04| ENEMY

488 358 97
                                    

Veis mengecek kembali tasnya, memastikan peralatan lukis dan alat-alat lain untuk kebutuhannya sudah dibawa. Tak lupa mengisi botol minum untuk mengisi energinya, feeling-nya mengatakan akan ada hal buruk yang terjadi hari ini. 

Perlu menaiki beberapa tangga untuk bisa sampai ke gedung aula. Satu anak tangga lagi untuk bisa menginjak gedung lantai 5, pinggangnya bisa patah jika disuruh melakukan hal ini setiap hari. 

"Finally, sampe jugaa. Gila, kaki gue beneran mati rasa sekarang." 

Sulit untuk mencari kursi sekarang, karena aula ini telah penuh oleh mahasiswa. Para mahasiswa baru berebutan untuk melihat ke area mading, karena sudah ditempel pembagian kelas untuk memulai matkul pagi. Veis dengan tergesa-gesa juga mencoba menerjang kerumunan itu. 

"Pardon me! Pardon me!!" teriaknya sambil terus menerobos masuk ke sekumpulan orang-orang yang sedang mengerumuni area mading. Akhirnya dia berada di barisan kedua dari depan, matanya terus mencari-cari namanya di kertas berukuran jumbo itu. 

"Lux Veis Velldya.." Ia terus mengulang-ulang namanya sambil melihat ribuan nama-nama mahasiswa baru tahun ini yang terpampang jelas. Akhirnya namanya ketemu, dia berada di  kelas yang sama dengan Adeline, kelas I. Hal ini sangat disyukuri olehnya, at least  dia mempunyai orang yang dia kenal di kelas itu. 

Ting!

Notifikasi pesan masuk di handphonenya, itu dari Adeline. 


Ruang Obrolan 

Adeline12  : Woi, mana lo?

  Adeline12 : Gue sendirian di lantai 4 coeg

Veis_056: Gue masih di deket mading 

Veis_056 : Karma lo, ninggalin gue kemarin :P 

Adeline12 : Ntar gue diculik sama om-om nangis lo

Veis_056 : Dih, mana ada yang mau nyulik lo

Veis_056 : Ntar malah nambah beban :P

Adeline12 : Gue jahit juga tuh mulut lo lama-lama 

Adeline12 : Cepett egek, gue traktir lunch di kantin bawah nih 

Veis_056 : Hahaha, gitu dong dari tadi 

Veis_056 : OTW

Veis memasukkan handphone ke sakunya, dengan cepat dia berjalan ke arah pintu aula yang bertulisan "exit". Sedari tadi suara kegaduhan di depan pintu aula terus menggangu telinganya. Benar dugaan Veis. Begitu dia keluar dari ruangan aula, banyak orang-orang yang menutup akses jalan keluar, sebenarnya apa yang membuat orang-orang heboh sampai segini?

"Kakk, minta tanda tangan!!"

"Give me your phone number please!!!"

"Kakkk!!"

"Take a picture with mee!!!"

Teriakan heboh dari para mahasiswi dengan desakan yang membuat pasokan oksigen di tempat itu menipis, Tuhan gimana gue bisa lewat kalo kayak gini ceritanya. Dia tidak ingin terjebak disini karena dia bisa melewatkan traktiran Adeline yang tidak akan dia dapatkan lagi, ini benar-benar momen yang langka! 

Love Sign!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang