part 11, membangun tenda,

13 7 0
                                    

waktu pun berlalu kini sudah lima jam perjalanan, dan satu persatu yang tidur pun terbangun,
kini Gus Arkan dan Naura yang belum bangun, dan sahabat dari Gus arkan dahulu yang membangunkan Gus Arkan,
yang sedang tertidur sambil tersenyum,

"Gus, bangun! kita sebentar lagi kita sampai Gus,"
ucap Farhan, sambil menepuk-nepuk pipi Gus Arkan, tar lama pun Gus Arkan terbangun dari tidurnya, melihat ke sisi jendela, ternyata Naura sudah terbangun, Gus Arkan pun tersenyum kecil karena, mengingat mimpinya itu,

"afwan Gus, jika ana tadi mengganggu Gus sedang tidur, tetapi sebentar lagi kita sudah sampai gus"
ucap Ardi kepada sahabatnya, yaitu Gus Arkan, Gus Arkan pun tersenyum, langsung bersuara,

"na'am, tidak apa-apa anta membangunkan, ana justru Ana, harus berucap terimakasih kepada anta"
ucapan Gus arkan, kepada Ardi yang telah membangunkannya Gus Arkan, pun pindah posisi duduknya, bersama dengan Ardi sahabatnya, sementara Farhan sedang duduk dengan santriwan laki-laki,

Gus Arkan pun menjelaskan, kepada Ardi dan Farhan, karena posisi mereka duduk tidak jauh, Gus Arkan pun langsung bersuara dan memanggil Farhan juga, agar mendengarkannya,

"jika sudah sampai, di tempat jangan panggil pake panggilan di pesantren ya, karena ini sudah di luar pesantren, panggil saya dan kamu pun, seperti biasa saja, takut ada di antara mereka yang tidak mengerti bahasa Arab, karena kita yang mengerti, harus memahami yang tidak mengerti, tidak semua orang tau panggilan itu," karena memang sewaktu bertiga mereka, hanya menggunakan bahasa Indonesia aku kamu, atau saya, tidak menggunakan bahasa Arab,
ucapan Gus Arkan pun membuat Farhan langsung membuka suaranya,

"baik Gus, tadinya juga ana mau bicarakan tentang itu, tetapi anta sudah membahas terlebih dahulu," ucap Farhan yang mendengar ucapan Gus Arkan,

"na'am Gus, ana mengerti, sekali lagi Afwan Gus, Ana telah membangunkan Gus, dari mimpi indah Gus itu"
kata Ardi yang tadi, sempat tak sengaja membangunkan Gus Arkan dan Gus Arkan tersenyum, dalam tidurnya, Ardi sudah mengira Gus Arkan mimpi sangat indah, sampai tersenyum,

Gus Arkan yang mendengar ucapan Ardi, hanya bisa menyembunyikan keterkejutannya, karena memang iya, yang Ardi bilang, ia telah bermimpi sangat indah, bahkan jauh lebih indah, jika di dalam mimpi itu menjadi kenyataan,

tetapi Gus Arkan tidaklah menjawab, karena kereta keburu sudah berhenti, dan lebih memilih menghindari,

"Alhamdulillah"
ucap batin Gus Arkan, sungguh ia tidak ingin bercerita, tentang mimpi indahnya itu, takut tak seindah kenyataan,

Gus Arkan pun memberitahu semuanya untuk turun, berhati-hati, gus Arkan di paling belakang, karena ia harus memastikan agar tidak ada yang ketinggalan di kereta, barisan Gus Arkan ada Ardi dan Farhan sahabatnya,
mereka semuanya sudah turun, dan memasuki bus, yang memang sudah di pesan langsung oleh Abi Gus Arkan, menunggu di stasiun kereta,

kak ana yang bersama Naura duduk di bus, langsung bersuara,

"kenapa Naura"
ucap pertanyaan kak ana, memang kak ana, tidak memakai bahasa Arab, karena jika berbicara bahasa Arab, dia menyebut namanya terus, dia memakai bahasa Arab, jika di depan para santriwati dan santriwan serta Gus dan kiyai, selain itu kalo hanya berlima orang, dia hanya menggunakan bahasa Indonesia, yang lain pun sudah di beritahukan sebelumnya,

"tidak apa-apa kak, entalah aku merasa hatiku seperti merasakan, jatuh cinta, bukan mengagumi lagi seseorang"
ungkapan isi hati Naura, yang sudah seminggu ini, ia tahan-tahan, di depan kak ana, tetapi kali ini, hatinya semakin jelas, bahwa ia bukan mengagumi tetapi mencintai,

"aku tau, bahkan sangat tau siapa orangnya"
perkataan kak ana, yang pelan pun Masi bisa terdengar oleh Naura, memang mereka berbicara pelan-pelan, demi tidak menggangu para santri yang lain, dan tidak terdengar oleh Gus Arkan, serta sahabatnya,

"siapa kak?"
Naura pun angkat suara, karena dia belum memberitahu kan, tetapi kak ana, sudah mengetahuinya"

"Gus Arkan, ia kamu mencintainya, bukan mengaguminya, terlihat jelas saat matamu bertemu Gus Arkan, ada yang berbeda" ucapan kak ana pun membuat Naura menundukkan kepalanya, tanda ia memang benar, jika Naura memang mencintai Gus Arkan,

"aku tidak tau kak, yang jelas setiap aku berdekatan dengan Gus Arkan, jantungku berdetak tak menentu, entah apakah aku mencintainya, atau aku mengaguminya"
jawab jujur Naura kepada kak ana, kak ana pun langsung menarik nafasnya dan menghembuskan perlahan-lahan dan berkata menasehati Naura,

"Jika kamu mencintainya, jangan mencintai yang belum halal untukmu, karena hati manusia bisa berubah sewaktu-waktu rawatlah bunga dengan sangat baik, jika ia subur, maka kupu-kupu mana yang tak datang kepadamu,"

"iya terimakasih kak, nasehat kakak, akan selalu Naura ingat, dan insyaallah Naura akan merawat bunga itu, sampai ada kupu-kupu yang datang menemui Naura,"

ucapan kak ana pun membuat Naura mengagumi perkataanya, dan akan menjadi motivasi untuk Naura sendiri, kak ana yang melihat Naura sedang membawa sebuah buku, langsung bertanya,

"Mengapa kamu membawa buku diary Naura"
Ucapan pertanyaan kak ana pun membuat Naura langsung memasukan kembali bukunya ke dalam, tas gendongnya itu,

"Tidak apa-apa kak, di setiap bap buku ini, akan aku tulis perjalanan ku"
Ucapan jujur dari Naura pun, membuat kak ana mengerti,

lama berlalu di perjalanan kini bus yang mereka tumpangi sudah tiba ada lokasi perkemahan Pramuka, tepatnya di Jakarta, tempatnya di bumi perkemahan Ragunan,

mereka semua sampai pada pukul 01:46 karena terjebak macet di jalan, dan hujan, akhirnya mereka sampai siang hari, kemudian kelompok di bagi-bagi Gus Arkan dan santriwan laki-laki di satukan, kemudian. dan santriwati perempuan di pisahkan, kak ana bersama Ning Syifa dan juga Naura, bersama santriwati perempuan, begitupun dengan Gus Arkan dan sahabatnya,

 dan santriwati perempuan di pisahkan, kak ana bersama Ning Syifa dan juga Naura, bersama santriwati perempuan, begitupun dengan Gus Arkan dan sahabatnya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Anggap ini ajh ya tendanya,

mereka pun membangun tenda, tenda itu tidak terjauh terpisahnya hanya tujuh langkah sudah sampai di tempat Gus Arkan, di bantu oleh para laki-laki membangun tenda kemah, berbeda dengan yang anak-anak sekolah lain, karena para santri ini cuma hanya di ijinkan, mengikuti meskipun tidak full semua,

malam berganti malam ini, tidak begituh indah bagi mereka, karena kelelahan membangun tenda, mereka tidak mengikuti anak-anak sekolah lain, lebih tepatnya mereka, hanya di ijinkan yang pelajaran Pramuka perlukan, seperti api unggun dan mencari jejak, hal lainya, tidak di ijinkan oleh Abi Gus Arkan, karena takut menggangu kesibukan mereka,

namun malam ini, di tempat perkemahan para santriwati dan santriwan sedang mengaji, dengan suara tidak kencang, takut menggangu kesibukan anak lainya, meskipun mereka ikut acara, tetapi hafalan surat-surat Al-Qur'an mereka tidak melupakannya,






Jangan lupa follow Ig aku ya kak tiktok juga
Dan juga komentar votenyq,

Ig:selviya_enjelista35

Tiktok: selviyaenjelista 1

Agar aku lebih semangat lagi nulisnya,





Bersambung.......









Catatan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang