CHAPTER 8 - HAL ANEH

22 5 0
                                    

Keesokan harinya, Jessika masih tertidur lelap dibuat kaget mendengar suara dentuman dari bawah kasurnya. Tidak salah dengar, Jessika mencoba untuk fokus mendekatkan telinganya ke samping bawah kasur. Memang jelas, suara dentuman semakin keras. Ia melihat kolong kasur di sekelilingnya. Tidak ada apa-apa.

Saat ia ingin mengembalikan posisi badan, tiba-tiba .......

Sosok wanita tua yang dimaksud Naomi muncul di balik pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok wanita tua yang dimaksud Naomi muncul di balik pintu. Meringis ke Jessika dan tangan kanannya menunjuk ke arah bawa kasur. Jessika mencoba memberanikan diri meski sambil terengah-engah,
"Mau apa kamu?,"

Tangan hantu itu masih menunjuk ke arah bawah kasur tanpa menjelaskan, tatapan tajam mengarah, Jessika kali ini cukup takut.

"Ckrakkkkkkk......"

Mbak Asih membuka pintu kamar, datang membawa sepiring nasi merah dan segelas susu diatas nampan plastik.

"Hufttttt, bikin kaget aja kamu."

Menunduk,
"Maaf, Non. Ini, Mbak bawain nasi merah dan susu. Sarapan yang cukup baik buat kondisi Non sekarang."

"Kamu taruh sana," ucap Jessika, pandangan ke arah meja kecil di samping kasur tidur.

Mbak Asih berjalan dan meletakkan menu sarapan hari ini,
"Saya permisi dulu, Non."

Tanpa menjawab, Jessika kebingungan ditambah ketakutan melihat sosok wanita tua berwajah pucat tadi. Sosok yang sama persis seperti cerita Naomi sebelumnya. Disini Jessika menyesal, kenapa dulu tidak percaya dengan Naomi. Jika dia percaya pasti kematian Naomi tidak akan terjadi karena ia akan mencari cara untuk mengetahui maksud sosok itu. Namun, semua sudah terlambat.

🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️

Hari ini Pak Cahya sudah bisa kembali ke rumah. Kondisinya mulai meningkat dan membaik. Hanya saja kedua tangannya masih sedikit nyeri. Diperjalanan, Jessika yang menyetir mobil mengawali pembicaraan,
"Pa?, papa ngerasa ada yang aneh gak sih di rumah baru ini?,"

Pak Cahya mengangkat kedua alis, heran, mendadak sang anak mempertanyakan hal yang tidak ia kira,
"Aneh?, gak ada dan gak tahu, Nak. Kenapa emang?,"

Jessika berusaha fokus menyetir mobil pinjaman tantenya itu, sambil menjelaskan,
"Belakangan ini, aku diliatin sosok yang sama seperti Naomi ceritakan dulu, Pa. Wanita bermuka pucat, mulut terbuka lebar, badannya penuh darah."

Pak Cahya bingung, masih mencerna maksud Jessika,
"Hantu?,"

Jessika menganggukkan kepala.

"Papa gak tau, Nak. Jangan tanyakan apa yang Papa gak bisa mikir itu apa." Ujarnya cukup tegas, menatap ke depan melihat jalan raya.

Oke. Jessika tidak mau membahas itu lagi. Kondisi sang papa masih belum pulih normal, menceritakan hal itu sama saja memberi beban baru kepada Pak Cahya. Jessika kembali fokus.

PENGHUNI RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang