Pagi dini hari bertepatan jam 3 Nagi sudah terlihat rapih dan sedang berjalan menuju kamar reo untuk sekedar menjenguk nya. Ia tau kalau perlakuan nya sudah sangat keterlaluan mungkin itulah yang membuat reo cukup jengah dengan nya
Nagi mencoba masuk ke kamar reo dan melihat sang pemilik kamar masih tertidur dengan mata yang tertutup kain yang menandakan kalau saat inir eo sudah tidak bisa melihat
Nagi mendekat kearah kasur milik reo dan mulai mengusap rambut lembut milik reo, tanpa ia sadari tangan nya merasakan sedikit sensasi panas dari tubuh yang ia sentuh
"Apa dia demam? " Nagi kembali menyentuhnya dan benar tubuh reo panas tinggi menandakan bahwa dia sedang terkena demam saat ini
"Apa yang terjadi! Kenapa dia bisa terkena demam seperti ini! " Nagi berlari keluar kamariti dan berlari menuju salah satu pelayan yang berada di sana
"Pelayan, cepat buatkan bubur sekarang juga dan jangan lupa siapkan obat demam, 15 menit tidak ku dapatkan semua yang ku mau akan ku kau sebagai makanan shiro. Cepat"
Pelayan yang mendengar peringatan itu segera melakukan nya, takut akan apa yang di katakan sang tuan dia berusaha untuk cepat
Nagi kembali datang ke dalam kamar dengan baskom yang penuh dengan air dan handuk kecil, Nagi mendudukan dirinya di pinggir kasur dan mulai menaruh handuk kecil itu di dahi reo
Nagi masih senantiasa menjaga, meyakinkan dirinya bahwa reo akan baik baik saja sampai salah satu pelayan datang dengan senampan penuh dengan peralatan makan dan obat obatan
"Silahkan tuan"
"Baik kau bisa pergi"
Nagi menunggu reo sampai dia terbangun tanpa mengganggunya
'Reo, cepatlah bangun'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Reo terbangun dengan rasa basah di dahinya, tangan reo ingin meraba mencari benda apa yang berada di dahinya , tapi pergerakan nya terhenti saat merasakan sebuah genggaman erat entah dari siapa"Siapa? " Reo mengeluarkan suara nya yang sedikit serak karna sehabis tidur
Entah kenapa reo tidak mendengar apapun, hanya mendengar suara yang samar dan tidak jelas, entah itu suara siapa reo tidak tau
'Ada apa ini? '
Reo sama sekali tidak bisa mendengar apapun, apalagi melihat dia tidak bisa berbuat apa apa
"Maaf... Aku ga bisa mendengar dengan jelas" Nahi sedikit menyerengit, Nagi heran kenapa reo bicara seperti itu? Nagi berusaha menjauhi beberapa anak rambut yangme nutupi kuping reo
Dia mencoba melihat apa yang salah dengan reo sampai tidak bisa mendengar dirinya bicara tadi, saat melihat bahwa kuping reo tidak di padang alat mendengar akhirnya Nagi terkikik kecil
Pantas saja reo tidak mendengar penjelasan nya tadi, ternyata alat mendengar nya terlepas saat tidur. Nagi mencari cari alat pendengar itu hingga ia menemukan nya berasa di nakas samping kasur milik reo
Nagi mencoba memasangkan kembali padanya dengan perlahan hingga akhirnya benda itu kembali terpasang di telinga reo
"Kali ini bisa? " Tanya Nagi
"Ah.. Iya aku bisa dengar dengan jelas, maaf tadi sedikit merepotkan"
"Tidak apa"
"Tadi.... Kau siapa? "
"Tidak kenal dengan suara tuan mu sendiri? " Ucap Nagi sambil tersenyum
Saat mendengar ucapan itu, reo akhirnya tau siapa yang berada di hadapan nya saat ini. Senyum yang reo tampilkan tadi seketika luntur dia langsung terdiam, dirinya merasa sedikit bersalah karena perlakuan nya pada Nagi kemarin
"Oh.. " Jawab reo
Nagi tidak membalasnya, mereka berdua tetap terdiam satu sama lain, saling sibuk dengan pikiran nya masing masing
"Itu... Nagi"
"Yah? "
"Aku.... Minta maaf yang kemarin... Aku tau aku... Berkata sedikit kasar kemarin" Reo menunduk sambil memainkan selimutnya, sebenarnya reo cukup penasaran dengan ekspresi Nagi saat ini tapi apa daya matanya yang tertutup tidak bisa membuatnya melihat apapun
"Reo... Aku juga minta maaf, cara ku memarahi mu kemarin sungguh membuat mu terluka luar dalam, aku tau itu menyakitkan jadi... Maaf kan aku" Nagi memeluk reo dengan penuh kelembutan seakan reo adalah barang yang rapuh
"Hiks... Maaf ya Nagi... Hiks tapi ku mohon.. Hiks untuk kali ini... Reo ga mau di kekang hiks... Setidak nya biarkan reo bisa berjalan mengelilingi rumah ini... Reo janji reo tidak akan pergi dari Nagi... Hiks jadi... Hiks... Tolong beri reo sedikit ruang"
Nagi masih terdiam dalam lamunan nya mencoba memikirkan apa resiko jika ia membebaskan reo berkeliaran, setidaknya dia harus ada yang menemani kan?
"Akan ku pikirkan "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
Nagi keluar dari kamar reo dan turun ke lantai bawah, dan menemukan bachira, isagi, kunigami, chigiri, Kaiser dan juga bachira di sana"Bagaimana? " Tanya kunigami pada Nagi
"Perketat penjagaan "
"Ada apa Nagi? " Tanya chigiri kali ini
"Kita beri reo kebebasan, aku yakin dengan mata buatnya itu dia tidak akan bisa apa apa tanpa ku"
"Kau yakin Nagi? " Tanya chigiri sekali lagi
"Kali ini aku sangat yakin"
"Baiklah aku akan memperketat keamanan" Jawab Kaiser sambil berdiri dan meninggalkan mereka
"Dan... Kuminta chigiri, bachira dan ness untuk menjaga reo , jangan lengah tetap berada di samping nya. Ingat dia buta dia tidak bisa melihat apa apa jadi akan lebih gampang orang lain menculik nya dengan sedikit tipuan, kalian bebas jika aku sudah bersama dengan nya, kalian mengerti"
"Baik" -bachira, chigiri, ness
"Baik sampai sini saja diskusi nya, kalian boleh pergi" Beberapa dari mereka mulai pergi, Nagi mulai membuka bungkus rokok dan menyalahkan
"Nagi... Kau yakin akan memberi reo kebebasan? " Tanya isagi, mereka hanya berdua di dalam ruangan itu membuat isagi lebih leluasa bertanya
"Kenapa? Kau seperti tidak yakin sepertinya"
"Memang"
"Ada apa isagi? Aku mengenalmu sejak sma dan aku tidak pernah melihat wajah khawatir mu seperti ini"
"Kau ingat reo adalah anak dari penghilang yang mempunyai hampir 1m hutang"
"Tentu, aku tidak setia itu untuk melupakan nya"
"Kau tau juga kan orang yang di hutangi ayahnya beberapa dari mereka adalah saingan kita"
"Yah... "
"Apa kau tidak tau resiko dari itu? "
"Maksudmu? "
"Reo bisa saja di culik paksa oleh mereka dari mu untuk menjualnya di penjualan manusia yang akan di selenggarakan besar besaran bulan depan sebagai tebusan hutang sang ayah dan membalaskan dendam mereka padamu"
Terdiam sudah Nagi saat itu, Nagi sungguh lupa dengan hal itu bahkan itulah hal yang akan paling membahayakan jika benar terjadi
"Isagi"
"Ya"
"Cepat perintahkan lebih banyak keamanan untuk menjaga rumah ini, tidak akan ku biarkan kucing kecil ku jatuh kedalam tangan yang salah"

KAMU SEDANG MEMBACA
anjing dan tuan nya (nagireo) End
Fantasia*part 2 dari fanatik with you* seorang donatur terbesar di sekolah yang sedang di tempati oleh reo yang ternyata reo sudah banyak tertinggal banyak informasi tentang sang donatur ini, hingga akhirnya ia meminta seorang murid yang terpilih untuk menj...