CHAPTER 7

174 23 18
                                    

“Selamat pagi.” Sambutan menyapa tanpa tahu matahari bersinar rendah atau sudah hampir di atas. Kakinya membawa diri menyusul sang penyambut di balik meja berteman sandwich sayur juga segelas kopi yang cangkirnya kepulkan uap.

“Kenapa tidak membangunkan?” Jina bertanya setelah tangan meraih segelas susu putih dan menatap lapar ke arah sepotong sandwich lain yang terhidang.

Ia terkejut ketika terbangun jam hampir menunjukkan waktu siang. Tidurnya begitu lelap setelah lama sekali terjaga tadi malam.

“Aku sendiri baru selesai mandi.” Tidak sama sekali tunjukkan sangkalan. Aroma segar tercium disela-sela bau makanan. Taehyung telah rapi dengan setelannya yang baru Jina amati terus-terusan dominan merah gelap. Kalung dengan bandul kepala harimau bergantung dari leher seperti tidak pernah tertinggal. Di tangannya terpasang jam tangan mahal sewarna dengan rambut sedikit basah dan agak acak-acakan, memegang tablet di tangan kiri, sesekali dahi berkernyit. Matanya bergulir dan pikiran masuk begitu fokus. Urusan pekerjaan, tebak Jina begitu yakin.

Jina urung hendak bertanya dan memilih menyantap sarapan yang entah dari mana datangnya. Taehyung Rutledge tidak mungkin membuatnya sendiri. Larut pada kegiatan masing-masing, tanpa sadar piring dan gelas telah kosong. Taehyung mematikan alat bekerjanya, lalu memerhatikan Jina tengah menyapukan serbet ke mulut.

“Kau cukup dengan sarapannya?” Taehyung bertanya memastikan. Jina refleks mengangkat sedikit pandangnya.

“Karena tidak lagi merasakan lelah, porsi makanku menjadi berkurang.”

“Hm, jika perlu kau bisa menghabiskan siang ini untuk tidur.”

“Aku pikir kita akan berangkat pagi.”

“Awalnya, ada beberapa yang perlu diurus, tetapi Jimin akan melakukannya. Kita pergi sekitar pukul sepuluh malam, hingga tengah malam kapal bisa langsung berlayar.” Penjelasan Taehyung tidak mendapat sanggahan. Jina menyanggupi dari jawaban diamnya. Saat Taehyung kemudian bangkit dan menghampiri di posisi mereka yang berseberangan. Satu tangan telah mengeluarkan jam tangan berwarna perak dari dalam saku. Pria itu lalu meraih satu tangan Jina tanpa mendapatkan protes. Hanya kernyit menilai dan lakon menerima. Jam tangan itu dipasangkan.

“Tetap memakainya.” Perintah singkat dan mutlak. Ia mengangkat tangan untuk melihat jam yang pasti berharga fantastis. Desainnya bagus hampir mirip dengan yang Taehyung kenakan. Angka-angka dalam bentuk romawi hanya ada empat digit sebagai penanda. Sudah lewat setengah jam rupanya untuk hanya menghabiskan sepotong sandwich dan segelas susu.

“Ini pasti mahal.” Jina lalu menatap sang pemberi yang begitu betah memandangi. Harum tercium begitu maskulin. Ketika kemudian Taehyung sedikit menunduk, bandul harimaunya berayun-ayun di depan dada, dan satu jemarinya dijulurkan menyentuh dagu Jina yang sedikit terangkat.

“Tentu saja. Maka jangan dihilangkan.”

“Terima kasih,” ucapnya, pertama kali kata itu keluar dari mulut Jina dengan cuma-cuma untuk Taehyung.

Lalu apa yang didapat? Senyum seringai kebanggaan. Serta kalimatnya menimpali, “Kau mengerti bahwa aku tidak sedermawan itu, Sayang.”

Oh, ya, benar sekali. Namun Jina tidak ingin lagi melepas barang mahal itu dari tangannya. Percayalah, ia hanya manusia biasa yang wajar memiliki sifat kikir. Menatap bergantian di antara pria itu dan jam pada tangan, Jina lalu bangkit serta-merta membuat Taehyung kembali tegak di sebelah meja. Kaki Jina keluar sebelum maju mendekat. Saat satu tangannya disentuhkan di depan dada Taehyung hingga turut menangkup si harimau kecil, satu tangan Taehyung menyusul di atasnya. Hilang keleluasaan gerak dari tangan kanan, Jina menjulurkan satu yang lain untuk menyentuh siku dari tangan itu dan diangsurkan hingga sampai ke pundak Taehyung lebih tinggi. Berjinjit sedikit untuk kemudian menyampaikan maksud, atas bantuan tumpuan pada bahu Taehyung yang kokoh dan juga rambatan hadir menyusuri pinggang merengkuh, Jina memberikan ciuman dengan kadar kecil jika dibanding dengan ciuman-ciuman bila Taehyung Rutledge yang memulai.

𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang