Part 26

11 6 0
                                    

Sambil menunggu, Clara mengajak Iqbal ke taman tempat seperti biasa mereka saling berbagi dan meluapkan segala emosi mereka bertiga waktu itu. Saat ini, waktu yang tepat untuk memberitahukan kalau ia bakal pindah besok ke Sydney.

"Bal ke taman yok..."

Lalu, dia senyum dan mengangkat kedua alisnya. Mereka berjalan menuju ke taman dan sambil menikmati daun-daun layu yang berguguran dari atas pohon. Kemudian, bibirnya masih ragu untuk mengatakan semua ini serasa ia pasti marah kalau mendadak seperti ini. Namun ia mencoba untuk menggerakkan bibirnya dan meyakinkan diri kalau keputusan tetap keputusan. Apapun yang terjadi nanti, ia harus siap dan menerima kenyataan.

"Bal, boleh gue ngomong sebentar sama Lo?"

Dia sedang asyik memainkan gadgetnya dan sambil menikmati semiliran angin yang menerpa ke rambutnya.

"boleh, yaudah ngomong aja."
"gue minta Lo singkirkan dulu gadget Lo itu."
"gue dengar kok, udah ngomong aja.. lagi asik main ni."

Ia menghela nafas secara pelan-pelan, ia mencoba menuruti apa maunya.

"bal, gue besok mau pindah ke Sydney sekaligus kuliah disana...."

Setelah ia langsung to the point, Iqbal spontan menyingkirkan gadgetnya dan kemudian ia menatap matanya Clara dengan dalam.

                  "pindah?"

(Ia hanya mengangguk pelan-pelan saja)

"sebenarnya gue berat meninggalkan orang sekitar gue disini, tapi keputusan ini sebelum Jennie pergi cuman gue nya yang belum siap mengatakannya...." Menatap kembali.

(Entah kenapa ia langsung pergi dan hanya meninggalkan beberapa kata saja.)

"semoga sukses dan jangan lupakan gue disini."

Selepas ia meninggalkannya di tempat itu, ia menangis sambil menundukkan kepalanya agar semua orang tidak melihatnya kalau ia sedang menangis. Tak lama suara tangisnya terdengar ke telinga Cristal dan Sisi, akhirnya mereka berdua menyusulinya ditaman tersebut.

"Ra..." suara Cristal.

Pas ia menoleh ke sumber suara itu, ia langsung mengusap air matanya yang sudah membasahi pipinya.

"eh kalian.. duduklah.."
"Lo ngapa? Ada masalah? Cerita aja ke kami..." ujar Cristal.
"iya ra, kita siap kok jadi sahabat Lo" ujar Sisi.

Dia hanya membalas sebuah senyuman saja ke mereka, meskipun mereka sudah mengusili hubungan persahabatan mereka bertiga namun ia tidak membalas sedikitpun dan malah senang mereka mau jadi sahabatnya. Tetapi sampai saat ini, belum ada yang bisa menggantikan persahabatan dia dengan Jennie.

"udah cerita aja.." Cristal
"gak payah lah, biar aku dan hati aja yang meredamkan cerita ini."

Mereka menghela nafas dan tersenyum melihat Clara yang kuat menghadapi masalahnya saat ini, mereka sungguh menyesal mengapa waktu itu mereka menuruti maunya Kelvin dan akhirnya ia yang menghancurkan persahabatan Cristal, Sisi dan Jessica.

"kita menyesal, mengapa kita dulu mau menuruti  maunya Kelvin coba tidak, pasti hubungan kalian tidak kayak gini. Mungkin sampai sekarang Jennie masih ada, iya gak Si...."
"udah, itu mah sudah takdir. Tidak perlu kalian sesali lagi, kita bertiga udah maafkan kalian kok ;)"

Rainbow In My Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang