part10, indahnya mimpi,

20 14 6
                                    

para santriwati dan santriwan yang terpilih ikut berkemping hanyalah 7 orang, sisanya bergabung dengan sekolahan lain, namun ada 6 yang menemani para santri, 3 laki-laki Gus Arkan Farhan dan Ardi, dan 3 perempuan, ana dan Ning Syifa dan juga Naura, mereka di tugaskan menemani para santri yang ikut,

meskipun terkesan tidak nyambung, tetapi ini aku buat, ya kak,

gus Arkan dan dua sahabatnya sedang menyiapkan keperluan buat nanti sore berkemah,

"gus, berarti kita di sana cuma satu hari saja ya" ucap pertanyaan Ardi, kepada Gus Arkan, Gus Arkan, yang mendengar ucapan Ardi pun langsung bersuara,

"kata siapa kamu! kita di sana dua hari Ardi, kalo sehari, bagaimana dengan para santri,"
hal yang Gus Arkan, ucapkan pun membuat Ardi dan Farhan yang mendengar itu pun langsung kaget, karena yang mereka dengar cuma hanya sekali,

"tapi Gus, kemaren saya mendengar bahwa kita, di sana, itu hanya satu hari saja"
unjar Farhan, dan di benarkan juga oleh Ardi, Gus Arkan menjawab,

"ia memang kemaren, rencananya seperti itu, tetapi tadi Abi saya di Jakarta, memberikan kabar, bahwa kita semua tetap ikut dua hari,"
unjar Gus Arkan, yang memang di beri kabar langsung oleh sang Abi, Abi Gus Arkan, bukan hanya seorang ustadz, tetapi ia juga, seorang guru agama di sekolah, yang kebetulan sekolah itu miliknya,

dia mengadakan acara Pramuka di sekolah, dan ia memberikan ijin setiap tahunya, untuk anak yang mondok ikut kegiatan Pramuka, meskipun di pesantren lain mungkin tidak, karena Abi Gus Arkan, tidak ingin anak-anak bangsa ketinggalan kegiatan Pramuka, meskipun di beri ijin setahun sekali, setidaknya mereka tidak ketinggalan kegiatan itu,

"berarti yang kemaren aku dengan, bukan tidak salah ya, hanya belum dapat keputusan yang pasti, dan yang kabar sekarang adalah benar?" ucap Farhan yang membenarkan perkataanya, karena ia hanya menanyakan saja, Gus Arkan pun mengangguk kepalanya tanda, tidak menyalahkan Farhan,

"hmmmss, benar kamu tidak salah, yasudah sekarang persiapan buat nanti sore sudah beres, kita lanjut istirahat dulu, karena nanti sore kita akan berangkat, naik kereta, agar cepat sampai di Jakartanya"
ucapan Gus Arkan pun membuat dua sahabatnya, faham mereka berdua pun langsung merabahkan badanya di kasur dan Gus Arkan pun hanya bisa menarik nafasnya, melihat kedua sahabatnya yang langsung pergi meninggalkan dirinya,

di tempat yang berbeda pula, kaum wanita lebih tepatnya mereka yang di ijinkan ikut kegiatan Pramuka, mereka pun mempersiapkan untuk nanti sore berangkat, tak lupa di bagi dua tugas, ada juga yang memasak untuk nanti bekal di perjalanan, karena dari Surabaya ke Jakarta, membutuhkan waktu 5 jam paling cepat,

"Naura, kamu sudah menyuapkan barang yang akan kamu bawa nanti,"
ucap kak ana, yang menanyakan Naura,

"sudah kak, Naura hanya membawa yang di butuhkan saja, bagaimana dengan kakak, apakah kakak juga sudah," tanya balik Naura kepada kak ana,

"sudah, para santriwati dan santriwan yang terpilih pun, sudah membawa apa saja yang mereka butuhkan, dan semua kumpul dulu di sini, kakak mau memberikan kalian dulu" ucap kak, ana membuat para santriwati yang sedang memasak pun berhenti dulu,

"nanti kita semua di sana, dua hari, dan masing-masing kelompok, harap semua jangan ada yang terpisah ya, karena kita para perempuan, dan laki-laki di pisahkan, tidak ada laki-laki yang ikut, pada saat kita bersama mencari jejak, dan mencari jejak di hutan, sebaliknya juga laki-laki pun mereka sama, mereka akan terlebih dahulu perginya, baru kemudian kita, karena anak-anak yang terpilih yang mondok, di pisahkan dengan anak-anak sekolah yang tidak mondok"

ucapan kak ana pun membuat, semua menjawab ia dan mengangguk kepala, tanda mereka mengerti,

mereka sudah berkumpul di tempat untuk pergi ke stasiun kereta api, tetapi sebelum itu Gus Arkan pun memberi tahu mereka,

"assalamualaikum semua, sebelum kita semua pergi menuju perjalanan yang lumayan jauh, saya sebagai pemimpin di Pesantren ini, ingin memberitahukan, bahwa nanti jika sudah sampai pada tempat tujuan, jangan ada yang terpisah dari masing-masing kelompok, karena kita di bedakan, saya harap semua mengerti, dan mungkin tadi sudah di sampaikan oleh kak ana, sebelum saya menyampaikan pesan ini pun"
ucap Gus Arkan, sambil melirik kak ana, yang memang tadi Gus Arkan, sudah memberitahukan kak ana terlebih dahulu,

"waalaikum salam Gus, na'am Gus kita semua, sudah di beritahukan tadi oleh kak ana,"
kata mereka bersama-sama,

"baik maka dari itu, mati kita semua berdoa dahulu sebelum pergi, agar selamat pada tujuan"
ucap Gus Arkan, yang langsung memimpin doa, mereka semua pun berdoa bersama, agar selamat pada tempat tujuan,

waktu berlalu begituh cepat, tak terasa hari ini sudah sore, mereka pun telah pergi ke stasiun kereta api, untuk menuju Jakarta, 13 orang yang pergi, 7 santriwati dan santriwan, orang lagi, yang mengajar mereka,
masuk ke dalam kreta api, sebelumnya sudah di jelaskan oleh Gus arkan, sebelum pergi, begituh juga dengan kakak ana yang menjelaskan,

waktu di kereta sudah 4 jam mereka semua pergi dari jam 5 dan nunggu di stasiun kereta 1 jam, mereka berangkat
jadi jam 6 sore, kini sekarang sudah jam 9 jam, namun karena situasi cuaca kurang bagus lebih tepatnya, malam ini hujan, jadi kereta di hentikan satu jam, di stasiun, jam 10 jalan kembali,

mata Gus Arkan tak sengaja, melihat lagi mata indah Naura, padahal dia niatnya melihat ke arah samping Naura, kebetulan memang di kereta, Gus arkan dan Naura lagi dan lagi, kebagian duduk bersama,
namun Naura seakan sadar, akan kesalahannya, karena matanya tak sengaja bertemu lagi dengan Gus arkan, Naura pun langsung membuang pandangan matanya ke arah sampingnya, bersandar di samping jendela kaca, tak lama ia pun menutup mata,

Gus Arkan yang melihat Naura menutup mata,

"niat hatiku ingin mengembalikan tasbih itu, tetapi aku lupa tasbih itu tidak aku bawa"
ucap batin Gus Arkan, Gus Arkan seakan tersadar hanya ia, yang masi belum tidur, dia pun langsung
ia langsung memejamkan matanya, dan dia pun tertidur, sebap Gus Arkan, yang paling belakangan tidurnya,
karena yang lain-lain sudah duluan,

"Ya Humaira" ucap laki-laki yang tak lain adalah Gus Arkan, kepada istrinya, sang istri pun mendekat kepada suaminya,

"Ya habibi"
ucap sayang sang istri sambil menuangkan air minum,

"Meski perhatian ku tak terlihat seperti Alif lam syamsiah, tapi cintaku kepadamu seperti aliflam Qomariah, terlihat jelas

Cintaku kepadamu seperti mad wajib musttasil... paling panjang banget di antara yang lainya....

Layaknya huruf tafkhim, namamu pun tercetak tebal di dalam hatiku....
Seperti hukum imalah yang dikhususkan untuk ro' saja, begitu juga aku yang hanya untukmu saja.."

ucap gombalan Gus Arkan pun membuat pipi sang istri memerah, lalu di lanjutkan kedua pasangan bercanda bersama, mimpi yang indah itu pun, membuat tidur Gus Arkan terlelap,



Ig:selviya_enjelista35

Tiktok: selviyaenjelista 1

Jangan lupa di follow dan komentar serta votenya kak terimakasih,

Bersambung....




Catatan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang