"Memang kita harus apa Cris?" Jessica.
"Gue punya ide, gimana kita ceburin dia kekolam?"
"Hah! Serius?"
"Yaiya dong, tapi tidak sekarang. Nanti Dan lo Sisi jangan bocorkan rencana kita ini"
"Ok"
Mereka pun pada setuju atas keputusannya Cristal, tapi tidak lama mereka berembuk tiba-tiba Iqbal menghampiri teman-temannya yang sudah datang dari tadi.
"Hai my friends, thanks loh sudah datang"
"Hai my prince (gandengan tangan) sama-sama kita pasti datang dong, masa kagak iya tidak gengs"
"Iya dungs"
"Oh ya Clara mana?"
Mereka kaget dan merasa kecewa, karena dia selalu saja mencari cewek norak itu.
"Ish, kenapa sih kamu cariin dia?" sebel Cristal sambil melepaskan gandengan tangannya.
"Memang salah? Kan dia teman kalian juga"
"Hah! hello kita beda geng kali ya (mengibas rambut badainya) cuus my friends"
"Cus"
Dia hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum saja, namun ia melirik ada seorang princess yang bermahkota kecil sedang dikerumunin orang banyak lalu ia langsung bergegas kesana menghampirinya.
"Hai" terkesima saat ia melihatnya.
(Dia pun membalasnya dengan senyum manis khasnya).
"Hai, happy birthday"
(Semua orang menertawakannya melihat aksi dia seperti tidak pernah melihat perempuan saja)
"Woi Bal.. sadar. Malah bengong" Jennie melambaikan tangannya didepan matanya Iqbal.
Akhirnya, dia malu sendiri didepan bundanya karena yang menertawakan tingkahnya bukan hanya teman-temananya saja tetapi bundanya juga ikut menertawakan ia. Jadi untuk menyembunyikan rasa malunya, ia mengajak teman-temannya masuk untuk segera memulai acaranya pada malam itu. Tepat jam 21.15, mereka merayakan ultahnya dengan sangat meriah tapi sebelum peniupan lilin ia ingin mengajak princess Clara berada disampingnya Karena semalam ia juga ultah ke 19th, jadi ia ingin meniup lilin bersama-sama dimalam itu. Ketika nama Clara disebut oleh Iqbal, wajah Cristal cemberut dan sangat kecewa padanya.
"Hm, tunggu dulu bun. Iqbal mau mengajak seseorang untuk meniup lilin secara barengan, Karena semalam ia juga ultah bun. Boleh kan bunda?"
"Boleh" sebenarnya beliau udah tahu siapa yang dimaksud Iqbal.
"Clara"
Semua orang pada mensoraki mereka berdua dengan bahagia, dia pun jadi malu-malu untuk berada disampingnya.
"Ready?"
Clara tersenyum membalasnya.
Tidak lama mereka meniup lilin, ada yang berdering dari tasnya ternyata panggilan itu dari managernya lalu, ia minta izin sebentar keluar dengan Iqbal dan bundanya untuk mengangkat telepon dari managernya. Sambil ia menuju keluar, Cristal mengikuti arah gerak-geriknya.
"Gengs, coba kita ikutin. Bisa jadi ini kesempatan kita untuk merencanakan tadi." bisik-bisik, tapi masih terdengar oleh Jennie.
"Ayo" ujar Jessica.
Jennie heran melihat mereka segitunya melihat Clara.
"Rencana? Rencana apa yang bakal mereka lakukan pada Clara? Tidak bisa biarkan nih, aku juga harus ngikutin mereka." bisik dalam hati.
Saat Clara menjawab teleponnya, mereka sudah berada di depan pintu untuk bersiap-siap bereaksi.
"Ok, ini saatnya kita bereaksi dan lo sisi liat orang manatau ada orang melihat kita." ujar Cristal.
"Ok"
Lalu, ia melihat sekeliling dan jennie pun langsung bersembunyi dibalik pintu.
"Aman?" bisik Jessica.
"Sip."
Mereka berjalan keluar dengan santai, dan dengan sengaja lengan Sisi kesenggol Clara hingga tercemplung kedalam kolam didepannya. Jennie sebagai orang yang pertama memberi kabar secepatnya pada Iqbal kalau Clara sedang minta bantuan diluar. Ternyata Clara tidak pandai berenang, ia pun langsung membantunya sedangkan Jessica sangat panik karena takut ada apa-apa sebab dia tidak pandai berenang. Setelah Clara dibaringkan ditepi kolam, dengan keadaan tidak sadar Jessica semakin panik.
"Waduh gawat nih, Cris."
"Tenang, jangan panik nanti orang bisa tau siapa yang lakukan ini"
Dia masih belum sadar, berbagai cara yang dilakukan Jennie tetapi gagal. Namun, bundanya Iqbal menyuruhnya bawa Clara kedalam untuk menenangkan dirinya dengan minyak kayu putih. Mereka yang tidak bertanggung jawab itu, langsung pergi saja seperti tidak ada masalah. Jennie langsung meneriaki mereka
"Woi, main kabur aja, tidak bertanggung jawab banget kalian."
Mereka semakin tidak menghiraukan kata-katanya Jennie, terus berlari keluar rumahnya Iqbal untuk menyembunyikan belang dari mereka.
"Sudah Jennie, biarkan saja mereka." Tenangan dari bundanya Iqbal.
Suasana yang semakin panas yang dibuat oleh mereka bertiga, akhirnya acara pun diakhiri begitu saja tanpa ada surprise yang sudah dibuatnya dari jam set 4 sore tadi.
"Ok, guys.. thank you udah pada datang ke acara ultah gue ke 19th, sebelumnya aku minta maaf juga aturannya akhir acara ini aku pengen kasi surprise padanya. Tapi gak jadi, karena ada sedikit masalah malam ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow In My Love (Completed)
Non-FictionCewek gengsi, pintar, murid kesayangan guru-guru dan cantiknya bak princess tapi sayang masih single karena hatinya sulit ditaklukkan oleh pria-pria di sekolahnya namun ada satu pria yang bisa menaklukkan tetapi beda sekolah dan satu pria itu pun be...