia tahu keakraban Corne dengan pemilik toko ini adalah karena ia sering kemari hanya untuk window shopping, "A-ahahaha... Orang borjuis memang beda. Daripada itu, Pomodoro. Apa kau sudah mulai terbiasa dengan pekerjaanmu?"

"Ya, sangat. Senior dan pemilik sangat baik dan mengajariku banyak hal. Memang saya jelas masih hijau, tapi, saya yakin bisa menjadi lebih baik dalam waktu singkat."

"Ho hoo... Percaya diri sekali... Aku suka itu. Lalu, bagaimana dengan kos? Menurut Corne, seharusnya tempat pilihannya akan nyaman untuk digunakan..." Vino menyentuhkan telunjuk kanannya ke bibir bawahnya.

"Ah, mengenai kos, memang sedikit mahal. Tapi seperti kata Nona Corne, tempat itu memang bagus dan nyaman. Induk semangnya displin, tapi baik. Jadi, bisa dibilang tidak ada masalah."

Mengangguk-angguk, Vino kelihatan puas, "Bagus. Ingat, Pomodoro. Jika kau ada kesulitan, aku ingin kau segera lapor ke aku maupun Corne. Kami akan membantumu dengan segenap kekuatan kami."

By Her Highness' WillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang