satu per satu

103 17 0
                                    


View yang ngerasa ketakutan terus ngeberontak buat ngelepasin diri karena dia ngeliat di dalam ruangan itu penuh dengan alat-alat penyiksaan.  Wanita itu terus mendekat semakin mendekat ke arah View dan ngelepas lakban yang ada di mulut View.

  Wanita itu terus mendekat semakin mendekat ke arah View dan ngelepas lakban yang ada di mulut View

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Hai, Bitch." Ucap dari wanita itu.

" Tolong, lepasin gw!!" Mohon View sambil nangis histeris.

"Kenapa mau lepas sih?! Disini kan enak. Nggak ada nyamuk xixixi." Ucap wanita itu sambil ketawa cekikikan.

"Gw mohon lepasin gw. Gw salah apa sama lu?! Gw engga kenal sama lu. Kenapa lu sakitin gw?!" Tanya View yang nangis semakin histeris.

" Hmm, karena gw benci sama lu!!" Ucap sang wanita sambil narik rambut View.

"Kenapa lu bisa benci sama gw?!!"

" Karena lu pembully, dan pembully kayak lu tuh harus di musnahin." Beo wanita itu sambil narik rambut View.

" Arghh... Sa-sakit. Lepasin gw!!!"

*

*

*

*

*

Pagi tiba, Gw bangun dan temen temen gw masih pada tidur. Gw keluar dari tenda dan menghirup udara pagi yang begitu nyegerin, disana gw ngeliat pak Singto yang lagi ngerebus air. Dan tentu nya gw seneng banget karena yang disana cuma ada pak singto, dan ini waktu nya gw berduaan sama dia.

" pagi pak." Ucap gw dengan senyum yang sumringah.

" Pagi Prim, udah bangun kamu. Gimana tadi malem tidur nya nyenyak?" Tanya pak Singto. Dan itu membuat gw makin tersenyum lebar.

" Nggak terlalu pak, soalnya saya masih kepikiran sama Love." Bales gw.

"Heumm, saya juga Prim. Nanti kita coba cari Love lagi. Bapak sangat berharap dia baik-baik saja."

"Owh iya bus nya udah bener pak?" Tanya gw yang sembari duduk di samping pak singto.

" Belum Prim. Itu masih di benerin sama sopir kita." Bales pak Singto.

Gw dan pak Singto masih ngobrol, tiba-tiba kita mendengar suara teriakan dari arah bus. Gw dan pak Singto buru-buru lari ke arahbus itu. Dan betapa kaget nya kita ngeliat Pak Sopir yang kena anak panah di kepala nya sampai tembus di kepala belakang. Anak-anak yang tidur nya merasa keganggu dengan segera lari ke arah kita,dan mereka juga nggak kalah syok nya setelah ngeliat kejadian itu.

"Gw mau pulang." Tangis Film pecah.

" Pak,sebaik nya kita pulang! Atau nggak kita lanjutin perjalanan ke hutan tujuan kita!" Bujug gw dengan suara yang gemeter karena takut.

"Nggak bisa. Perjalanan menuju ke hutan pelestarian masih 8km lagi dan itu lebih beresiko untuk kita. Lebih baik kita tunggu di sini dan nunggu bantuan datang. Lagi pula kita harus mencari Love" Bales pak Singto.

Tumbal Wan Suk (Tumbal Malam Jum'at)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang