06

446 50 7
                                    

Reo sudah kembali terbaring di atas kasurnya, reo terdiam berusaha untuk tidak banyak bergerak karna luka nya yang terbilang cukup parah

Tak lama dari itu terdengar suara ketukan dan pintu terbuka reo yang mendengar nya mencoba untuk duduk

"Tiduran aja, jangan bangun. Aku tau kamu masih tidak kuatu untuk bangun" Terdengar suara lembut di telinganya, mendengarkan suara itu membuat reo tersenyum mencoba menghormati nya

"Siapa kau? " Tanya reo

"Aku ness dan ada Chira juga, aku dan dia datang ke sini untuk menjenguk mu"

".... Kau suruhan Nagi kan" Seketika senyum reo luntur saat mendengar tutur kata ness

"Enak aja, kita tuh inisiatif ke sini karna tau kalau kau sedang sakit tau" Kali ini suara kencang terdengar di telinganya

"Aku hanya sedikit.... Trauma dengan nya"

"Kau hanya tidak tau sisi dari dirinya reo" Jawab ness sambil mengelus rambut reo lembut

"Dia hanya orang berhati dingin, tidak ada yang lain nya" Jawab reo

"Jika kau tau, Nagi lah yang selalu menjaga mu sebelum kau datang kemari" Jawab bachira

"Aku tidak pernah bertemu dengan nya mana dia tau"

"Kau tidak, tapi dia pernah. Dia selalu menjagamu dia mencari tau dirimu mulai dari hal terkecil hingga hal terbesar" Jawab bachira kembali

"Hey hey hey... Kenapa jadi ribut seperti ini sih, kan kita ke sini untuk menjenguk reo, Chira harus sopan" Ness mencoba menengah kan mereka berdua

"Reo, aku pergi dulu ya! Chira seperti nya sudah cukup terpancing emosi nanti aku akan datang lagi. Dahh" Ness pergi tanpa bicara kembali, reo yang sedari tadi tidak menjawab hanya terdiam mendengar ucapan terakhir dari bachira

'Dia sudah banyak mengetahui ku? Omong kosong apa ini? Kenapa aku jadi merasa senang seperti ini? '

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Malam hari Nagi memutuskan untuk menengok reo , Nagi sudah seharian ini tidak menengok nya karna kejadian kemarin membuatnya merasa sedikit bersalah pada reo

Nagi mulai membuka pintu kamar reo, terlihat reo yang sedang makan, namun terlihat dari setengah makanan itu jatuh bececeran terkena tubuh dan baju yang sedang ia pakai

Nagi mendekatinya dan mengambil alih sendok di tangan reo

"Siapa! " Tanya reo cukup keras

"Nagi"

"Kenapa kau kesini? Tidak merasa bersalah? "

"Bukan nya kau yang membuat masalah?"

Reo terdiam, saat Nagi mulai menyuapinya makanan reo menolaknya, entah dengan gelengan ataupun dengan mendorong tangan Nagi menjauh darinya

"Aku ga mau di suapin "

"Yaudah sok makan sendiri kalau bisa"

Reo kembali meraba sekitar nya, mencari sendok yang Nagi tadi pakai untuk menyuapinya. Seandainya reo tau kalau sendok itu tengah di angkat tinggi tinggi oleh Nagi sedangkan reo mencarinya di sekitaran selimut yang sedang ia pakai

"Ishh... Dimana sih"

"Cari sendok aja ga bisa, apalagi makan! Udah kamu diem aja aku suapin"

"GA MAU"

*plak

Habis sudah kesabaran Nagi untuk yang ke dua kalinya, Nagi melempar mangkuk berisi nasi tepat kearah wajah reo membuat reo terdiam sakit kepalanya belum pulih dan harus kembali merasakan sakit saat mangkok beling itu mengenai kepala reo saat ini

"MAKAN TUH NASI, GA BUTUH BANTUAN KAN" Nagi pergi dari sana meninggalkan reo sendiri di sini

Reo merasa sedikit sakit hati dengan perlakuan Nagi tadi walau memang itu semua adalah sebagian salah reo yang sudah membentak Nagi lebih dulu

Reo meremat selimut nya, menangis dengan berusaha tidak menimbulkan sedikit pun suara

"Mah... Reo mau ikut mamah boleh ga...hiks reo mau bebas dari semua ini... Hiks... Reo pernah di kekang oleh hutang papah dan sekarang... Hiks harus bersama orang seperti Nagi, aku mau ikut mamah, jemput reo mah"

anjing dan tuan nya (nagireo) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang