CHAPTER 1 - AWAL DARI SEMUA

70 9 1
                                    

Mobil melaju cukup kencang, suasana tegang karena Bu Marta (Ibu Jessika dan Naomi) dalam keadaan cukup memprihatinkan. Seluruh badannya bernanah seperti cacar monyet. Tak berhenti dia menggaruk-garuk badan, yang dirasa gatal dan panas.

Jessika yang berada di samping Bu Marta terlihat sangat panik, sambil memegangi sang ibu,
"Pa, buruan,Pa! Kasihan mama makin merah badannya!"

Jessika yang berada di samping Bu Marta terlihat sangat panik, sambil memegangi sang ibu,"Pa, buruan,Pa! Kasihan mama makin merah badannya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak Cahya yang terbawa suasana semakin panik sambil mengatur jalannya mobil. Naomi duduk di samping Pak Cahya hanya terdiam, bingung mau bertindak apa.

"Iya,Nak. Sebentar. Abis ini kita udah sampai kok.", ucap Pak Cahya, mencoba menenangkan.

"Sakitttt,Paaaaa!!!!!", rintih Bu Marta, tidak sadar kulit lengan bagian kanan mengelupas berdarah akibat digaruk terlalu keras,
"Aaaghhhhh!!!!....."

"Mamaaa!!!," kata Naomi, spontan.

"Lengan mama berdarah, Kak. Kasih kain buat nahan darahnya biar gak makin parah!"

Pak Cahya sekali lagi mencoba menenangkan, meskipun keadaan semakin keos,
"Sabar, sayang. Ini udah deket.", sesekali mengelus rambut istri tercinta.

Tak lama kemudian, sampailah mereka di RS yang dituju. Butuh waktu kurang lebih 30 menit buat mereka sampai ke rumah sakit tersebut. Dengan sigap Pak Cahya menggendong Bu Marta ke dalam ruangan. Diikuti Jessika dan Naomi, cemas.

🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️

Setelah beberapa jam di periksa dan di cek, dokter menyatakan bahwa kondisi Bu Marta semakin kritis, ditambah akibat bocoran darah di lengan, menambah kondisi Bu Marta semakin drop.

Pak Cahya, Jessika, Naomi menemani Bu Marta terbaring, tertidur pulas. Naomi menangis, tidak tega melihat kondisi ibu yanh semakin memprihatinkan, Jessika menenangkan Naomi.

Pak Cahya bingung, merasa bersalah dan cemas,
"Papa mau ke depan dulu, cari angin."

Jessika dan Naomi mengiyakan, memaklumi mungkin Pak Cahya kecapekan memikirkan semua ini, ditambah sang istri kritis. Pak Cahya berjalan lemas keluar ruangan. Naomi duduk di samping ibu,
"Maa.. Bangun, Ma."

PENGHUNI RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang