01| PERTEMUAN

666 413 101
                                    

HI READERSS! VOTE & Follow dulu dong biar gak ketinggalan lanjutan seru lainnyaa!!

Kalau udah baca, dijamin bakal betah deh! 🎀


HAPPY READING! 

_________________________________________________________________


Katanya, kalau berhasil membuat seorang seniman jatuh hati maka pada saat itu juga kamu dinyatakan abadi di dalam karyanya. Abadi, namun tidak bisa dimiliki. Hanya saja, para seniman mencintai seseorang dengan cara yang berbeda. 

Paris, kota yang juluki sebagai Kota Cinta dan mungkin menjadi saksi bisu sebuah kisah romansa seseorang. Termasuk Veis, seorang gadis yang dari tadi hanya diam memandang sekelilingnya, tak percaya dengan apa yang sedang ia liat sekarang.

"PARIS!!" Teriaknya di kerumunan banyak orang. Setelah sekian lama akhirnya dia menginjakkan kaki di kota impiannya yang selama ini ia idam-idamkan. 

Gadis dengan rambut terurai itu kini menduduki kursi taman yang letaknya tak jauh dari tempatnya tadi, dia pun mengeluarkan sebuah kanvas kecil dan sebuah pensil sketsa. Veis menatap lama sebuah bangunan besar yang berhasil menarik perhatiannya, Eiffel tower. Mata veis berbinar-binar, tak sadar bahwa rintik-rintik hujan mulai membasahi Kota Paris.

 Mata veis berbinar-binar, tak sadar bahwa rintik-rintik hujan mulai membasahi Kota Paris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah! Hujan". Ucapnya spontan, dengan cepat ia memasukkan kanvas yang masih kosong dan pensil sketsa ke dalam kopernya. Gadis itu berlari meninggalkan taman yang sudah setengah basah dan diikuti oleh beberapa orang di belakangnya. 

Di sisi lain, deretan kafe mulai memancarkan aroma roti dengan lelehan mentega yang baru saja dipanggang. Hujan semakin menderas, kini Veis meneduh di bawah atap kafe yang tak berkehidupan sambil menengadahkan kepala, melihat rintik-rintik hujan yang jatuh dari genteng.

 Hujan semakin menderas, kini Veis meneduh di bawah atap kafe yang tak berkehidupan sambil menengadahkan kepala, melihat rintik-rintik hujan yang jatuh dari genteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Tak-Tuk

Suara tapak sepatu kulit yang berasal dari seorang laki-laki jakung, memakai plaid shirt dengan napas yang terengah-engah membuat Veis menolehkan kepalanya.

"Malchanceux! (Sial!)" ucap laki-laki itu kesal. 

Veis hanya terdiam karena tak mengerti, kini hanya ada suara hujan yang kian menderas seolah tak ada harapan untuk mereda.

—Siapa?

Keheningan menyelimuti mereka berdua. Tak lama kemudian, sosok laki-laki itu menoleh ke arah veis seakan baru sadar akan kehadiran dirinya.

"As-tu froid? (Kamu kedinginan?)" Tanya laki-laki itu. Veis mengerutkan keningnya, diam untuk beberapa saat sambil terus melihat sosok laki-laki yang sedang berdiri di depannya. Dia mencoba memahami kalimat yang dilontarkan menggunakan bahasa Prancis itu.

Bahasa Prancis? Mana gue tau! Veis stop seem like stupid people. 

Laki-laki itu mencetak senyum simpul setelah melihat ID Card yang bergantung di leher Veis, namun dengan cepat memasang wajah datar lagi.

"Sorry i can't-"

"Lo kedinginan?" tanyanya, lagi. Namun kali ini menggunakan bahasa yang berbeda, bahasa asalnya. Seketika gadis itu membelalakkan matanya. 

Orang Indonesia!?

Belum sempat berpikir, laki-laki jakung itu langsung menyelimuti punggungnya dengan jaket hitam yang sedikit basah.

"Pakai aja." ucap laki-laki jakung itu sebelum akhirnya berlari ke gang jalan yang letaknya persis di samping Veis.

T-tunggu!

Tanpa berpikir panjang, Veis menyusul sosok laki-laki itu. Dia menyusuri gang yang tak familiar baginya. Anehnya, laki-laki itu menghilang entah kemana. Hembusan angin malam yang tertutupi oleh suara hujan yang semakin menderas membuat suasana semakin dingin.

Veis terus berjalan dengan jaket laki-laki tadi yang masih melekat di punggungnya, gadis itu berhenti persis di ujung jalan. Sebuah gedung yang lagi-lagi berhasil mencuri perhatiannya.

Veis diam terpaku sebelum akhirnya berhasil melontarkan beberapa kata.

"Wait, ini kan.." 

____________________________________ 

Author's note–

Sorry bgt kalo ada beberapa kesalahan dalam penulisan atau penulisannya belibet ya hehe,

cuz i'm still learning about writing~ and ini karya pertama yang aku bikin, semoga suka

ya.. intinya i'm waiting for criticism and suggestions from y'all!.. Cya in the next episode (˶ˊᵕˋ˶) ~

Love,
–Thopeachfll

Love Sign!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang