Part 7

11 6 0
                                    

AR

Setelah selesai, mereka pun melanjutkan pulang ke rumah meskipun udah jam set 3  mereka masih merasa berada diposisi tadi basah-basahan, gurau-gurauan ditengah hujan dan pokoknya seru banget pengalaman tadi bersama sahabat sejati. Sayangnya, Iqbal harus izin pulang karena ia akan pergi ke studio untuk mempersiapkan surprise dengan dia dalam acara ultahnya Iqbal.
menengok jam di tangan.
"Aku izin dulu ya"
"Kemana?" tanya Clara.
"Mau ke studio, bye...bye" menuju kearah mobil.
"Hati-hati" sambut Jennie.
melirik kearah Jennie.
Dia heran melihat sahabatnya, karena tidak biasanya ia seperhatian gitu sama cowok. Tapi dia mengusahakan untuk tidak terlalu menyimpan rasa dengan Iqbal agar tidak terlalu cemburu dengan Jennie, karena belakangan ini Jennie lebih dekat dengan Iqbal. Jadi dia tidak mau persahabatannya hancur gara-gara cinta seperti FTV. Selepas ia berangkat, ia juga minta izin dengan Jennie karena ia mau istirahat dan tidak pernah tertinggal dari mereka yang selalu menghangatkan tubuh mereka sebelum masuk kerumah yaitu sebuah pelukan hangat dari seorang sahabat sejati.
Pokoknya hari itu, hal yang biasa ia lakukan setelah pulang yaitu tidur siang sudah terganti dengan menungan termanis yang bakal tidak akan terulang lagi setelah putih abu-abu ini, saat bersama mereka. Ditengah termenungnya, handphone berdering pun tak terdengar saking indahnya menungannya. Sampai jam 4 sore baru tersadar ia saat mengecek handphonenya, ada panggilan tak terjawab sebanyak 2530x dari Iqbal. Lalu, ia langsung meneleponnya kembali.
"Halo, maaf Bal. Tadi aku tidak dengar kamu nelepon"
"Oh gpplah santai saja, nanti malam kamu pake baju cantik ya?"
Produsernya tertawa kecil, saat mendengar telepon Iqbal dengan Clara.
"Memang nanti malam ada acara apa?"
"Acara special buat kita"
"Spesial? Emang kita?" bingung.
"Pokoknya kamu nanti malam pake baju cantik, ok Bye" mematikan ponselnya.
Dia heran tapi ada rasa senang juga, karena selama hidupnya tidak ada sahabat laki-laki yang bikin romantis dalam hidupnya. Jadi, dia harus mengabari Jennie untuk pergi barengan nanti malam ke rumah Iqbal. Karena ia bosan apa yang harus ia lakukan didalam kamarnya, ia keluar kamar lalu bermain piano dengan lagu favoritnya yaitu lagu Raisa-jatuh hati. Saking senangnya, ia akan menghadiri suatu acara yang akan diadakan di rumahnya Iqbal, abangnya selalu mencandain dia.
"Eits, tumben main piano. Senyum-senyum sendiri lagi, ada apa ini?"
Sungguh ia tidak menghiraukan kata-kata abangnya barusan tadi. Abangnya pun semakin memanas-manasin dia.
"Oh, jangan 2x sudah punya ini"
Ia pun langsung beranjak menuju ke ruang tamu, lalu menjelaskannyalah pada keluarganya kalau nanti malam ada acara special di rumahnya Iqbal. Abangnya tetap mengganggunya dan selalu mengusili dia biar ia terbuka kalau dia memang benar-benar ada rasa sama si cowok itu, namun sampai kapan pun ia tidak mau mengatakan kalau dia benar-benar ada rasa kepada cowok itu tetap ia simpan saja rasa itu dalam mimpi biarkan saja waktu yang akan menjawab semuanya. Tidak terasa waktu terus berjalan, tiada henti juga abangnya tetap mengusilinya sampai ia nangis membuat abangnya semakin curiga.
"Loh,,loh,,loh. Kenapa nangis? Bearti ia nih?"
berkali-kali lempar bantal kursi.
Adzan Isya pun berkumandang, selesai sholat, ia siap-siap pakai dress dengan warna gold pemberian dari mama waktu ultahnya ke 17th. Selain itu juga, sesekali ia tampil gaya baru dihadapan orang banyak terutama orang yang ada didalam perasaannya clara dengan menggunakan dress tersebut dan juga dress itu jarang digunakannya. Jadi masih keliatan kaku dressnya. Ditengah ia berdandan, ia sudah ditelfonnya.
"Halo, iya aku lagi make up ini"
"Ok, yang cantik ya aku tunggu nih"
"Seperti Cinderella ditunggu pangeran saja"
"Memang iya, kamu kan Cinderella aku"
GOMBAL
"Sudah dulu ya, aku lagi siap-siap ni, bye"
Sahabatnya sudah menunggu di ruang tamu, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam tapi ia masih didalam kamar mamanya pun memanggil ia untuk dipercepat dandannya karena Jennie sudah menunggu dari tadi. Akhirnya mereka berangkat dari rumah jam 20.10 dan tiba di rumahnya jam set 9 malam. Jarak rumahnya dengan rumah mereka cukup jauh sekitar 15 menit kalau tanpa macet. Pas mereka sampai juga di lokasi, semua orang terpanah melihat mereka berdua terutama Clara yang sudah menjadi pusat perhatian semua orang, sehingga membuat geng princess iri dengan kecantikannya.
"Cantiknya mbak Clara, boleh foto?" salah satu pengunjung rumahnya.
"Boleh"
Ckrek...ckrek...ckrek.
"Issh, kenapa sih selalu dia yang menjadi pusat perhatian?" sebelnya Cristal.
"Mungkin dia seorang model dulu?"
"Masa sih?"
"Dia kan cantik, baik lagi" polosnya Sisi membela Clara.
Mereka berdua pada menoleh ke arah Sisi.
"Lo, masuk geng mana sih? Bukan dibelain malah disudutkan." sebel Cristal.
"Iya deh, aku maaf"
Mereka sedang memikirkan rencana yang akan terjadi pada Clara malam ini, agar semuanya hancur.

Rainbow In My Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang