CALL - 15 | IRONI

6.5K 786 131
                                    

Hadiah untuk menemani malam kalian. 

siapa yang suka? cung tangan!! 

anw, terima kasih untuk kalian yang sudah mau komentar di bab CALL YOU yaa. Bia senang membacanya, dan nanti ketika senggang akan Bia balas. jadi, izin untuk membalasnya ya nanti [takut kalian risih karena Bia balesin satu-satu].

——

"Memang benar adanya bahwa Jan Lakis telah menikah dengan Samira Noa, putri dari Bapak Menteri Nug Prayagung. Untuk itu kami juga akan mengumumkan bahwa Aktor Jan Lakis akan—"

Ucapan itu terpotong begitu saja. Spokeman utusan Yan Jati Saudjaja itu sampai melongo ketika puluhan reporter yang semula mengerubungi dan menaruh perhatian penuh kepadanya tiba-tiba saja bubar berlarian meninggalkannya seorang diri dalam keadaan kebingungan. Orang itu langsung menoleh pada salah seseorang yang berdiri tepat di sampingnya, dia melemparkan tanya yang langsung dijawab dengan raut khawatir.

"Tuan Lakis datang," katanya orang itu. Suaranya agak gemetar. "Gimana ini?"

Sang terpilih menghela napasnya lesu. "Pasrah saja, setelah ini Bapak pasti bakal mengamuk. Kita juga bakalan begadang seminggu lagi buat urus media, mungkin lebih, kalau Tuan Lakis kali ini sampai lebam," balasnya.

Beberapa staff yang ada di sana saling berhadap bahwa ini bukanlah awal hari yang dapat membuat mereka lupa makan dan tidur setelahnya.

Tentu saja mereka sekarang hanya bisa pasrah. Tidak mampu melakukan apa pun. Apalagi, memberi peringatan atau berteriak meminta para reporter itu agar mereka kembali mendengar dan mencatat hal yang memang sejak awal harus diumumkan pada publik.

Kehadiran Jan Lakis dan Samira Noa tentu saja berhasil mengacaukan keadaan. Keduanya bagaikan magnet kuat yang membuat siapapun langsung menaruh perhatian seutuhnya kepada mereka.

Visual pasangan yang baru menikah itu menguarkan pesona yang tampak bersinar. Mereka tampak serasi dan penuh aura yang tidak dapat ditampik oleh hal lain. Dalam sekejap mata, keduanya langsung menjadi objek perhatian tanpa kecuali.

"Jan Lakis bisa minta waktunya sebentar?"

"Tolong lihat ke sini, Jan Lakis!"

"Bagaimana tanggapan Anda—"

"Apakah benar rumor yang sedang beredar itu, Jan Lakis?"

Semua grasak-grusuk suara itu kemudian mendadak hening ketika Jan Lakis keluar dari mobil Audi A6-nya. Dia melemparkan senyum tipis yang terlihat segan pada para reporter yang mengerubunginya dan sesekali mengangguk ketika mereka terus-menerus meneriakkan namanya. Pria itu mengedarkan mata sejenak pada setiap sudut yang dapat dilihatnya.

Ternyata, di halaman rumah besar yang luas itu, sang papa tidak hanya memperbolehkan para reporter saja yang masuk, tetapi beberapa penggemar Jan Lakis juga diizinkannya.

Ini terlalu banyak orang. Suara-suara mereka semakin bergemuruh dan tumpang-tindih berusaha menarik perhatian Jan Lakis.

Pria yang saat ini begitu menawan memakai balutan Ferragamo, tampak melongok ke dalam mobilnya. Kedua matanya menatap pada Samira Noa yang masih berada di dalam sana.

CALL ME YOUR WIFE, LAKIS! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang